Ekonomi Jogja 2021, Sarjana Ekonomi Ramai-ramai Optimis

Konten dari Pengguna
21 Desember 2020 16:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wisatawan mengunjungi kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan di Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (1/7/2020). Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan mengunjungi kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan di Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (1/7/2020). Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Faktor vaksinasi COVID-19 dan realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang semakin implementatif, membuat Ikatan Sarja Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta ramai-ramai menegaskan optimismenya pada laju perekonomian di Jogja pada tahun depan.
ADVERTISEMENT
Demikian salah satu kesimpulan dalam diskusi terbatas akhir tahun yang kembali digelar oleh ISEI Cabang Yogyakarta di Bogeys Teras, Hotel Hyatt Regency, Yogyakarta, akhir pekan lalu.
Membacakan simpulan diskusi, sekretaris ISEI Cabang Yogya, Y. Sri Susilo, menjelaskan bahwa vaksinisasi gratis akan mempercepat pertumbuhan konsumsi masyarakat. Sementara, realisasi program PEN seperti dukungan stimulus perbankan berupa relaksasi cicilan utang dan bunga yang diundur sampai bulan Maret 2022 dapat memperpanjang “nafas’ dunia usaha.
“Vaksinisasi juga akan menggeliatkan industri pariwisata dan turunannya yang berkontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY sekitar 55%,” kata Susilo.
Diskusi itu juga mengungkap masalah utama ekonomi Jogja yakni tigkat kemisinan yang terus naik menjadi 12,28 persen pada Maret 2020 padahal pada September 2019 masih di angka 11,44 persen. Ketimpangan pendapatan di DIY juga meleset dengan angka pada Maret 2020 sudah mencapai 0,434 dan tertinggi di Indonesia
ADVERTISEMENT
Kedua, angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) DIY juga meningkat 3,338 persen per Februari 2020. Angka ini naik 0,52 persen diba dibandingkan TPT Februari 2019 sebesar 2,86 persen. TPT tersebut dimungkinkan meningkat karena PHK yang terjadi di beberapa sektor ekonomi, termasuk industri pariwisata.
“Sinergi Pemprov dan Pemkab harus ditingkatkan untuk atasi kemiskinan. Selain itu, industri pariwisata dengan protokol 3M dan 3T harus didorong jadi lokomotif dengan utamakan wuality tourism ketimbang mass tourism,” jelas Susilo.
Anggota ISEI yang juga tokoh ekonomi Jogja yang hadir dalam diskusi ini di antaranya, Edy Suandi Hamid (Rektor UWM/Guru Besar UII), Hilman Tisnawan (Kepala BI DIY), Jimmy Parjiman (Kepala OJK DIY), Amirullah Setya Hardi (Dosen FEB UGM), Bogat AR (Pengusaha Properti), Wawan Harmawan (Pengusaha/Waket KADIN DIY), dan Bakti Setiawan (Pendamping Kampung Wisata/Desa Wisata). Rudy Badrudin (Dosen STIE YKPN) berhalangan hadir namun mengirimkan catatan singkat sebagai bahan diskusi. (ESP / YK-1)
ADVERTISEMENT