Beo Abu-abu Afrika, Burung Cerdas yang Hobi Bantu Teman Terancam Punah

Konten dari Pengguna
15 Januari 2020 18:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beo abu-abu afrika. Foto : istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Beo abu-abu afrika. Foto : istimewa
ADVERTISEMENT
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa burung beo abu-abu Afrika akan membantu anggota lain dari spesies mereka yang membutuhkan. Perilaku saling membantu ini merupakan yang pertama ditemukan di antara spesies burung lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, para ilmuwan sebenarnya sudah tahu bahwa beo abu-abu Afrika memiliki otak yang besar sehingga membuatnya sangat cerdas dan memiliki keterampilan memecahkan masalah yang luar biasa. Namun belum diketahui, apakah beo abu-abu afrika juga memiliki kemampuan sosial yang kompleks seperti saling membantu satu sama lain.
Ahli Biologi dari Institut Teknologi Federal Swiss, Désirée Brucks mengatakan bahwa corvids, kelompok burung lain yang dikenal dengan sebutan burung cerdas, sejauh ini gagal menunjukkan kemampuan sosial itu.
“Burung beo belum diuji. Jadi itu tetap menjadi pertanyaan terbuka apakah kemampuan untuk saling membantu secara proaktif mungkin tidak berevolusi di dalam burung,” kata Brucks.
Brucks dan koleganya Auguste von Bayern, dari Max Planck Institute of Ornithology di Jerman, memasukkan banyak kombinasi pasangan beo abu-abu Afrika ke dalam kotak kaca dengan lubang di dinding pemisah yang memungkinkan kedua burung berinteraksi. Brucks dan Bayern kemudian melatih burung beo untuk “menjual” token logam ke seseorang melalui sebuah lubang dengan imbalan kacang.
ADVERTISEMENT
Beo cenderung memberikan lebih banyak token kepada teman dan keluarga, tetapi mereka juga membantu beo lain yang belum pernah mereka temui. Menariknya, beo tidak membantu ketika pasangan mereka diblokir untuk mengakses eksperimen, mereka dapat mengenali kapan bantuan mereka berguna dan diperlukan.
Perilaku yang dirinci dalam studi ini diterbitkan pekan lalu dalam jurnal Current Biology. Seorang Ahli Zoologi dari Lincoln Park Zoo di Chihago, Katherine Cronin memuji penelitian ini karena menggunakan permainan sederhana untuk mengetahui perilaku beo yang belum diketahui selama ini.
"Kami bisa sangat yakin bahwa kakatua abu-abu Afrika sedang mempertimbangkan bagaimana membantu pasangan mereka," kata Cronin.
Cronin juga menambahkan bahwa studi itu menambah bukti bahwa tidak semua hewan mementingkan diri sendiri sekaligus mengingatkan pada kita, bahwa mementingkan diri sendiri adalah kemewahan yang hanya dimiliki manusia.
ADVERTISEMENT
Terancam Punah
Burung beo abu-abu Afrika menjadi salah satu jenis burung yang paling banyak diperdagangkan secara ilegal di dunia. Hal itu membuat para ilmuwan dan pegiat lingkungan harus bekerja ekstra keras untuk menyelamatkan beo abu-abu Afrika.
Sebuah kandang burung di dekat Durban, Afrika Selatan, menjadi tempat burung-burung beo mantan hewan peliharaan yang berhasil diselamatkan. Ada yang ditinggal oleh pemiliknya, ada yang merupakan hasil sitaan petugas. Sementara ratusan ribu lainnya telah mati dalam perjalanan atau direnggut secara ilegal dari hutan Afrika Barat dan Tengah.
Saat ini, burung beo abu-abu afrika masuk dalam status terancam punah. Hal itu membuat para konservasionis, ahi genetika, pejabat pemerintahan, dan berbagai elemen masyarakat lainnya bergabung untuk melacak dan menghentikan penangkapan ilegal teradap beo abu-abu afrika. Mereka telah mengembangkan metode ilmiah yang dapat dengan cepat mendeteksi apakah seekor burung beo abu-abu afrika dicuri secara ilegal dari hutan.
ADVERTISEMENT
“Seringkali orang-orang terpesona mendengar burung beo di alam liar dan mengambilnya. Itu terjadi dalam jumlah besar, dengan sangat sedikit pengawasan,” kata Rowan Martin, direktur Program Konservasi Afrika di World Parrot Trust.
Beo abu-abu afrika, seperti kebanyakan beo, memiliki kekhasan yang membuat mereka sangat rentan. Mereka hanya bersarang di rongga yang sudah ada sebelumnya di dalam pohon-pohon besar dan tua karena tidak bisa membuat lubang sendiri. Hal ini membuat penggundulan hutan menjadi ancaman yang sangat serius untuk mereka.
Terlebih setiap malam, burung beo bertengger dan bersosialisasi di pohon-pohon tinggi, sebuah klub malam dunia burung beo. Para pemburu liar kemudian merobohkan pohon itu dan mengambil bayi dari sarang atau mengeluarkan tongkat kayu yang dilapisi lem untuk menjerat beo dewasa secara massal.
ADVERTISEMENT
Sebagai binatang yang sangat dicintai, sedikit sekali yang diketahui tentang abu-abu Afrika di alam liar. Salah satu studi pertama pada 2016, mengungkapkan bahwa di Ghana, populasi telah turun 99 persen. Seekor burung yang akrab bagi orang Ghana sebagai merpati jalanan, dan yang pernah menyerbu tanaman buah dalam kawanan yang ribut, semuanya sudah pergi.
Saat ini, sebanyak 18.000 burung dapat ditangkap secara ilegal di DRC setiap tahun, dikemas ke dalam kotak barang yang penuh sesak atau dimasukkan ke dalam tas tangan. Mayoritas beo abu-abu liar yang ditangkap diperkirakan mati dalam perjalanan. (Widi Erha Pradana)