Di Tengah Pandemi COVID-19 Usaha Pet Shop di Yogyakarta Tetap Moncer

Konten dari Pengguna
4 Mei 2020 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kucing. Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kucing. Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Ketika banyak usaha tutup karena merugi di tengah pandemi COVID-19, kebanyakan usaha pet shop atau toko makanan dan peralatan untuk hewan peliharaan di Jogja masih tetap beroperasi dan laris manis.
ADVERTISEMENT
Fajar Alfiansyah, salah seorang karyawan di pet shop yang ada di Jalan Wates, di Kadipiro, Kasihan, Bantul, Yogyakarta mengatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah adanya pandemi. Grafik penjualan pakan dan pasir untuk buang air binatang peliharaan juga masih normal, meski saat ini mereka sudah tidak menerima penitipan sejak pertengahan Februari. “Karena dari pemerintah takutnya lockdown, kalau banyak penitipan kan enggak bisa dikondisikan sama karyawannya, takutnya malah terlantar (hewan titipannya),” kata Fajar, pekan kemarin.
Penjualan pakan dan pasir yang menempati daftar barang pakan terlaris selama pandemi adalah pakan kucing dengan tipe menengah ke bawah dengan harga yang lebih murah.
Sedangkan penjualan yang agak menurun justru pada penjualan jasa layanan grooming atau pemandian anjing dan kucing. Sebelum pandemi, kucing dan anjing yang dimandikan bisa mencapai 200 ekor, namun saat ini dalam sehari hanya ada satu atau dua ekor, bahkan sering tidak ada satupun.
ADVERTISEMENT
“Tapi secara umum masih normal lah kalau penjualan toko. Bulan ini sampai tanggal 29 omzetnya sekitar Rp 264 juta, kalau bulan kemarin sekitar Rp 298 juta sampai akhir bulan,” lanjutnya.
Di luar negeri, sudah ada kucing peliharaan yang dinyatakan positif terinfeksi SARS-CoV-2. Hal itu membuat pihak manajemen petshop lebih memperketat pelayanan. Selain telah menyediakan tempat cuci tangan di depan toko seperti kebanyakan tempat lain, ketika memandikan hewan peliharaan karyawan sekarang juga sudah diwajibkan menggunakan masker dan sarung tangan. “Di kasir rencana juga mau dikasih semacam tirai dari plastik agar lebih aman,” jelas Fajar.
Menjaga Kebersihan untuk Kepercayaan Pelanggan
Ilustrasi kucing dalam sangkar. Foto : Pixabay
Hal serupa dikatakan oleh Ananda Pramuditya, pemilik salah satu pet shop di kawasan Jalan Godean, Sleman. Meski dilanda pandemi, bisnis tokonya masih terbilang aman. Awal-awal pandemi omzetnya memang sempat anjlok hingga 50 persen, namun perlahan grafik penjualan mulai naik kembali. “Untuk saat ini sudah normal lagi, waktu awal-awal kemarin itu nggak kira-kira itu, langsung terjun payung,” kata Ananda.
ADVERTISEMENT
Awalnya, dia memang sempat berpikir untuk menutup pet shop miliknya, namun setelah ngobrol dengan banyak pelanggannya, dia memutuskan untuk tetap membuka usahanya itu. “Kalau dibandingkan usaha lain, pet shop memang relatif lebih aman ya. Karena ini kan seperti toko sembakonya hewan peliharaan,” lanjutnya.
Menurut Ananda, kunci supaya pet shop bisa tetap bertahan di tengah situasi seperti sekarang, terlebih semakin banyak pesaing adalah dengan menjaga kebersihan toko. Dengan menjaga kebersihan toko, maka pelanggannya akan merasa nyaman dan memiliki kepercayaan untuk menitipkan atau memandikan hewan kesayangan mereka di tempatnya. “Karena yang utama itu trust, kepercayaan pelanggan,” ujarnya.
Untuk itu, setiap dua atau tiga hari sekali dia selalu melakukan penyemprotan disinfektan dan membersihkan tokonya secara rutin, terlebih di tengah situasi pandemi seperti sekarang. Untuk penitipan hewan juga dia perketat, misalnya ada hewan yang terlihat kurang sehat, maka dia akan menyarankan kepada pemiliknya untuk memeriksakan dan mengobati dulu ke dokter hewan sebelum dititipkan. “Setiap 10 hari, kita juga minta tolong ke dokter untuk mengecek kucing-kucing yang dititipkan ini. Pokoknya dipantau terus kondisinya,” kata Ananda.
ADVERTISEMENT
Yang jadi persoalan sekarang justru naiknya harga pakan yang kebanyakan dia dapatkan secara impor dari Thailand. Kenaikannya tak tanggung-tanggung, hingga mencapai 20 persen. Akhirnya mau tidak mau dia harus menaikkan harga dagangannya juga.
Untuk penitipan, dia juga memprediksi akan mengalami penurunan ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, ketika lebaran jumlah orang yang menitipkan hewan peliharaannya pasti naik sangat signifikan. “Lebaran kemarin penitipan sampai seratus hewan lebih. Tahun ini enggak tahu, sepertinya akan turun banyak. Soalnya kan banyak yang di rumah, enggak mudik,” ujarnya.
Pemeriksaan Hewan Kesayangan Masih Normal
Ilustrasi pemeriksaan anjing. Foto : Pixabay
Selain penjualan pakan yang masih stabil, praktik dokter hewan juga masih terbilang normal. Hal ini dikatakan oleh Maya Septiningrum, dokter hewan sekaligus pemilik pet shop di kawasan Jalan Godean. Meski penjualan pakan mengalami penurunan karena jam operasional beberapa cabang sudah dibatasi, namun untuk praktik dokter hewan di tempatnya masih berjalan normal seperti biasa. “Kalau klinik sehari bisa 10 sampai 15 ekor,” kata Maya Septiningrum.
ADVERTISEMENT
Hewan-hewan yang diperiksakan kebanyakan karena terinfeksi calisivirus, panleukopenia, dan sebagainya. Soal virus corona yang dikabarkan telah menginfeksi kucing, Maya juga telah menerapkan sejumlah protokol baik kepada karyawannya maupun kepada orang yang masuk, meski dia percaya SARS -CoV-2 tidak bisa menular dari hewan peliharaan ke manusia. Selain itu, virus tersebut juga tidak bisa menular dari hewan yang berbeda spesies, misal dari kucing ke anjing. “Karena beda strain juga,” ujarnya.
Intinya menurutnya adalah sanitasi atau kebersihan yang dijaga. “Kuncinya kan bagaimana memastikan yang masuk itu tidak membawa virus,” lanjutnya.
Namun kendalanya adalah tidak ada yang tahu jika seseorang membawa virus dari luar. Yang bisa dilakukan olehnya adalah dengan meminimalkan risiko, yakni dengan menyediakan tempat cuci tangan bagi yang akan masuk, setiap karyawan menggunakan masker dan disediakan penyanitasi tangan. “Untuk yang merawat kami pakai APD yang sederhana, terus yang periksa juga dibatasi dua orang yang masuk karena physical distancing,” jelas Maya. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT