news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Duka di Ndalem Tunggul Pawenang, Mengantar Kepulangan Ki Seno Nugroho

Konten dari Pengguna
4 November 2020 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah seorang pelayat menyolatkan jenazah Ki Seno yang disemayamkan di Pendapa Ndalem Tunggul Pawenang. Foto: Widi Erha
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang pelayat menyolatkan jenazah Ki Seno yang disemayamkan di Pendapa Ndalem Tunggul Pawenang. Foto: Widi Erha
ADVERTISEMENT
Puluhan karangan bunga sudah berjejer di tepi jalan menuju Pendopo Ndalem Tunggul Pawenang, di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, kediaman dalang kondang Ki Seno Nugroho. Hari itu cerah, tapi tidak dengan air muka ratusan orang yang hadir di sana.
ADVERTISEMENT
Mereka tengah berduka, dalang kesayangan mereka, Ki Seno Nugroho, telah berpulang untuk selama-lamanya.
Di pendapa limasan itu, Jenazah Ki Seno disemayamkan untuk terakhir kalinya. Para pelayat silih berganti menyalati jenazahnya yang ditutup kain batik berwarna hitam.
"Sedih banget, gara-gara Ki Seno saya jadi suka wayang," kata Agung Riyanto, salah seorang pelayat yang datang dari Sentolo, Kulon Progo, Rabu (4/11).
Ratusan pelayat memadati rumah duka Ki Seno Nugorho. Foto: Widi Erha.
Biasanya, Agung selalu menyempatkan hadir setiap Ki Seno Nugroho tampil di Yogyakarta dan sekitarnya, terutama sebelum pandemi. Penampilan Ki Seno menurutnya selalu mengesankan, meski berkali-kali sudah menonton.
"Enggak keitung (berapa kali) mas, enggak bosen-bosen," lanjutnya.
Agung hanya satu dari ratusan pelayat yang hadir siang itu. Di antara ratusan pelayat, Fajar Yulianto, sedang terduduk lesu, berteduh di bawah pohon mangga.
ADVERTISEMENT
"Kaget banget, ndak pernah denger kalau beliau sakit," ujar Fajar.
Baginya, Ki Seno Nugroho adalah salah satu dalang terbaik yang ada saat ini. Karena itu, dia mengaku sangat berduka dengan berpulangnya Ki Seno.
Foto: Widi Erha.
"Kalau masih di Jogja dulu selalu disempetin nonton. Pas corona kemarin biasanya nonton lewat Youtube," ujarnya.
Kedukaan Agung dan Fajar hanya bagian kecil dari duka kecil hari itu. Nama Ki Seno telah melekat dalam hati ribuan penggemarnya.
"Salah satu keistimewaan Ki Seno Nugroho adalah memadukan dan menyatukan gagrak Yogyakarta dan Surakarta," kata Hidayaturachman, Kepala Desa Argosari dalam sambutannya menggunakan bahasa Jawa.
Ki Seno meninggal di RS Gamping, Sleman, pada Selasa (3/11) pukul 22.15 WIB. Jenazahnya akan dimakamkan di Makam Semaki Gede, tempat ayah Ki Seno yang juga seorang dalang, Parman, dimakamkan. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT