Inovasi Startup Jogja Berlayar di Tengah Gelombang Krisis Ekonomi karena Pandemi

Konten Media Partner
28 September 2021 12:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serial drama korea Startup. Foto: Instagram.com/tvndrama.official
zoom-in-whitePerbesar
Serial drama korea Startup. Foto: Instagram.com/tvndrama.official
ADVERTISEMENT
Bikin robot pengangkut barang sampai penyedia platform jualan digital gratis untuk UMKM, para startup di Jogja terus berusaha mengeluarkan inovasi baru di tengah krisis pandemi berkepanjangan. Ya, di situasi seperti sekarang, adaptasi dan kesigapan dalam merespons situasi memang menjadi kunci untuk tidak tumbang.
ADVERTISEMENT
Para pegiat startup di Jogja sangat memahami hal itu. Sebagai inovasi, sejumlah startup mengeluarkan produk terbarunya supaya bisa tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Salah satunya adalah Pandawa Tech dengan produknya yang bernama Botang, yakni robot handling untuk membantu mengangkut dan memindahkan barang secara otomatis. Robot ini dapat diprogram secara otomatis untuk melakukan pengambilan hingga peletakan barang.
Pendiri Pandawa Tech, Hafidh Dody Prasetya, mengatakan bahwa mereka membuat dua tipe robot, yakni BT-100 untuk membawa beban hingga 100 kilogram, dan BT-200 yang bisa membawa beban hingga 200 kilogram.
“Untuk melakukan proses handling menggunakan Botang, pengguna tinggal melakukan panggilan melalui client remote, maka robot secara otomatis datang untuk mengambil barang,” kata Hafidh, Jumat (24/9).
Ilustrasi Pandawa Tech. Foto: Ist
Setelah itu, pengguna dapat memposisikan troli atau barang di pengait. Setelah memastikan barang terkait dengan benar di Botang, pengguna tinggal menekan destinasi tujuan dan menekan tombol start, maka robot akan berjalan mengikuti jalur dan menuju lokasi yang telah dipilih dan ditentukan.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan sistem robotik seperti Botang ini menurutnya sangat cocok diaplikasikan dalam industri dengan skala besar untuk menggantikan beberapa pekerjaan yang bersifat manual. Dengan begitu, perusahaan dapat lebih menghemat ongkos produksinya.
Sejak awal berdiri, Pandawa Tech memang sudah fokus sebagai produsen robot manufaktur dengan dua lini bisnis utama, yakni engineering termasuk riset dan pengembangan serta penjualan komponen pendukung robotik dan manufaktur. Beberapa perusahaan manufaktur besar telah menggunakan produk dari Pandawa Tech, di antaranya Honda Lock, Yamaha, Samsung, IMSS, LAPAN, Astra Visteon, dan sebagainya.
“Target selanjutnya kami ingin memproduksi Botang secara massal seiring perkembangan teknologi industri di Indonesia, khususnya untuk melayani industri manufaktur yang membutuhkan proses handling,” ujar Hafidh.
Bikin Sistem Digital Agar UMKM Makin Gesit di Tengah Pandemi
Ilustrasi startup Restoku. Foto: Ist
Startup lain di Jogja tak mau ketinggalan, Restoku, startup yang bergerak di bidang penyediaan platform digital untuk bisnis kuliner juga menawarkan inovasi mereka untuk membantu para pelaku usaha UMKM kuliner berakselerasi dan meningkatkan skala bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Aplikasi Restoku yang mereka buat dapat diunduh secara cuma-cuma dan di dalamnya terdapat tiga kapabilitas utama, yakni Point of Sales, Point of Supply, serta Point of Recruitment. Point of Sales memungkinkan pemilik bisnis mengelola arus kas, mencatat setiap uang masuk dan keluar. Selain itu, sistem juga dibekali dengan fitur yang memudahkan pengguna untuk mengelola transaksi baik offline maupun online sehingga memudahkan para pebisnis kuliner yang mulai masuk ke layanan pesan-antar.
Aplikasi ini juga memudahkan dalam pembuatan dan pengiriman steruk pembelian, karena pemilik usaha bisa menawarkan opsi setruk digital yang dikirimkan melalui WhatsApp. Selain lebih hemat karena tidak perlu mencetak setruk, fitur ini juga bisa menjadi upaya mengurangi kontak fisik sehingga bisa mengurangi risiko penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Pencatatan penjualan, pengaturan stok bahan baku, penghitungan food cost, dan pengelolaan pelanggan dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasi Restoku. Semua terpadu dalam satu layanan Sistem Penjualan, sehingga pelaku UMKM kuliner dapat mengetahui performa usahanya dan menghindari kecurangan.
“Data yang dihimpun juga dapat digunakan untuk membantu analisis dalam pengambilan keputusan,” kata CEO sekaligus Co-Founder Restoku, Ageng Sajiwo.
Selain itu, Point of Supply yang disediakan dalam aplikasi ini dapat mempermudah UMKM dalam memperoleh bahan baku dengan harga relatif lebih murah. Sebab, Restoku juga telah bekerja sama dengan pemasok atau supplier bahan baku untuk menjaga ketersediaannya. Akses UMKM ke pemasok nantinya juga diseleksi berdasarkan lokasi, jumlah produksi, jenis bahan, legalitas, hingga kualitas kebersihannya sehingga terbentuk sebuah sistem pasok yang efektif.
ADVERTISEMENT
“Pada akhirnya rantai pasok yang baik akan menghasilkan ketersediaan dan harga bahan baku yang terkendali, memudahkan pelaku usaha UMKM kuliner untuk melakukan peningkatan skala bisnis,” ujarnya.
Sementara itu, Point of Recruitment yang disediakan di aplikasi ini bertujuan untuk mempertemukan para pencari kerja khususnya di kalangan kerah biru dengan penyedia UMKM kuliner yang membutuhkan tenaga kerja. Di sini, Restoku telah bekerja sama dengan pusat pelatihan kerja untuk menghasilkan SDM yang kompeten.
“Dengan proses yang terstandarisasi, maka akan memudahkan UMKM dalam memilih dan mendapatkan calon karyawan mereka, serta mengurangi turnover karyawan,” ujar Ageng.
Sediakan Homestay yang Aman untuk Wisatawan
Ilustrasi W House. Foto: Ist
Startup penyedia platform akomodasi yang berbasis di Jogja, W House, juga menawarkan inovasi baru mereka terutama untuk menyambut mulai dilonggarkannya pariwisata di Jogja seiring melaindainya kurva persebaran COVID-19. Berbeda dengan platform akomodasi lain, W House fokus menawarkan penyewaan rumah atau home stay untuk para wisatawan yang ingin berlibur ke Jogja.
ADVERTISEMENT
Selain menyediakan medium transaksi, W House juga ikut membantu pengelolaan homestay sehingga semua properti yang ada di dalam platformnya telah terstandarisasi. Pada fitur pembayaran, mereka juga menawarkan layanan deposit DP sehingga uang pelanggan tidak hangus saat membatalkan pesanan karena keadaan darurat.
“Ini tentu menjadikan rencana liburan menjadi lebih fleksibel, relevan dengan kondisi saat ini,” kata CEO sekaligus Founder W House, Andrean Nurdiansyah.
Dengan menyewa satu rumah secara utuh, akan memberikan jaminan keamanan lebih kepada penggunanya, apalagi saat berlibur secara rombongan. Sebab, satu unit property hanya dikhususkan untuk satu kelompok tamu saja, sehingga lebih mudah menjaga kebersihan dan sirkulasi orang keluar-masuk.
Saat ini, ada puluhan homestay yang dikelola W House dan dapat disewa pelanggan, tersebar di berbagai titik strategis dan dekat dengan destinasi wisata. Untuk harga, satu homestay dapat disewa dengan harga mulai dari Rp 300 ribu permalam, karena sistemnya rombongan maka harga ini menjadi relatif lebih murah.
ADVERTISEMENT
Menurut Andrean, salah satu masalah utama dalam pemesanan penginapan secara online saat ini adalah adanya ketidaksesuaian antara informasi yang dicantumkan dan fakta yang ada di lapangan. Hasilnya, angka pembatalan pemesanan jadi tinggi sehingga merugikan kedua belah pihak. Ketidaksesuaian informasi tersebut biasanya meliputi informasi di luar fasilitas homestay seperti tetangga sekitar, tempat cari makan, akses jalan ke lokasi, serta aktivitas di sekitarnya.
“Karena setiap homestay yang ada di W House sudah ada standardisasi, maka potensi ketidaksesuaian itu bisa diperkecil,” kata Andrean.