news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengikuti Hari Pertama Kuliah 'Online' di UGM dan Universitas Muhammadiyah Yogya

Konten dari Pengguna
16 Maret 2020 21:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Rimawan Pradiptyo, saat menggelar kuliah daring pada Senin (16/3) siang. Foto : Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Rimawan Pradiptyo, saat menggelar kuliah daring pada Senin (16/3) siang. Foto : Widi Erha Pradana
ADVERTISEMENT
Secangkir kopi tubruk sudah siap di meja Rimawan Pradiptyo di lantai 2 Gedung FEB (Fakultas Ekonomika dan Bisnis) UGM. Laptopnya sudah terbuka. Di layarnya sudah terbuka jendela aplikasi Cisco Webex Meetings. Dari aplikasi itulah dua puluh lebih mahasiswanya melihat Rimawan menyampaikan materi tentang Ekonomika Kriminalitas untuk .
ADVERTISEMENT
“Semua bisa lihat saya ya?” kata Rimawan sebelum memulai materinya.
Setelah semua mahasiswanya dipastikan bisa melihat video dan suaranya, baru Rimawan memulai menyampaikan materi. Di bagian bawah layar laptopnya, terlihat video mahasiswa-mahasiswanya mengikuti kuliah daring(online)nya.
Di tengah proses perkuliahan daring itu, salah seorang mahasiswanya menyela karena tak bisa melihat materi yang disampaikan oleh Rimawan. Namun masalah itu langsung dapat diatasi karena materi yang disampaikan juga sudah bisa diunduh di Sintesis, yakni sistem pembelajaran daring milik FEB UGM.
“Maklum ya, soalnya kan baru hari pertama, jadi wajar kalau ada sedikit kendala-kendala teknis,” kata Rimawan lagi kepada para mahasiswanya.
Menurut Rimawan, tak ada perbedaan signifikan antara pembelajaran secara daring maupun tatap muka langsung. Justru ketika pembelajaran daring, dia maupun mahasiswanya jadi bisa lebih santai dan leluasa.
ADVERTISEMENT
FEB UGM, menurutnya memang sudah dilengkapi berbagai sarana untuk menunjang pembelajaran daring. Mulai dari jaringan akses internet yang memadai sampai sistem pembelajaran daring yang bernama Sintesis. Melalui Sintesis, semua tugas, materi, maupun pengumuman tentang proses perkuliahan bisa diunggah dan dapat diakses oleh setiap mahasiswa.
“Kami memang sudah memiliki fasilitas yang memadai untuk itu, dan sudah kita bangun sejak lama,” lanjutnya.
Jaringan Internet
Dosen MM UGM, Fahmi Radhi dalam kuliah daring Senin (16/3). Foto : dokumen Fahmi Radhi.
Jaringan internet yang buruk kerap jadi momok bagi pelaksanaan pembelajaran daring. Namun siang itu, Rimawan tak merasakan ada masalah dengan koneksi internet.
“Saya tidak ada masalah dengan koneksi internet. Anak-anak juga aman, tidak ada yang bermasalah, semua bisa mengikuti kuliah dengan baik,” ujar Rimawan.
Meski baru sekali ini menggunakan aplikasi Webex, namun Rimawan bisa dengan cepat beradaptasi. Biasanya dia menggunakan Skype, Zoom, maupun aplikasi lainnya dalam melakukan pembelajaran daring.
ADVERTISEMENT
Aplikasi ini menurutnya sangat mudah dipakai. Aplikasinya juga terbilang ringan, tak perlu perangkat dengan "spek dewa" untuk bisa menginstal-nya.
“Pakai HP juga bisa. Nyatanya ini anak-anak bisa semua,” ujarnya.
Pagi sebelum melakukan pembelajaran, Rimawan telah mengirimkan tautan melalui email khusus untuk mahasiswa UGM. Mahasiswa tinggal meng-klik tautan itu, maka dia sudah bisa mengikuti perkuliahan Rimawan secara daring.
“Jadi mudah sekali sebenarnya,” tegas Rimawan.
Namun, hal yang berbeda dialami oleh Dosen MM UGM Jakarta, Fahmi Radhi, yang melakukan kuliah daring pada pukul 09.00 WIB. Fahmi mengajar dari kediamannya di Yogyakarta untuk mahasiswanya yang berada di Jakarta. Fahmi menggunakan platform whereby, platform yang secara resmi digunakan oleh kampus MM UGM Jakarta.
“Kami mengalami kendala kuota dan kualitas sambungan internet. Gambar dan suara bergoyang putus-putus. Akhirnya saya cuma say hello dan berikan tugas dikumpulkan via WA,” kata Fahmi.
ADVERTISEMENT
Kuliah Daring Non Conference
Ratih Herningtyas saat memberikan kuliah offline. Foto : dokumen pribadi
Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ratih Herningtyas, pada pukul 3 sore Senin (16/3) mengampu mata kuliah American Global Politics untuk 40-an mahasiswa FISIPOL Hubungan Internasional (HI).
Ratih menggunakan aplikasi resmi dari UMY yakni learning.socpol.umy.ac.id di mana mahasiswa tinggal login di aplikasi berbasis web tersebut untuk mengikuti paparan materi dari Ratih.
“Kalau nanti mahasiswa masuk maka akan terlihat dia sudah aktif. HI UMY sudah lama menggunakan ini cuma porsinya maksimal 40 persen dari total jumlah pertemuan. Nah, karena ini situasi khusus ya bisa saja 100 persen daring, sudah siap intinya,” kata Ratih sesaat sebelum kuliah daring dimulai.
Dengan materi yang diunggah Ratih, mahasiswa bisa memberikan pertanyaan, komentar, atau menjawab pertanyaan melalui tools yang sudah tersedia di aplikasi. Bahkan, para mahasiswa juga bisa berdiskusi layaknya di forum daring internet.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran teleconference belum dipilih oleh Ratih sebagai basis kuliah daring menimbang akses internet masing-masing mahasiswa yang berbeda-beda. Kalaupun materi live video dilakukan Ratih memilih live video yang satu arah saja dengan menggunakan berbagai aplikasi pilihan seperti facebook live, line, atau skype.
Atau, Ratih bisa merekam terlebih dahulu kuliahnya kemudian diupload ke aplikasi dan hanya bisa dilihat dalam durasi waktu tertentu misalnya hanya bisa bisa dilihat 3 jam pada pukul sekian sampai sekian.
“Tujuannya agar mereka prepare beli kuota atau mencari jaringan wifi yang bisa mengakses video dengan bagus. Akses pada internet cepat dan murah masih jadi kendala di negara kita maka intinya sistem kita memudahkan mahasiswa,” jelas Ratih.
ADVERTISEMENT
Ratih belum menentukan berapa pertemuan pada semester ini yang akan menggunakan kuliah daring. Ada 16 pertemuan dalam semester ini dan pertemuan pada Senin (16/3) adalah pertemuan keenam. Ratih akan menunggu keputusan rektor mengenai bagaimana skenario pengajaran di pekan depan dan selanjutnya.
“Sementara keputusan rektor baru untuk satu minggu menunggu seluruh kelas dan area kampus didisinfektan. Pekan depan bagaimana tunggu keputusan rektor lagi, intinya dosen siap dengan skenario apapun,” kata Ratih.
Ujian Tengah Semester Daring
Mahasiswa tampak mengikuti kuliah daring dari Rimawan Pradiptyo. Foto : dokumen Rimawan Pradiptyo
FEB UGM sudah memasuki ujian tengah semester (UTS) dua pekan dari sekarang, maka Rimawan Pradiptya sudah menyiapkan skenario apabila setelah dua pekan ke depan ternyata situasi tak juga membaik. Ujian akan menggunakan sistem daring berupa pengawasan secara daring maupun menggunakan mekanisme lain.
ADVERTISEMENT
“Bisa saja kita menggunakan take home exam. Dan itu bukan berarti lebih gampang lho, karena soalnya kan pasti dibuat berbeda,” ujarnya.
Bahkan jika celakanya situasi tak kunjung membaik sampai semester depan, Rimawan mengatakan tak jadi masalah jika proses pembelajaran akan dilakukan secara daring seperti sekarang ini.
“Kita tidak ada masalah, tahun depan mau begini lagi ya silakan. Jadi tidak ada alasan lagi dosen tidak bisa mengisi kuliah karena misalnya sedang ke luar kota. Mahasiswa yang lagi sakit saja bisa tetap ikut,” kata dia.
Akibat wabah Covid-19 yang tak kunjung mereda, rektorat UGM telah mengeluarkan surat edaran supaya proses pembelajaran mengedepankan menggunakan sistem daring. Di FEB UGM, kata Rimawan, semua mata kuliah dari S1, S2, sampai S3 bahkan wajib disampaikan secara daring.
ADVERTISEMENT
Mematahkan Hipotesis
Rimawan menjelaskan, pengalaman hari pertama kuliah daring di UGM menggugurkan beberapa hipotesis penerapan kuliah daring.
Pertama, dengan kuliah daring, maka mahasiswa akan berebut mencari akses wifi gratis di kampus yang justru akan memperburuk kemungkinan transmisi virus corona. Hal itu tidak terbukti sebab kampus jauh lebih sepi daripada saat hari libur.
Kedua, banyak mahasiswa akan tidak ikut kuliah daring, hal itu pun tidak terbukti sebab software memungkinkan dosen bahkan melihat ekspresi wajah masing-masing mahasiswa
"Ada dampak yang tidak terantisipasi sebelumnya namun positif. Apa itu? Mahasiswa sangat aktif di kuliah, jauh lebih aktif dibanding dengan saat mereka mengikuti metode konvensional (tatap muka). Nah menarik kan?," pungkas Rimawan. (Widi Erha Pradana / ESP / YK-1)
ADVERTISEMENT