Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten Media Partner
Kapolda DIY Keynote Speaker Diskusi Rekonsiliasi Pilpres di GKJ Gondokusuman
30 Mei 2024 18:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Irjen (Pol) Suwondo Nainggolan, dipastikan hadir sekaligus akan menjadi Keynote Speaker dalam diskusi panel bertema ‘Peran Pemuka Agama dalam Mendorong Rekonsiliasi Pasca Pilpres 2024’ di Gedung Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman Yogyakarta pada Rabu (5/6) pekan depan.
ADVERTISEMENT
Dua tokoh lain akan menjadi pembicara panel setelah Kapolda DIY menyampaikan Keynote Speakers yakni Peter Suwarno, Ph.D. pengajar di Arizona State University Amerika Serikat dan Dr. Leonard Chrusostomos Epafras, pengajar Filsafat Keilahian Universitas Gadjah Mada (UGM). Adapun Pdt. Fendi Susanto, akan bertindak sebagai moderator.
Diskusi ini akan dihadiri oleh 400-an peserta undangan se-DIY yang terdiri dari utusan-utusan dari Sidang / Majelis / Pimpinan Gereja Kristen, Pendeta atau Romo atau Pastur atau Gembala, utusan gereja Katolik, pemimpin umat Islam, Umat Hindu, Budha, Konghucu, pejabat Forkominda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), dan Aktivis Sosial.
Koordinator Acara, Paulus Kristriyanto, dalam jumpa pers melalui Zoom pada Rabu (29/5) malam, mengatakan diskusi tersebut semula direncanakan hanya untuk kalangan Gereja Kristen DIY dengan topik Peran Gereja dalam Mendorong Rekonsiliasi Bangsa Pasca Pilpres Indonesia 2024. Namun pada perkembangannya berdasar pertemuan dengan beberapa tokoh termasuk Kapolda DIY, diskusi tersebut diperlebar dengan menghadirkan tokoh-tokoh lintas agama.
ADVERTISEMENT
“Termasuk diskusi dengan Ketua PBNU DIY, Kapolresta Yogya, mendorong untuk sebuah acara lintas agama. Beliau-beliau memastikan hadir juga. Alasannya adalah pasca Pilpres pada November nanti ada Pilkada, sehingga kita harapkan tidak ada lagi gesek-gesekan di akar rumput sisa-sisa Pilpres,” papar Paulus.
Meskipun diakui bahwa gesekan di akar rumput pasca Pilpres 2024 tidak sekeras pada 2014 dan 2019 namun fakta di lapangan gesekan tersebut dirasakan masih ada dan membuat kerenggangan dalam setiap hubungan bahkan hubungan di internal umat beragama sendiri dan antar warga di kampung.
“Sarasehan warga misalnya, saat ini masih ada yang belum mau bertemu barengan di acara gara-gara pilihannya beda. Juga ada tuduhan agama ini cenderung nomor 1, aliran ini nomor 2 dan agama itu cenderung nomor 3, masih ada kecurigaan seperti itu di masyarakat,” papar Paulus.
ADVERTISEMENT
Sehingga menurut Paulus, acara besar yang mengundang seluruh pemimpin agama di DIY menjadi penting agar para pemimpin agama menyadari peran besarnya dalam menjaga kerukunan pasca Pilpres sehngga tidak kembali mengeras pada Pilkada November 2024 nanti.
Peter Suwarno, yang hadir dalam jumpa pers Zoom dari Arizona mengatakan, baginya menjadi sebuah kehormatan untuk bisa datang langsung ke Jogja dari Arizona, Amerika Serikat, untuk bersama-sama berbagi pengalaman menangani situasi pasca Pilpres.
“Sebab di Amerika ternyata situasinya sama. Di grassroots Amerika, Kristen Evangelist yang jadi pendukung garis keras Trump memusuhi umat Kristen lain yang tidak mendukung Trump. Padahal Trump kan sebenarnya sama sekali tidak Kristen, bahkan tingkah lakunya bertentangan dengan Kristen dan tidak pernah ke gereja,”
ADVERTISEMENT
“Powerpoint saya harus diubah dengan tema yang berubah ini menjadi lebih luas tidak hanya internal Kristen. Meskipun di Amerika memang yang keras di grassroots Kristen tapi saya kira di Indonesia nanti kita akan diskusikan tidak hanya umat agama tapi juga suku dan kelompok,” papar Peter Suwarno.
Ketua Panitia Diskusi Panel, Joko Pamungkas, mengatakan bahwa acara akan dilaksanakan pada Rabu (5/6) mulai pukul 16.30 WIB dan selesai pada pukul 20.00 WIB. Acara akan dihentikan sebentar untuk Sholat Magrib bagi saudara-saudara muslim di ruangan yang sudah diseting khusus di lingkungan GKJ Gondokusuman sesuai aturan agama Islam.
“Sementara nanti saat makan akan prasmanan, jadi untuk seluruh peserta diskusi bukan hidangan nasi kotak ya tapi prasmanan sehingga bisa saling bertemu dan bertukar sapa mendorong keakraban antar umat beragama di DIY,” jelas Joko.
ADVERTISEMENT