Jiffina 2020, Rebut Pasar Furniture Afrika dan Kalahkan Vietnam

Konten dari Pengguna
16 Januari 2020 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Launching Nasional Jiffina 2020 di Hotel Royal Ambarrukmo Rabu (15/1) malam. Foto : Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Launching Nasional Jiffina 2020 di Hotel Royal Ambarrukmo Rabu (15/1) malam. Foto : Widi Erha Pradana
ADVERTISEMENT
Perekonomian global yang tengah terpuruk turut mempengaruhi ekspor furniture dalam negeri. Eropa, misalnya, sebagai salah satu tujuan ekspor utama sudah tidak bisa diharapkan banyak lagi. Industri furniture kini harus mulai berpikir mencari sasaran baru untuk pasar ekspor produk mereka.
ADVERTISEMENT
Jogja International Furnituree and Craft Fair Indonesia (Jiffina) digadang-gadang menjadi ujung tombak pemasaran produk furniture lokal ke mancanegara. Jiffina kelima, yang baru saja diluncurkan Rabu (15/1) malam di Royal Ambarrukmo Hotel sadar betul akan kondisi tersebut.
“Sekarang kita memang harus beralih pasar, artinya kita perlu pengembangan pasar baru. Dan juga penguatan pasar lokal tentunya,” kata Ketua Komite Jiffina 2020, Endro Wardoyo selepas peluncuran Jiffina 2020.
Beberapa negara Afrika yang ekonominya tengah menguat seperti Afrika Selatan dan Ghana kini menjadi sasaran baru. Menguatnya perekonomian beberapa negara Afrika karena kurs mata uang mereka menggunakan emas yang kini nilainya sedang mengalami kenaikan.
Ketua Forum Jiffina Jawa Bali, Timbul Raharjo mengatakan menguatnya ekonomi di beberapa negara Afrika tersebut merupakan peluang besar untuk melebarkan sayap ekspor produk furniture.
ADVERTISEMENT
“Artinya seharusnya (terpuruknya ekonomi global) tidak jadi masalah untuk ekspor kita, tinggal tingkatkan saja kemampuan kita dan cari pasar baru. Kita bisa menang,” tegas Timbul.
Relokasi Pabrik China ke Indonesia
Ketua Komite Jiffina 2020, Endro Wardoyo. Foto : Widi Erha Pradana
Endro mengatakan, Indonesia juga harus mengambil untung dari perang dagang China kontra Amerika. Perang dagang tersebut membuat Amerika hampir dipastikan tidak akan membeli produk furniture dari China yang notabene merupakan produsen furniture terbesar saat ini.
“Artinya, ada peluang untuk melakukan relokasi furniture China ke Indonesia. Ini akan berdampak pada ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” kata Endro.
Dengan relokasi pabrik China kinerja ekspor furnituree Indonesia secara keseluruhan akan meningkat. Dampak relokasi perusahaan China ini akan meluas dan mengakibatkan multiplier effect seperti pembangunan industri turunannya, penyerapan tenaga kerja, transfer knowledge, serta meningkatnya devisa.
ADVERTISEMENT
“Tapi harus ada regulasinya, artinya tidak secara membabi buta semua furntiur dibikin. Sehingga perusahaan furniture Indonesia ikut tumbuh, tidak tersaingi tapi malah bisa tumbuh bareng menguasai pasar dunia, karena komoditasnya memang berbeda kan,” papar Endro.
Pembatasan itu misalnya perusahaan asal China tersebut tidak boleh menggunakan bahan baku yang dipakai oleh industri dalam negeri seperti jati dan mahoni. Mereka hanya boleh menggunakan kayu-kayu yang biasa diekspor seperti kayu kalimantan, rotan, dan sebagainya.
Namun merebut posisi sebagai eksportir utama produk furniture ternyata tak semudah itu, sebab Vietnam ternyata lebih dipilih perusahaan-perusahaan China untuk merelokasi pabriknya. Hal ini harus segera ditahan oleh pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan yang menahan dominasi Vietnam.
“Perizinan, kemudahan investasi, regulasi yang jelas, kepastian hukum, lahan, pokoknya apa yang diperlukan untuk relokasi seharusnya dipermudah. Dan dihubungkan dengan dunia furniture tanah air, tidak saling bersaing tapi berkolaborasi untuk menjadi pemenang ekspor dunia,” papar Endro.
ADVERTISEMENT
Target Pendapatan 80 Juta Dolar AS
Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat meluncurkan Jiffina 2020 di Hotel Royal Ambarrukmo 2020. Foto : Widi Erha Pradana
Pada prinsipnya Jiffina tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya tak mengalami banyak perubahan. Jiffina terus memperkuat konsep pameran baru yang belum dimiliki oleh pameran-pameran lainnya yakni visit factory, dimana para buyer diajak untuk mengunjungi pabrik-pabrik furniture secara gratis.
“Selama pameran free, kita antar ke manapun buyer minta untuk masuk ke industri temen-temen, tidak hanya di Jogja, tapi juga Jawa Tengah, Jawa Timur, dan di kota-kota sekitarnya,” kata Endro.
Pameran Jiffina akan digelar pada 14 sampai 17 Maret 2020 di Jogja Expo Center (JEC). Targetnya, Jiffina tahun ini dapat mencapai transaksi di lokasi atau on the spot sebesar 80 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 1,095 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari pencapaian tahun sebelumnya yang mencapai 76,2 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 1,043 triliun.
ADVERTISEMENT
Dari sisi buyer, Jiffina tahun ini menargetkan dapat menggaet buyer hingga 1.500, lebih tinggi ketimbang tahun 2019 yang mencapai 1.030 buyer dari 65 negara. Untuk mencapai target itu, beberapa strategi dilakukan seperti bekerja sama dengan agensi-agensi. Berbagai upaya promosi melalui pameran kelas dunia seperti di Jerman, Inggris, Prancis, dan sebagainya.
“Kita juga aktif di sosial media, kemudian e-mail blast. Kita punya data buyer itu sekitar 20.000, yang sudah kita e-mail, kita invite ke mereka sejak tiga bulan yang lalu,” lanjutnya.
Produk Daur Ulang Jadi Unggulan
Tema yang diusung oleh Jiffina 2020 adalah “Serve The World With The Unique Diversity of The Eco Lifestyle”. Dengan tema yang erat hubungannya dengan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan itu, produk furniture dari bahan daur ulang akan menjadi unggulan dalam pameran tahun ini.
ADVERTISEMENT
“Jadi mebel-mebel dari kayu bongkaran rumah. Ekspor maupun pasar lokal permintaan sedang tinggi,” kata Endro.
Mebel dari kayu-kayu yang sudah kering dan mati ini justru memiliki peminatnya sendiri. Di kalangan pecinta furniture, hal ini sedang menjadi tren. Menurut Endro, industri furniture memang sudah harus berpikir ke arah produk yang ramah lingkungan dan berdampak berkelanjutan.
“Semua ini bagaimana supaya mengelola, bagaimanapun juga apa yang diwariskan kakek nenek kita dulu, begitu banyaknya sumber daya alam kita, jangan sampai ini nanti punah. Kita harus memikirkan juga generasi berikutnya,” ujarnya.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang secara resmi meluncurkan Jiffina 2020 mengatakan Jiffina harus bisa menjadi pendongkrak pasar furniture dalam negeri. Diusungnya tema diversifikasi yang unik untuk produk furniture sebagai gaya hidup ini setidaknya menerapkan enam karakteristik produk mebel dan produk lainnya yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Enam karakteristik itu di antaranya kayu bersertifikat, mudah dibongkar dan diaur ulang, tahan lama dan mudah diperbaiki, memanfatkan bahan logam dan plastik daur ulang, menggunakan kayu reklamasi dari produk lama, serta menggunakan bambu sebagai aksesoris perabotan.
“Saya berharap sebanyak mungkin kriteria itu diterapkan pada produk-produk yang dipamerkan di sini. Sebab jika tidak, saya khawatir kita akan lebih jauh ketinggalan dari produk serupa dari Vietnam yang menjadi kompetitor utama Indonesia,” tegas Sultan. (Widi Erha Pradana / YK-1)