Ayah: Tempat Anak Berlatih Keterampilan Sosial dan Emosional

Konten dari Pengguna
16 Februari 2020 11:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ayah dan anak. Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ayah dan anak. Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Ayah ternyata adalah orang tua utama dalam mengembangkan keterampilan sosial pada anak-anak. Para ayah selama ini diragukan ketika menyangkut peran anak-anak mereka dalam pengembangan keterampilan sosial.
ADVERTISEMENT
Persahabatan, dalam banyak hal, menentukan akan jadi apa kita kelak. Dengan siapa seorang anak akhirnya berteman dan bagaimana mereka berteman, berada dalam kendali orang tua.
Dalam mengembangkan keterampilan sosial anak-anak seperti misalnya hubungan mereka dengan teman sebaya, kemampuan mereka untuk menyelesaikan konflik dan kemampuan mereka untuk berkonsentrasi, orang tua terutama ayah memainkan peran yang sangat besar. Bagi kebanyakan anak, teladannya akan menjadi jalan menuju ketahanan dan keterlibatan sosial seumur hidup.
Partisipasi ayah dalam pembelajaran sosial dan emosional dimulai dengan keterikatan sejak awal. Memiliki kedekatan dengan ayah serta ibu sejak bayi mewariskan manfaat jangka panjang dalam hal keterampilan sosial. Ini adalah awal dari proses panjang dan berkelanjutan, terutama selama bermain.
ADVERTISEMENT
Bermain dengan ayah sering kali merupakan konteks fisik di mana anak-anak mengembangkan keterampilan sosial yang mereka butuhkan untuk berteman dan bersahabat.
Foto : Pixabay
Adalah Ross D. Parke, seorang profesor psikologi, emeritus, dan mantan direktur Pusat Studi Keluarga di Universitas California, Riverside yang meneliti peran ayah yang berubah dan pengasuh lain dalam keluarga Latin dan Eropa Amerika.
Profesor Parke mengamati para ayah yang menyesuaikan permainan fisik mereka dengan kecepatan yang sesuai dengan anak-anak: melambat ketika anak mulai kewalahan dan peka terhadap ekspresi wajah yang menyerukan untuk bermain lebih lembut.
Jika seorang anak terlalu nakal, ekspresi wajah ayah mengkomunikasikan kepada anak-anak bahwa mereka harus mengubah perilaku mereka.
Anak-anak dari ayah yang mampu membuat peraturan bersama semacam ini lebih berhasil secara sosial dengan teman sebaya. Mereka telah belajar bagaimana mengenali dan menghasilkan isyarat emosional untuk mengelola hubungan. Mereka tahu bagaimana menghindari menjadi terlalu marah atau sedih dan bagaimana menjaga emosi mereka.
ADVERTISEMENT
Penelitian juga menunjukkan bahwa interaksi bermain yang sukses dengan ayah di kelas satu berkorelasi dengan keterampilan konsentrasi yang lebih baik dan prediksi prestasi akademik di kelas tiga.
Bermain dengan ayah juga terkait dengan kesopanan dan kapasitas untuk menunjukkan sikap positif dalam menghadapi kekecewaan. Singkatnya, anak-anak memperoleh paket pembelajaran sosial dan emosional dalam interaksi mereka dengan ayah yang dapat mereka terapkan pada berbagai situasi.
Tentu saja keterikatan yang kuat dan sehat tidak terbatas hanya pada ayah. Anak-anak yang terikat erat dengan ibu dan ayah mereka biasanya berharap bahwa dunia akan menjadi tempat yang positif dan akan merespons mereka dengan cara yang positif pula.
Foto : Pixabay
Ibu sangat penting untuk perkembangan emosi anak-anak dan mengelola hubungan dengan teman-teman. Namun, kontribusi Ibu seringkali mengambil bentuk yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Mereka lebih cenderung menyediakan bahasa atau kosa kata emosi dan menyampaikannya dalam format didaktik / pengajaran. Sedangkan para ayah cenderung lebih banyak memberikan pembelajaran sosial dan emosional mereka dalam konteks interaksi / bermain dan dalam bentuk yang tidak hanya soal linguistik.
Anak-anak yang beradaptasi dengan baik biasanya memiliki ayah yang menasihati mereka tentang hubungan dan memberi contoh bagaimana memperbaikinya, termasuk bagaimana menyelesaikan masalah bersama dan memperbaiki kesalahan masa lalu. Ini adalah contoh kognitif untuk menjaga hubungan baik dengan teman dan orang lain.
Bagaimana para ibu dan ayah menyelesaikan konflik juga menunjukkan bahwa setelah orang tua berselisih, jika mereka menyelesaikan berbagai hal dengan cara yang konstruktif, anak-anak akan melakukan lebih baik dan lebih mampu mengelola emosi mereka sendiri.
ADVERTISEMENT

Cara Menumbuhkan Kehidupan Sosial yang Sehat untuk Anak Anda

Foto : Pixabay
Jika dilihat dari uraian di atas, maka kontribusi ayah untuk keterampilan sosial anak-anak datang dalam tiga bagian: ikatan yang aman dan interaksi sosial; saran tentang pemecahan masalah untuk hubungan dengan teman, dan menunjukkan bagaimana ibu dan ayah menyelesaikan konflik mereka.
Cara terbaik untuk meningkatkan semua ini adalah dengan keterlibatan. Interaksi ayah-anak di mana masing-masing tumbuh peka dan responsif terhadap yang lain, adalah ritme yang akhirnya ditransfer anak-anak ke hubungan dengan teman, teman sebaya, dan dunia orang dewasa. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk membantu anak-anak mendapatkan ritme dengan benar. (Maya Puspitasari / YK-1)