Di Masa Pandemi, Kansa Berbagi Makanan dan Bibit Moringa

Konten dari Pengguna
16 Mei 2020 6:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poster Kansa Berbagi dokumen Sapto Nugroho
zoom-in-whitePerbesar
Poster Kansa Berbagi dokumen Sapto Nugroho
ADVERTISEMENT
Kansa, akronim dari Kita Jalan Bersama yang dalam bahasa Jepang ada kata khansa yang berarti rasa syukur dan terimakasih menginsiasi gerakan saling berbagi di masa pandemi COVID-19 dengan memberikan dukungan pada UMKM kuliner dan berbagi bibit tanaman. Langkah awal dilakukan dengan membeli 250 porsi nasgor 212 di Yogyakarta dan 500 bibit pohon moringa atau kelor untuk dibagikan kepada yang membutuhkan, keduanya bernilai Rp. 5 juta rupiah.
ADVERTISEMENT
“Ini teman-teman di Jepang mengumpulkan sedikit rejeki untuk saudara di Indonesia. Satu dua orang terkumpul Rp. 5 juta nanti kita gulirkan bagi siapa saja tidak terbatas dengan saudara di Jepang tapi juga yang ada di Indonesia yang ingin menyumbang nanti kita salurkan ke Indonesia berupa makanan lewat UMKM kuliner dan bibit tanaman terutama sayur bergizi,” kata Sapto Nugroho, inisiator gerakan Kansa, warga Indonesia yang telah tinggal di Jepang selama 30 tahun lebih.
Sapto beralasan bantuan berupa produk makanan yang dijual oleh warung UMKM di Indonesia, dalam hal ini sementara melalui Nasgor 212 di Yogyakarta adalah dukungan kepada warung-warung yang omsetnya menurun drastis karena pandemic COVID-19. Kenapa warung itu yang dipilih, Sapto beralasan jaringan pertemanan di Yogya lah yang membuat warung itu dijadikan saluran donasi pertama. Selain itu pemilik warung juga bersedia mencarikan bibit kelor dengan harga sangat murah yakni Rp. 5 ribu per bibit dari pasaran di Indonesia di atas Rp. 10 ribu.
ADVERTISEMENT
Kelor dipilih sebagai bibit yang dibagikan menurut Sapto, karena kelor menurut masukan dari teman di Indonesia sangat dibutuhkan kandungan gizinya untuk meningkatkan gizi dan imunitas dan bisa digunakan sebagai bahan aneka produk olahan.
Selain itu, menurut Sapto, dengan bibit tanaman hal itu bisa mendorong orang tua untuk mengajak anaknya berkebun di rumah. Sekolah di rumah terlalu lama membuat anak bosan maka alangkah baiknya jika anak-anak diajak berkebun.
“Kita ingin berkebun menjadi habit lagi bagi keluarga di Indonesia. Indonesia kaya raya dengan sumber daya alam alangkah baiknya jika tradisi menanam bisa terus lestari,” kata Sapto.
Sebanyak 50 porsi nasgor 212 hari pertama dibagikan melalui Dapur Berbagi yang diinsiasi oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), 50 porsi hari kedua pada Jum'at (15/5) dibagikan untuk warga sekitar warung dan drvier ojol. Sementara kelor dibagikan bersamaan dengan pembagian nasi.
ADVERTISEMENT
"Kendala di lapangan dari laporan tim yang ikut membagi bibit kelor ternyata memang kesadaran warga untuk menanam itu belum tinggi ya. Masih bunga-bungaan saja yang ditanam, belum banyak yang tahu mengenai kelor," jelas Sapto.
Di Yogyakarta ada beberapa gerakan berbagi bibit sayuran yang telah memulai gerakan sejak awal pandemi di pertengahan Maret. Sapto berharap bisa belajar atau berkolaborasi dengan gerakan-gerakan tersebut. (YK-1)