Edit Foto untuk Tindak Kejahatan, Godaan Bisnis Edit Foto Profesional

Konten Media Partner
8 April 2021 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Youtube Ninja Id
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Youtube Ninja Id
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi digital membuat modus kasus penipuan kian beragam, salah satunya penipuan menggunakan foto palsu hasil editan atau penyuntingan. Modus penipuan menggunakan foto hasil editan beragam, mulai dari pemalsuan dokumen sampai menyamar menjadi anggota kepolisian.
ADVERTISEMENT
Salah satu kasusnya terkuat Februari kemarin di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mengutip Kumparan News, seorang pria berinisial HH dibekuk polisi karena menyamar menjadi anggota polisi berpangkat komisaris besar (Kombes).
Pria tersebut tidak membeli seragam, melainkan hanya mengedit fotonya karena terobsesi menjadi polisi. Tak hanya mengedit fotonya menjadi berseragam polisi, HH bahkan membuat sendiri Kartu Tanda Anggota (KTA) untuk menyempurnakan penyamarannya.
"Saya tidak beli baju, saya cuma edit di media saja, fotonya diedit," ucap tersangka HH dikutip dari Kumparan News, Selasa (2/2).
Ketika ditangkap, dia mengaku sudah melakukan aksi tersebut sejak Juni 2020. Dia ditangkap setelah melakukan penipuan dengan modus menjanjikan korbannya untuk menjadi PNS Polri.
Photo editor yang memiliki jasa pengeditan foto Vindanu Photogarapi di Jogja, Kevin Danudoro, mengaku banyak mendapatkan permintaan pengeditan foto yang mencurigakan semacam itu. Mulai dari pengeditan dokumen-dokumen tertentu, sampai pengeditan seseorang menggunakan seragam tertentu, salah satunya seragam aparat kepolisian.
ADVERTISEMENT
“Kalau untuk edit mengubah seragam misal aparat, saya tidak terima. Minta mengubah data KTP juga tidak. Pokoknya saya terima kalau permintaan editnya tidak berbau melanggar hukum,” kata Kevin ketika dihubungi, Rabu (7/4).
Namun kebanyakan permintaan pengeditan foto yang mencurigakan yang kerap diterima Kevin adalah pengeditan data dokumen, seperti data KTP dan dokumen-dokumen penting lainnya. Seringkali dia juga diminta untuk melakukan pengeditan struk atau bukti transfer bank.
“Sering (dapat pesanan), tapi saya tolak. Bayaran enggak seberapa, tapi risiko masuk penjara,” ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh photo editor lain pemilik usaha penyuntingan foto Erlina Production di Jogja, Agus Kristanto. Sebagai orang yang bekerja mengedit foto, dia juga mengaku sering mendapat pelanggan yang meminta dia untuk mengedit dokumen-dokumen penting, bahkan ada juga yang memintanya mengedit hasil ujian.
ADVERTISEMENT
“Kalau edit dokumen, edit hasil ujian, langsung kita tolak. So pasti tujuannya untuk hal yang tidak baik,” kata Agus.
Agus juga tidak memungkiri bahwa teknik editing foto kerap disalahgunakan untuk melakukan tindak penipuan, salah satunya untuk melakukan penyamaran supaya dikira memiliki profesi tertentu, dan polisi memang menjadi salah satu profesi yang paling sering menjadi sasaran.
“Yang penting hati-hati saja, jangan mudah percaya sama orang yang enggak dikenal, apalagi ngaku-ngaku polisi,” ujarnya.
Membedakan Foto Asli dan Editan
Polisi menunjukkan editan foto polisi gadungan dalam rilis di Mapolres Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Dalam foto tersebut pelaku tidak membeli baju polisi untuk berfoto namun hanya mengedit foto polisi lain Foto: Dok. Istimewa
Photo editor yang juga seorang desainer grafis di Jogja, Oka, mengatakan bahwa cukup sulit membedakan foto asli dan foto hasil pengeditan, terlebih jika proses pengeditan dilakukan secara profesional sehingga hasilnya bisa benar-benar mirip dengan foto asli. Namun jika proses pengeditan masih dilakukan secara amatir, foto tersebut bisa diamati lebih detail dengan cara memperbesarnya secara maksimal.
ADVERTISEMENT
Proses ini akan lebih mudah jika dilakukan menggunakan komputer, sebab perbedaannya akan terlihat lebih jelas. Nantinya, piksel-piksel antara foto satu dengan foto lain yang digabungkan menjadi lebih terlihat.
“Sulit membedakan mana asli atau enggak kalau profesional, kecuali dia buka dapur editingnya,” ujar Oka.
Cara serupa juga dikatakan oleh Kevin Danudoro, menurut dia salah satu cara untuk mengetahui sebuah foto asli atau hasil editing juga bisa dilihat dari potongan badannya dengan cara memperbesar di bagian tersebut. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melihat kecocokan cahaya yang datang pada foto tersebut.
“Misal matahari dari kanan, tapi mukanya yang bersinar dari bagian kiri. Nah itu kan sudah aneh,” kata Kevin.
Untuk pemalsuan dokumen, misalnya yang paling sering menjadi modus penipuan adalah pengeditan struk bukti transfer bank, cara membedakannya bisa dengan melihat penggunaan font pada foto tersebut. Jika ada perbedaan font di dalamnya, dapat dicurigai keaslian bukti transfer tersebut.
ADVERTISEMENT
“Paling aman cek langsung ke ATM atau lewat M-Banking, apa benar transaksinya sudah dilakukan atau belum,” ujarnya. (Widi Erha Pradana / YK-1)