#Bertahanlahdirumah, 70 Seniman Baca Puisi Kesunyian Besar Umat Manusia

Konten dari Pengguna
21 Mei 2020 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : dokumen kolaborasi #bertahanlahdirumah
zoom-in-whitePerbesar
Foto : dokumen kolaborasi #bertahanlahdirumah
ADVERTISEMENT
Sebanyak 70 seniman dari berbagai disiplin; sastrawan, musisi, aktor, perupa, dan videografer, berkolaborasi membaca puisi secara online dengan gayanya masing-masih kemudian dikemas sebagai video kolosal berdurasi 20 menit dalam tajuk kerja kolaborasi #bertahanlahdirumah.
ADVERTISEMENT
Beberapa nama yang ikut berpartisipasi dalam kolaborasi tersebut antara lain Prilly Latuconsina, Gunawan Maryanto, Heru Joni Putra, Heliana Sinaga, Frisca Aswarini, Andy Eswe, Irwan Jamal, Zulkifli Songyanan, serta para seniman lain dari Jakarta, Padang, Bandung, Jogyakarta, Denpasar, Papua dan daerah-daerah lain.
Organiser kolaborasi, Yopi Setia Umbara dari komunitas sastra Buruan, Bandung, menjelaskan bahwa kerja kolaborasi ini memakan waktu selama 2 bulan. Dimulai dengan pengenalan puisi kepada para pembaca, perekaman video, editing dan penciptaan musik latar.
“Puisi yang dibaca berjudul Kesunyian Besar Umat Manusia karya Faisal Kamandobat. Puisi tersebut merupakan narasi panjang dengan 43 bait dan dengan kekayaan renungan dan nuansanya, diharapkan publik luas dapat memperoleh makna sesuai minatnya masing-masing,” kata Yopi.
ADVERTISEMENT
Selain Yopi, ada Zulfa Nasrullah yang juga dari komunitas sastra Buruan, Bandung bertanggung jawab untuk mengorganisir kolaborasi. Sedangkan editing video dikerjakan oleh Aditya Saputra dan Syarif Maulana beserta para musisi lain yang mengerjakan komposisi sebagai latar puisi.
“Bagi masyarakat yang hendak menyaksikan hasil kolaborasi ini dapat menyimak di kanal Buruan Youtube dengan tajuk 'Bertahanlah di Rumah: Kolaborasi Penulis dan Seniman Indonesia',” terang Yopi.
Melalui karya kolosal dengan tajuk #bertahanlahdirumah ini, para seniman yang terlibat mengajak publik untuk senantiasa displin, sabar, dan tegar dalam menghadapi pandemi, serta saling menjaga dan membantu satu sama lain sambil memperkaya renungan, memperkuat mental dan meningkatkan kreativitas di tengah masa sulit.
“Tentu, di tengah masa pandemi yang berat ini, kolaborasi ini hanya sebuah sumbangan sederhana dari para seniman, namun semoga dapat memberi makna dan kegembiraan bagi bangsa ini,” kata Zulfa Nasrullah.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan persnya, kolaborasi menjelaskan bahwa pandemi virus corona tengah menguji dan mengubah kehidupan kita secara mendasar dalam berbagai aspek dan lingkup yang luas. Dimensi sosial, kulural, ekonomi, politik dan bahkan mental kita harus beradaptasi di tengah persebaran wabah yang cepat, mulai lingkup lokal, nasional hingga global. Tidak berlebihan jika virus corona merupakan historical break yang akan menandai zaman atau “normalitas baru” di masa depan.
Terpisah, Faisal Kamandobat penyair yang puisinya dibacakan oleh para seniman kolaborator mengatakan bahwa Indonesia harus belajar dari pandemi ini. Pertama, pemerintah perlu lebih tenang dan tangkas bekerja, serta lebih berempati pada masyarakat kelas bawah. Kedua, kita harus mulai lebih mandiri dan berdaulat. Sekarang setiap negara mementingkan kepentingannya sendiri-sendiri, kita tidak bisa minta tolong seperti biasanya.
ADVERTISEMENT
“Sekarang yang utama soal instrumen kesehatan dan pangan, tapi sebenarnya terkait semua aspek mulai industri, budaya, militer dan teknologi. Begitu pula dengan seni,” kata Faisal.
Menurut Faisal, kerja kolaborasi ini menegaskan bahwa bertahan di rumah adalah kerja terpenting bagi publik luas. Yang bisa terus kreatif di rumah, ya di rumah, yang terpaksa keluar bagaimana negara dan warga berkecukupan bisa membantu meringankan bebannya.
“Kata kuncinya tetap adaptasi dengan kenyataan yang memaksa kita harus meminimalisir interaksi fisik langsung dan salah satu fungsi seni adalah untuk memberi kekuatan mental di tengah masa-masa sulit, dengan memberi renungan yang segar dan mencerahkan agar dapat bertahan dan melewati tragedi yang sedang terjadi,” tandas Faisal. (ESP /YK-1)
ADVERTISEMENT