Board Games Indonesia Bertema Batik dan Bunaken Ikut Pameran Bergengsi di Jerman

Konten dari Pengguna
22 Oktober 2020 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Permainan board games. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Permainan board games. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Hompimpa Books and Games, sebuah penerbit permainan-permainan jenis board game asal Indonesia mengikuti Essen SPIEL Digital 2020, sebuah event pameran board game tahunan paling bergengsi di dunia yang digelar di Jerman. Namun karena pandemi, tahun ini Essen SPIEL digelar secara virtual. Pameran ini berlangsung selama empat hari mulai hari ini Kamis (22/10) sampai Minggu (25/10).
ADVERTISEMENT
CEO Hompimpa Books and Games, Erwin Skripsiadi, mengatakan bahwa mereka sudah mengikuti event ini secara rutin sejak 2017 silam. Tahun ini, ada dua permainan board game yang akan dipamerkan di Essen SPIEL, yakni ‘Bunaken: The Undersea Paradise dan The Art of Batik.’
‘Bunaken: The Undersea Paradise’ adalah board game yang menyajikan keindahan pemandangan bawah laut Bunaken. Game ini bisa dimainkan berdua oleh anak yang berusia 10 tahun ke atas.
Dalam permainan ini, para pemain akan berperan sebagai turis yang ingin mengambil gambar biota yang ada di Bunaken. Masing-masing pemain akan menentukan strategi untuk menentukan biota mana yang ingin difoto.
Keahliannya menyelam dengan memainkan kartu selam akan membuat kemungkinannya untuk menang semakin besar. Kartu selam ini yang akan membuat setiap pemain bisa menyelam dengan kedalaman dua sampai lima meter.
ADVERTISEMENT
“Pemain dengan poin paling banyak akan menang. Poin itu dikumpulkan dari koleksi potret foto biota dan poin menyelamnya,” lanjut Erwin.
Sehingga, kunci untuk memenangkan permainan ini adalah dengan mengumpulkan sebanyak mungkin foto biota dan menjadi penyelam yang andal.
Belajar Membatik
Foto: Istimewa.
Jika game ‘Bunaken: The Undersea Paradise’ mengangkat keindahan pemandangan bawah laut yang ada di Taman Nasional Bunaken, terinspirasi dari sentra batik di Laweyan Solo, ‘The Art of Batik’ mengangkat proses pembuatan batik. Melalui permainan ini, anak-anak akan belajar bagaimana proses membuat batik secara garis besar.
Mereka akan belajar semua proses mulai dari memilih kain, mencanting, mewarnai, menjemur, hingga menjadi selembar kain batik. Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang paling banyak kontribusi dalam menyelesaikan pembuatan batik.
ADVERTISEMENT
Erwin Skripsiadi mengatakan, bahwa ‘The Art of Batik’ sebenarnya sudah dibuat sejak 2017 silam, bahkan sempat dipamerkan juga di Essen SPIEL.
“Sejak 2017 juga sudah kami jual di Essen SPIEL, dan Alhamdulillah selalu sold out. Tapi tahun ini kami hadir dengan edisi baru,” ujar Erwin Skripsiadi.
Permainan ini bisa dimainkan oleh dua sampai empat pemain mulai dari usia 10 tahun. Selain mendapat pengetahuan tentang membatik melalui permainan, pemain juga akan dilatih menganalisa dan mengambil keputusan serta mengenal motif-motif batik Solo.
“Biar lebih seru, gunakan busana batik juga saat bermain,” ujarnya.
Tren Board Game di Tengah Gempuran Game Online
Foto: Istimewa.
Di era digital seperti sekarang, hampir setiap anak sudah mengenal bahkan memiliki gawai. Berbagai jenis game online sudah sangat akrab dengan mereka. Kendati demikian, tren board game menurut Erwin justru semakin naik terutama di Eropa.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini orang-orang justru semakin menyadari pentingnya hubungan antarpersonal. Orangtua juga mulai sadar terhadap dampak-dampak negatif dari game online yang semakin mengalienasi manusia, sehingga mereka mulai mengenalkan board game kepada anak-anaknya.
“Orang-orang Eropa mulai sadar pentingnya sosialisasi dan lain-lain. Justru di Eropa board game itu merajai banget,” ujarnya.
Di Indonesia, pelan tapi pasti tren board game juga mulai mengalami kenaikan. Sejak pertama menerbitkan board game pada 2017, Erwin melihat semakin banyak orang Indonesia yang mengenal dan memainkan board game, hanya saja belum terlalu masif. Beberapa publisher besar juga mulai tertarik untuk membuat board game.
“Misalnya saya diminta Kompas untuk bikin game tentang Celebes, tentang pagelaran Yogyakarta,” ujarnya.
Essen SPIEL menurut Erwin merupakan event yang sangat penting, karena selain untuk mengenalkan board games yang mengusung kearifan lokal Indonesia ke mata dunia, juga sekaligus untuk semakin mengenalkan board games kepada masyarakat Indonesia. Pada Essen SPIEL tahun ini, Hompimpa Books and Games menargetkan untuk mendapatkan lisensi.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, ada game milik Hompimpa yang dibeli dan diterbitkan di Belanda pada 2021 mendatang.
“Judulnya Acaraki, itu game tentang peracik jamu,” ujar Erwin Skripsiadi.
Selama ini, orang-orang mengenal board game hanya sekadar domino atau ular tangga. Tapi sebenarnya sangat banyak jenis board game yang bisa dimainkan dan tidak kalah seru dengan game-game online yang sedang menjamur sekarang ini.
Hompimpa saat ini juga sedang mengembangkan game-game dengan konsep Tuck Box Series, yakni game-game kecil, simpel, dan compact yang cocok untuk dimainkan keluarga. Ada dua game yang sudah diluncurkan, yakni MathCat dan Veggie Colors.
Dalam waktu dekat, akan segera diluncurkan juga game-game lain dengan konsep serupa seperti Diet Panda, Happy Teeth, Flash Juice, Word and Math Explorer, Tell a Tale, serta Math in Farm. Semua game tersebut dibuat dengan nuansa edukasi namun tetap menyenangkan untuk dimainkan.
ADVERTISEMENT
“Jadi game-gamenya itu kecil dan simpel, hanya berupa kartu jadi bisa digenggam dan gampang dibawa ke mana-mana. Kan board game ada juga yang kompleks,” ujar Erwin. (Widi Erha Pradana / YK-1)