5 Rekor Olahraga yang Pecah #diRumahAja

Konten dari Pengguna
30 April 2020 21:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seorang gadis mencetak rekor. Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang gadis mencetak rekor. Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Meskipun menyenangkan, #dirumahaja tidak berarti rebahan seharian. Ada banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
Di Italia dan juga negara Eropa lainnya, musisi memainkan musiknya di balkon rumahnya, yang berbakat menyanyi membentuk paduan suara yang juga ditampilkan dari balkon rumah mereka masing-masing. Semua menghibur diri dan lingkungannya untuk tetap tegar dan waras dalam pandemi ini.
Di Rusia, aktivitas untuk mengisi karantina di rumah saja dilakukan dengan penuh gaya. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan bergerak, namun juga menciptakan pencapaian pribadi dan dunia. Inilah beberapa catatan unik dari karantina di negara Eropa Timur itu yang dilansir dari kantor berita setempat:
1. Lari ke puncak Gunung Elbrus
Bagi pelari maraton Alexei Likharev, anjuran pemerintah untuk tetap di rumah bukanlah halangan untuk melakukan aktivitas fisik. Tidak tanggung-tanggung, dengan menggunakan tangga darurat gedung apartemennya, dia berlari naik turun untuk mencapai jarak ketinggian Gunung Elburs 5.642m. Catatan waktunya 9 jam 34 menit, dia harus naik turun tangga 280 kali.
ADVERTISEMENT
“Hal tersulit bagi saya adalah untuk berdamai dengan tidak adanya aktifitas fisik dan menekan rasa haus saya pada petualangan –dan saya tidak akan melakukan itu,” ungkapnya dalam video dokumentasi pencapaian ini.
2. 100 km di Tempat Tidur
Untuk menjaga kebugarannya demi mengikuti ajang Marathon Des Sables, Dmitry Yahkunyi melakukan latihan mandiri di apartemennya. Dalam kamarnya, dia berlari mengelilingi kasurnya sehingga menempuh jarak sejauh 100km. MDS adalah marathon terberat di dunia dengan jarak tempuh sejauh 250 km.
Sebagai satu-satunya peserta asal Rusia, Dmitry sudah mempersiapkan diri selama sembilan bulan lebih untuk lomba ini. Karena ada pandemi, lomba yang semula dijadwalkan untuk digelar April ini diundur hingga September nanti.
Menurut keterangan dari Dmitry, awalnya ide ini dainggap lelucon oleh keluarganya, namun dalam perjalanannya justru keluarganya mendukung dan bahkan ikut berlari bersamanya. Marathon ini memakan waktu 10 jam dengan sesekal disiarkan secara langsung di Instagram.
ADVERTISEMENT
3. 100 km di atas treadmill
Masih dari pelari, Ivan Motorin dan Iskader Yadgarov memperbarui rekor dunia berlari 50 km di atas treadmill sebagai bagian dari tantangan #RunAtHome.
Motorin menyelesaikan jarak dalam 2 jam 44 menit dan 18 detik sementara Yadgarov 2 jam 45 menit dan 10 detik. Rekor dunia sebelumnya, meskipun tidak resmi, dimiliki pelari Swis Matthias Kyburz yang memiliki catatan 2 jam 56 menit dan 35 detik.
4. Berdiri dengan Tangan di atas Paku dengan Beban di Punggung
Kedengarannya rumit. Iya, seperti itulah yang dilakukan atlet seni bela diri Mikhail Surikov. Rekor dunia dicptakan dari aksinya yang melakukan fist stand di atas papan berpaku sementara punggungnya diberi beban 10kg. Pada 13 April, ia berdiri dengan cara ini selama 2 menit 10 detik dan mempersembahkan pencapaiannya ini kepada semua petugas medis yang tengah berjuang memerangi coronavirus.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Mikhail juga menciptakan rekor lainnya dengan berdiri dalam posisi menunggang kuda selama 10 menit 30 detik dengan tambahan beban 10kg. Butuh kaki dan punggung yang kuat untuk menyelesaikan rekor ini.
5. 12 rekor dalam Satu Minggu
Karolina Chernykh, gadis 11 tahun asal Yekaterinburg tidak puas dengan satu rekor saja. Dalam maraton yang disebutnya sebagai “Paku dan Pemberat Melawan Virus dan Pandemi”, Karolina mencetak 12 rekor pribadi. Dari mengangkat beban sambil berdiri di paku hingga membalik ban seberat 70 kg sebanyak 150 kali dalam 20 menit.
Gadis ini mengaku bahwa mengangkat beban bukanlah hal sulit, karena dia sering melakukannya. Bagian yang paling menyiksanya adalah saat dia harus berdiri di papan berpaku.
ADVERTISEMENT
Pencapaian-pencapaian ini terlihat seperti bukanlah hal yang esensial, namun ini adalah cara yang mereka bisa lakukan untuk tetap waras dalam masa pandemi yang memaksa jutaan orang untuk tetap di rumah dengan memandang dinding yang sama setiap hari. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)