Buku untuk Cak Imin akan Dikupas di 100 Kota: Calon Presiden Sibuk Serap Gagasan

Konten Media Partner
25 Juni 2022 21:09 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres Cak Imin menunjukkan buku "Mata Air Indonesia Maju" pada Sabtu (25/6). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Capres Cak Imin menunjukkan buku "Mata Air Indonesia Maju" pada Sabtu (25/6). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 62 penulis dengan latar belakang aktivis, akademisi, peneliti, dan praktisi gerakan sosial mengirimkan gagasannya tentang Indonesia kepada salah satu calon presiden (capres) yang saat ini masih menjabat menjadi Wakil Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, yakni Muhaimin Iskandar atau akrab disebut sebagai Cak Imin.
ADVERTISEMENT
Titipan gagasan Indonesia masa depan pada Capres Cak Imin yang dihimpun dalam sebuah buku setebal 541 halaman berjudul “Mata Air Indonesia Maju; Sebuah Bunga Rampai Gagasan kepada Cak Imin” ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, dengan Cak Imin menulis langsung kata pengantar.
Pada Minggu (26/6) buku tersebut dikupas di Alembana Coffee & Community, Yogyakarta, dengan menghadirkan pembicara filsuf Rocky Gerung, Pakar Komunikasi Politik dan Dosen Universitas Paramadina, Hendri Budi Satrio, Sastrawan dan Pengasuh Ponpes Kreatif Baitul Kilmah, Aguk Irawan dan Aktivis Perempuan, Himas Nur.
Haji Danuri, Ketua Panitia Penyelenggara bedah buku ‘Mata Air Indonesia Maju; Sebuah Bunga Rampai Gagasan kepada Cak Imin’ kepada wartawan mengatakan bahwa bedah buku di Yogya adalah bedah buku kedua setelah pertama diselenggarakan di Medan pada Minggu (19/6) lalu.
ADVERTISEMENT
“Dan ini adalah rangkaian panjang dari bedah buku yang direncanakan akan diadakan di 100 kota di Indonesia. Ini langkah serius seorang Calon Presiden Cak Imin untuk mengeksplore seluas-luasnya gagasan di masyarakat, mengorganisirnya, sehingga bisa dikristalkan dalam kampanye dan program kerja,” katanya, Sabtu (25/6) di Yogyakarta.
Buku Mata Air Indonesia Maju. Foto: ESP
Buku, menurut Haji Danuri, terdiri dari gagasan para pakar sehingga perlu dibedah di tengah masyarakat langsung sehingga buku tidak jadi barang elitis yang hanya tersedia di rak toko buku. Gagasan para pakar tentang apa saja pekerjaan rumah seorang Calon Presiden Cak Imin mesti dikonfirmasi kepada masyarakat luas secara langsung.
“Waktu (Pilpres) masih dua tahun kurang sedikit. Berbeda dengan calon lain yang hanya memperhatikan posisi urutan dalam perhitungan elektabilitas, Cak Imin lebih berkonsentrasi mengorganisir gagasan dan pemikiran untuk masa depan Indonesia,” jelas Haji Danuri.
ADVERTISEMENT
Karena menurut Danuri, hanya dengan gagasan dan pemikiran tepatlah Bangsa Indonesia bisa menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi dan mencapai tujuan hakiki yaitu Kesejahteraan Rakyat berasaskan Keadilan Sosial. “Jangan hanya pansos, pencitraan di Medsos,” tandas Haji Danuri.
Suasana bedah buku Mata Air Indonesia Maju di Medan, Minggu (19/6). Foto: Istimewa
Keseriusan Cak Imin dalam menyerap gagasan dari masyarakat juga ditunjukkan dengan kehadiran filsuf Rocky Gerung sebagai pengupas utama buku yang selama ini selalu jadi oposisi pemerintahan Jokowi di mana PKB yang dipimpin Cak Imin ikut dalam koalisi di dalamnya.
“Rocky Gerung bukan pendukung Cak Imin, tapi jadi pengupas buku utama karena memang Cak Imin mau mendengar dari semua pihak termasuk oposisi. Dan Bang Rocky di Medan bilang bahwa buku Mata Air Indonesia ini penting tak hanya bagi Capres Cak Imin tapi juga untuk capres yang lain. Anies, Ganjar, Andika, Mbak Puan, juga perlu membacanya biar seimbang sama Cak Imin,” papar Haji Danuri.
ADVERTISEMENT
Sementara, dalam tulisan kata pengantar buku, Calon Presiden Cak Imin mengatakan Indonesia masa depan harus dipandu dengan ide-ide besar masa depan. Dan Cak Imin menemukan ide-ide besar masa depan justru pada tiga ide sederhana.
Pertama, manusia pada dasarnya baik dan akan berbuat kebaikan, tanpa berharap imbalan atau hadiah. Ini sejalan dengan nilai Indonesia yaitu gotong royong dan keadilan sosial. Ini juga sejalan dengan gagasan Hak Asasi Manusia.
“Implikasinya Indonesia masa depan harus mengelola sumber daya air, tanah dan agraria, sumber daya hutan, dan taman nasional secara bersama dan bukan hanya dikuasai oleh korporasi,” kata Cak Imin.
Kedua, manusia menurut Cak Imin, tidak terpisah dari alam dan buminya. Artinya, pusat semesta bukanlah manusia tetapi lingkungan hidup dan bumi. Dunia saat ini, menurut Cak Imin, telah mengakui bahwa ada yang salah dalam ekonomi yang merusak bumi dan kenaikan suhu bumi akibat musnahnya hutan dan emisi karbon.
ADVERTISEMENT
Ide sederhana yang menjadi basis ide besar masa depan Indonesia ada pada kemanusiaan dan kesetaraan martabat warga. Cak Imin menemukan ide ketika ini dari warisan pemikiran Gus Dur bahwa kemanusiaan dan martabat manusia adalah utama dan tertinggi dalam nation building, juga dalam bermasyarakat dan bernegara. Sehingga, segala bentuk diskriminasi harus dihapuskan.
“Ketika Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI keempat, beliau telah melaksanakan (penghapusan diskriminasi) dengan sekuat-kuatnya,” tulis Cak Imin.
Capres Cak Imin menunjukkan buku "Mata Air Indonesia Maju" pada Sabtu (25/6). Foto: Istimewa
Terakhir, dalam kata pengantarnya, Capres Cak Imin mengungkapkan rasa syukur dan bahagia bahwa 62 penulis telah bersedia menyampaikan ide dan usulan. Mereka adalah cerdik pandai dari beragam profesi dan multidisiplin dari seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Cak Imin, semua tulisan di buku “Mata Air Indonesia Maju; Sebuah Bunga rampai Gagasan kepada Capres Cak Imin,” mengandung pendekatan baru dalam melihat Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Saya menerima titipan ide dan usulan dalam buku sebagai undangan dan tantangan. Undangan untuk berpikir dan bekerja. Tantangan untuk membuat terobosan dan lompatan agar Indonesia segera menjadi negara maju dalam semua dimensinya,” pungkas Cak Imin.
Untuk diketahui buku tersebut di atas memuat 62 gagasan meliputi Ekonomi Inklusif - Demokrasi Ekonomi, SDM dan Jaminan Sosial untuk Semua, Hak Asasi Manusia, Digitalisasi, Kebhinekaan dan Kohesi Sosial, Anak Muda, Ekonomi Hijau, Parpol dan Agenda Indonesia Masa Depan.
Beberapa pakar di bidangnya yang ikut menulis di antaranya Pakar Pangan Khudori, Aris Arif Mundayat, Hanif Dhakiri, Bung Penyair Afrizal Malna, Ester Jusuf, Pakar Agraria Gunawan, dan Wasisto Raharjo Jati.
Sementara pengumpulan gagasan menjadi naskah buku dilakukan oleh Tim Rumah Politik Kesejahteraan (RPK) dengan editor Sugeng Bahagijo, Mugiyanto, dan Sabiq Mubarok.
ADVERTISEMENT
“Setelah Yogya, kita akan bedah buku ini di Jakarta, Bandung, Surabaya, Palangkaraya, Makasar, sampai Papua. Jadwal sedang disusun oleh tim,” pungkas Haji Danuri.