Apa Makna Perempuan Arab Saudi Merokok di Tempat Umum?

Konten dari Pengguna
17 Februari 2020 12:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perempuan Arab merokok shisha. Foto : Marwan Naamani / AFO
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan Arab merokok shisha. Foto : Marwan Naamani / AFO
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1908 di New York, seorang perempuan ditangkap karena merokok di muka umum. Masalahnya bukan karena merokok di muka umum yang mengganggu udara bersih bagi orang lain atau menyumbang karbon pemicu pemanasan global, melainkan karena pada masa itu, perempuan yang merokok sangat tidak diterima, adalah tabu dan tidak sesuai norma yang berlaku.
ADVERTISEMENT
Penggambaran awal dalam seni orang Eropa biasanya menjadikan perempuan perokok sebagai wanita tidak senonoh, binal atau dalam bahasa keseharian kita: bisa diapain ajah. Demikian pula pada era Victoria, rokok sering digunakan sebagai alat peraga fotografi erotis. Pesannya jelas: gadis baik-baik tidak merokok.
Seperti kelompok feminis barat pada awal abad 20, era perubahan sosial di wilayah Kerajaan Saudi memunculkan rokok, shisha dan vaping sebagi sebuah simbol emansipasi. Tahun lalu, pemandangan perempuan merokok di tempat umum masih ada dalam angan-angan, atau malah belum terbayangkan oleh warga kerajaan yang ultra konservatif.
Citra Arab yang Moderat
Terima kasih pada Pangeran Mohammed bin Salman, kini pemandangan perempuan merokok di tempat umum jadi pemandangan yang lazim di Saudi. Putera Mahkota yang merupakan penguasa de facto kerajaan adalah seorang reformis muda nan ambisius, meluncurkan serangkaian inovasi ekonomi dan sosial untuk memberikan citra moderat, modern dan ramah terhadap bisnis.
ADVERTISEMENT
Sang Pangeran memimpin Saudi menuju kemakmuran sesuai dengan petunjuk visi 2030. Perempuan Saudi sekarang sudah diizinkan mengemudi, datang ke konser hiburan dan stadion olahraga, juga memiliki paspor dan berpergian tanpa melibatkan persetujuan wali laki-laki.
“Saya merasa bahwa merokok di tempat umum adalah bagian perayaan kebebasan saya yang baru dimenangkan. Saya bahagia bahwa saya sekarang bisa memilih,” kata Rima (bukan nama sebenarnya), seorang karyawati swasta, pengunjung kafe kelas atas di Riyadh kepada kantor berita AFP.
“Hak-hak saya akan sepenuhnya dihormati ketika keluarga saya menerima saya sebagai seorang perokok,” kata Najla (26) yang juga nama samaran, masih dari AFP.
Meskipun ada kesadaran perubahan sosial yang cepat, standar ganda masih ada, bahwa itu masih dianggap sebagai skandal dan aib jika perempuan merokok tapi baik-baik saja untuk pria. Dia menceritakan temannya, seorang perempuan, yang dikirim ke klinik kecanduan karena kebiasaannya merokok diketahui oleh orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Memang, yang paling berbahaya dari merokok adalah ketahuan pihak keluarga. Hidup di negara konservatif yang bertaburan stigma negatif terhadap perempuan yang melakukan ini dan itu. Persetan dengan semua peringatan pemerintah terkait bahaya merokok di tiap kemasan, amukan orang tua jelas lebih berbahaya. Diperlakukan sebagi aib. Dicibir tetangga dan kolega juga termasuk salah satu bahaya, namun tidak se-signifikan efek ocehan orang rumah.
“Saya tidak akan memberi tahu mereka bahwa ini adalah tentang kebebasan pribadi saya, karena mereka tidak akan mengerti bahwa perempuan bebas untuk merokok seperti halnya pria,” kata Rima pada AFP.
Pada akhirnya, di Arab Saudi hari ini, merokok adalah bentuk keterbukaan seluas-luasnya. Ini jadi semacam “obor kebebasan,” simbol emansipasi dan kesetaraan dengan pria.
ADVERTISEMENT
Heba (36) seorang perokok lama, menggambarkan negaranya sebagai negara tertutup yang “semuanya terlarang bagi perempuan”, mengatakan bahwa merokok atau menghisap shisha di tempat umum bersama pria adalah sesuatu yang tidak bisa dibayangkannya. “Sekarang semuanya dibolehkan. Perempuan keluar rumah tanpa hijab, tanpa abaya dan bahkan merokok di tempat umum.” (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)