5 Perubahan Struktur Sosial Masyarakat Pasca-Pandemi di Masa Lalu

Konten dari Pengguna
9 Mei 2020 8:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi transformasi individu dan masyarakat. Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transformasi individu dan masyarakat. Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah ribuan tahun peradaban manusia, sudah berulang kali menghadapi pandemi. Beberapa menjadi paling dikenang karena jumlah korbannya yang mencapai jutaan; seperti Black Death dan flu Spanyol 1918, meskipun tidak dalam cara yang sama seperti kita mengenang perang besar dunia.
ADVERTISEMENT
Akibat dan dampak pandemi mengubah bagaimana komunitas masyarakat berfungsi. Pengetahuan dan teknologi kesehatan berkembang, membentuk aturan-aturan negara dan mempengaruhi kebiasaan masyarakat.
Pandemi coronavirus penyebab COVID-19 sudah mengubah cara hidup manusia dalam lima bulan sejak kemunculannya. Anak-anak sekolah dan sebagian pekerja sekarang belajar dan bekerja dari rumah, penggunaan masker menjadi atribut pasti dalam berbusana, tempat-tempat cuci tangan sekarang lebih mudah ditemukan dan masih banyak lagi lainnya. Perubahan-perubahan ini adalah keniscayaan dari sebuah pandemi, sebagai bentuk adaptasi manusia pada kondisi hidupnya.
Tapi manusia masih belum tahu perubahan besar struktur sosial masyarakat seperti apa yang akan terjadi pasca-pandemi kali ini. Kita akan mengalaminya sebentar lagi. Berikut perubahan masyarakat dari 5 pandemi di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Black Death atau Pes (1347-1351): Munculnya Negara Bangsa dan Rasisme
Diperkirakan 60 persen populasi Eropa meninggal akibat wabah itu. Seperti dicatat Andy Mukherjee dari Bloomberg, penyakit ini menewaskan begitu banyak orang sehingga menimbulkan kesadaran bagi para penyintas untuk meningkatkan standar hidupnya. Sejarawan mengatakan bahwa wabah ini berdampak pada kebangkitan babak ekonomi merkantilis (kekuatan negara) dan munculnya negara bangsa serta gerakan-gerakan keagamaan yang menyebabkan Reformasi Gereja kemudian.
Menurut Alexandre White, asisten profesor sosiologi dan sejarah pengobatan di John Hopkins University, epidemik pes di Cape Town Afrika Selatan pada 1901 menghasilkan sebuah karantina terpisah yang rasial dan agresif, yang dalam banyak cara, berlanjut menjadi praktik apartheid. Ini adalah salah satu contoh bagaimana rasisme dan kefanatikan membawa respons agresif dan menindas bagi masyarakat yang paling terpinggirkan. Black Death juga merupakan titik balik dalam intensifikasi prasangka dan kefanatikan Eropa terhadap minoritas, khususnya Yahudi.
ADVERTISEMENT
Cacar (Abad 15-17): Dimulainya Kapitalisme Modern
Wabah ini membuka jalan bagi penjajahan Amerika dan mengubah cara menilai uang, keduanya merupakan poin penting dalam pengembangan kapitalisme modern. Cacar yang menewaskan sebanyak 95% dari suku asli Amerika, sebagian besar sebelum orang-orang Eropa memulai penaklukan masif mereka.
Kekayaan mineral yang dieksploitasi dari "Dunia Baru" dalam bentuk emas dan perak menyebabkan inflasi besar-besaran di Kekaisaran Spanyol dan "revolusi harga" yang dihasilkan mengubah bagaimana uang dinilai.
Kolera (1817-1854): Perombakan Sistem Sanitasi Eropa
Inggris melakukan perbaikan pada sistem sanitasi kota dan memperketat aturan suplai air karena wabah ini. Kesadaran warga untuk mencuci tangan sebelum makan juga meningkat setelahnya. Perombakan besar-besaran di London ini menginspirasi kota-kota Eropa lainnya.
ADVERTISEMENT
Hasil investigasi John Snow yang mengungkap bahwa kolera menular melalui air dan masuk melalui mulut. Selain itu, peta tematik buatannya juga menunjukkan bagaimana tindakan pencegahan dan penentuan sumber penyakit bisa ditentukan.
Flu 1918: Mempertanyakan Pengetahuan Medis
Wabah ini menginfeksi sekitar 500 juta dan membunuh sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Tetapi pemerintah pada saat itu meremehkan atau bahkan menyangkal keseriusannya. Diperkirakan bermula dari bagian Eropa barat atau tengah, sebelum muncul di Spanyol.
Penyakit ini mendapat nama “Spanyol” karena di negara tersebutlah penyakit ini mendapat perhatian. Surat kabar di negara semenanjung Iberia ini meliput dan mengabarkan tentang sebuah penyakit mematikan. Salah satu kasus-kasus awal Flu 1918 adalah Alfonso VIII, raja Spanyol.
ADVERTISEMENT
Dalam sisi lain, Flu Spanyol meningkatkan angka harapan hidup, karena membunuh orang-orang yang dalam kondisi kesehatan bermasalah dengan efektif. Namun, berbeda dari kebanyakan flu yang lebih berbahaya pada anak-anak dan manula, Flu Spanyol menyerang umur menengah, 20-40.
Di sebagian negara Barat, wabah ini membuat mereka kecewa pada pengetahuan dan berpaling darinya. Pada 1920an, di AS pengobatan tradisional mengambil peran besar dan menyebar di seluruh dunia.
Namun, di negara-negara yang tidak terlalu menggunakan metode saintifik, dampaknya justru kebalikannya. China menjadi sangat ilmiah, memberikan pelayanan kesehatan publik dan pengawasan penyakit yang lebih baik, serta pengumpulan data kesehatan yang lebih terorganisir.
SARS: Bersiap pada Pandemi
Wabah SARS tahun 2002-2003 meningkatkan kesadaran tentang pencegahan penularan virus. Pemerintah Hong Kong membersihkan permukaan-permukaan di ruang publik secara teratur dan penggunaan masker menjadi hal yang umum di jalanan. Tidak mengherankan jika penanganan Covid-19 di Hong Kong lebih maksimal karena kesadaran warga yang sudah terbangun dari wabah-wabah sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi di Taiwan dan kawasan Asia timur lainnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak memberikan perubahan besar pada dunia, Flu Babi pada 2010 mungkin telah mengekspos kerentanan sistem perawatan kesehatan negara terhadap wabah yang bergerak cepat dan seperti flu. Pandemi saat ini membuktikan betapa negara-negara di dunia –miskin dan kaya—tidak siap dalam menghadapi sebuah ancaman kesehatan.
Perubahan dalam pikiran kolektif suatu masyarakat mungkin menjadi dampak paling mendalam dari sebuah pandemi. Tragedi ini menghasilkan ide-ide baru yang dapat mendorong perubahan kelembagaan dan bertahan lebih lama. Dunia akan berjalan ke arah yang lebih baik. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)