Belajar ChatGPT dan Memotret Pagi, Serunya Pelatihan E-Business Diskominfo DIY

Konten Media Partner
4 Agustus 2023 12:45 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ChatGPT untuk menjawab pertanyaan anak sampai bikin caption produk dan memotret produk di pagi hari, jadi bahasan utama di kelas E-Business Diskominfo DIY.
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar pelatihan E-Business di Balai RW 8 Kalurahan Prenggan, Kotagede, Yogyakarta, pada Kamis (3/8/2023) siang hingga sore hari. Foto: AR
Peluang dan tantangan dalam era digital semakin mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk beradaptasi dengan perubahan. Dalam rangka mendukung transformasi digital UMKM, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar pelatihan E-Business yang inovatif sekaligus gampang dimengerti.
ADVERTISEMENT
Pelatihan tersebut mengusung dua aspek penting, yakni penjelasan secara makro mengenai perkembangan jualan online dan praktek langsung skill jualan online yang diperlukan secara nyata oleh para pelaku UMKM yang mayoritas adalah ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah berusia di atas 30 tahun.
Acara berlangsung di Balai RW 8 Kalurahan Prenggan, Kotagede, Yogyakarta, pada Kamis (3/8/2023) siang hingga sore hari.
Pranata Humas Muda Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Wiwik Lestariningrum. Foto: AR
Pranata Humas Muda Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Wiwik Lestariningrum, menyampaikan bahwa pelatihan teknis bagi pelaku UMKM di Yogya sangat penting sebab 99 persen pelaku bisnis di DIY adalah UMKM.
"Kami sangat senang dengan jalannya pelatihan UMKM hari ini. Harapannya dengan handphone, bapak-ibu peserta pelatihan ini bisa nambah omsetnya secara nyata. Dan nanti pasti berkelanjutan," ujar Wiwik Lestariningrum ditemui di sela pelatihan.
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada para pelaku UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan bisnis mereka.
Pelatihan fotografi produk memakan pencahayaan sederhana dan handphone. Foto: AR
Praktek pelatihan utama yang berkembang dalam pelatihan kali ini, Wiwik menjelaskan, adalah pemanfaatan ChatGPT dan keterampilan fotografi handphone dalam strategi pemasaran. Para peserta diberikan wawasan tentang bagaimana mengoptimalkan penggunaan ChatGPT untuk menyusun konten yang menarik serta teknik fotografi untuk menghasilkan gambar produk yang menonjolkan ciri khasnya.
“Dan praktek semua ya. Jadi tidak hanya sosialisasi atau teori tapi praktek langsung,” jelasnya.
Pelatihan E-Business di Prenggan, Kotagede, menurut Wiwik berjalan sangat menarik karena hampir semua peserta sudah memiliki produk yang selama ini sudah terbukti laku dijual secara offline dan sedikit-sedikit sudah memanfaatkan teknologi digital melalui Facebook atau Whatsapp.
ADVERTISEMENT
“Ada yang jualan susu kedelai, siomay, kerajinan perak, batik, karena ini Kotagede kan pusat kerajinan perak dan pusat UMKM juga,” terang Wiwik.
Para peserta pelatihan E-Business Diskominfo DIY. Foto: AR
Dengan adanya pelatihan E-Business ini, Diskominfo DIY berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan UMKM DIY agar dapat bertransformasi ke arah yang lebih digital dan berdaya saing.
“Para peserta pelatihan diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan dalam pelatihan ini guna memperluas jangkauan pemasaran mereka, baik di lingkungan DIY maupun di luar wilayah tersebut.
ChatGPT untuk Menjawab Pertanyaan Anak dan Caption Produk
Anggota Komisi D DPRD DIY, Stevanus Christian Handoko menyontohkan penggunaan ChatGPT untuk penggunaan sehari-hari dan untuk membuat caption produk. Foto: AR
Anggota Komisi D DPRD DIY, Stevanus Christian Handoko, yang menjadi salah satu narasumber membuka paparannya dengan paparan peraturan, kebijakan, dan program Pemda DIY terkait UMKM lalu langsung melangkah ke hal-hal konkrit bahwa sekarang telah berkembang banyak alat yang memudahkan ibu-ibu dalam berjualan dan juga untuk hidup sehari-hari.
ADVERTISEMENT
“Sakmeniko (sekarang) kalau ditanya sama anak, sudah nggak usah google. Ini pakai ChatGPT, lebih gampang,” kata Stev, pangggilan akrab Stevanus Christian Handoko.
Anggota Komisi D DPRD DIY, Stevanus Christian Handoko. Foto: AR
Stev mempraktekkan bagaimana ChatGPT memungkinkan ibu-ibu menjawab semua pertanyaan anak bahkan pertanyaan tentang pelajaran sekolah dan untuk masalah kesehatan diri sendiri. Stevanus kemudian mempraktekkan kemampuan ChatGPT dalam membantu para pelaku UMKM berjualan, yakni dalam membuat caption produk yang akan dijual di lapak online.
“Sudah sekarang nggak usah pusing bikin caption jualan yang menarik. Masukkan perintah ke ChatGPT saja, perintahnya yang detil, nanti keluar sendiri caption yang menarik, bisa lucu juga captionnya,” papar Stev.
“Saya akan dorong Pemda menganggarkan terus. Dari sisi DPRD saya akan suport penganggaran karena tugas saya salah satunya memastikan ada budgeting dan anggaran semacam ini. Dan bentuknya harus hybrid, teori dan praktek langsung, offline dan online,” papar Stevanus saat ditemui usai pelatihan.
ADVERTISEMENT
Keterampilan Fotografi: Cahaya Pagi dan Sore, Ambil dari Samping
Wisnu Nugroho, Owner 6miles Coffee, menjelaskan dan mempraktekkan fotografi produk dasar. Foto: AR
Wisnu Nugroho, Owner 6miles Coffee, yang menjadi pembicara kedua langsung menjelaskan langkah-langkah teknis bagaimana memotret produk dan kemudian mengunggah produk ke platform online sehingga menjadi konten yang menarik.
“Kalau motret pagi-pagi sebelum jam 9 atau sore setelah jam 3 sore ya Bu. Lalu motretnya dari samping cahaya. Ingat, cahaya itu terpenting untuk motret. Jangan melawan cahaya,” kata Wisnu.
Usai sesi bicara, Wisnu menjelaskan kepada wartawan bahwa yang paling menarik dari pelatihan E-Business di Prenggan, Kotagede adalah mayoritas peserta telah memiliki produk jualannya. Tetapi mereka belum bisa memasarkan atau mengemasnya dengan lebih menarik.
Salah seorang peserta pelatihan mempraktekkan foto produk. Foto: AR
Wisnu mencatat, di Kotagede banyak kerajinan perak Filigree yang sekarang sudah mulai jarang perajin yang membuatnya, sehingga perlu dilestarikan.
ADVERTISEMENT
“Filigree itu seperti benang perak yang nanti akan dirangkai menjadi hiasan seperti bross atau kalung, cincin. Kalau dipotret dengan baik akan terlihat cantik dan mudah terjual. Maka ini tadi langsung praktek biar mereka langsung bisa mencoba dan praktek di rumah juga,” jelas Wisnu.
Praktek memotret di pelatihan E-Business Diskominfo itu menggunakan pencahayaan lampu neon 30 watt dua buah yang ditutup payung sebagai pelembut cahaya dan background produk memakai kertas manila.
“Ini kita ajari pencahayaan buatan yang murah. Tapi kita saranin memanfaatkan cahaya matahari sebelum jam 9 dan setelah jam 3. Flash handpohone jangan lupa dimatan, balance disetel auto biar bisa mendapat warna presisi dari aslinya. Hal-hal sederhana yang ibu-ibu dan bapak-bapak ini kan tidak tahu,” papar Wisnu.
ADVERTISEMENT
Bukan Sosialisasi tapi Realisasi, Praktek
Pak Purnomo. Foto: AR
Pak Purnomo yang menjual canting untuk membatik sangat antusias mengikuti pelatihan memotret. Selama ini Purnomo menjual 1 canting batik seharga Rp 3 ribu untuk disetor langsung ke pengrajin batik langganan.
“Kalau bisa jualan online kan langganan pengrajin jadi lebih banyak,” katanya.
Bu Ratmi jualan susu kedelai, Ibu Sinta jualan siomay. Sepanjang pelatihan keduanya banyak tertawa karena tak menyadari bahwa handphone murahnya bisa untuk jualan dengan lebih baik.
“Sudah pokoknya nanti praktek terus, kalau teori bingung,” kata mereka berdua.
Bara Wahyu Riyadi, dari Garda Institut. Foto: AR
Tosa dari Kotagede, jualan unggulan cincin couple untuk pernikahan atau tunangan
dengan warna finishing hitam. Terbuat dari perak, dengan harga jual mulai dari Rp 800.000 sepasang.
“Menariknya pelatihan ini lebih ke realisasi, praktek, nggak hanya sosialisasi,” tandas Tosa.
ADVERTISEMENT
Bara Wahyu Riyadi, dari Garda Institut menjadi pemateri terakhir yang menjelaskan banyak hal tentang bagaimana sukses di era baru jualan ini.
“Medsos, pasarnya di sana. Ya sudah mari belajar medsos yang baik untuk jualan,” katanya.