Kapolresta Yogya soal Tragedi Kanjuruhan: Kami Minta Maaf, Kami Manusia Biasa

Konten Media Partner
5 Oktober 2022 14:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolresta Yogyakarta, AKBP Idham Mahdi, saat menemui ribuan suporter di Stadion Mandala Krida, Selasa (4/10). Foto: Arif UT
zoom-in-whitePerbesar
Kapolresta Yogyakarta, AKBP Idham Mahdi, saat menemui ribuan suporter di Stadion Mandala Krida, Selasa (4/10). Foto: Arif UT
ADVERTISEMENT
Kapolresta Yogyakarta, AKBP Idham Mahdi, mengutarakan permintaan maafnya di hadapan 10 ribuan suporter yang memadati area Stadion Mandala Krida, Selasa (4/10). Permintaan maaf itu dia ungkapkan berkaitan dengan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 130 orang.
ADVERTISEMENT
“Saya selaku Kapolresta Yogyakarta meminta maaf atas kejadian ini, kami jajaran Polri juga manusia biasa yang tidak luput dari salah,” kata AKBP Idham Mahdi, Selasa (4/10) malam.
Dia mengatakan, hal tragedi Kanjuruhan ini akan menjadi bahan pembelajaran yang penting bagi institusi Polri, termasuk Polresta Yogyakarta terutama dalam mengawal dan menjaga keamanan di setiap pertandingan sepak bola ke depan.
“Kejadian ini tentunya juga akan menjadi pembelajaran buat kami. Kita selalu menginstropeksi diri, untuk bisa menjaga dan akan berbuat lebih baik lagi,” lanjutnya.
Ribuan suporter dari berbagai daerah berkumpul di Stadion Mandala Krida Yogyakarta melakukan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan, Selasa (4/10). Foto: Arif UT
Idham menegaskan, bahwa suporter dan polisi adalah saudara. Karena itu, dia berharap dalam pertandingan-pertandingan yang akan datang, para suporter dan aparat keamanan bisa bekerja sama dalam menjaga keamanan dan ketertiban.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, sekitar 10.000 suporter dari DIY dan Jawa Tengah berkumpul di kawasan Stadion Mandala Krida Yogyakarta pada Selasa (4/10) malam. Mereka datang dari berbagai klub yang berbeda, mulai dari PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, Persis Solo, PSIS Semarang, Persiba Bantul, bahkan beberapa perwakilan dari suporter Arema Malang dan Persebaya Surabaya.
Mereka berkumpul dan memanjatkan doa bersama untuk ratusan korban yang meninggal dunia. Selain itu, puluhan ribu suporter yang hadir juga mendeklarasikan sikap damai, meski beberapa di antaranya merupakan rival abadi, seperti PSIM Yogyakarta dengan Persis Solo dan PSS Sleman.
“Semoga momentum ini tentunya menjadi awal yang baik bagi persatuan sepak bola, khususnya suporter supaya tidak ada lagi korban-korban yang berjatuhan,” tegas AKBP Idham Mahdi.
Presiden Brajamusti, Muslich Burhanuddin. Foto: Widi RH Pradana
Sementara itu, Presiden Brajamusti, suporter PSIM Yogyakarta, Muslich Burhanuddin, mengatakan bahwa pertemuan ribuan suporter tersebut merupakan bentuk empati dan dukungan mereka terhadap suporter Arema Malang yang baru saja menjadi korban tragedi Kanjuruhan. Tragedi tersebut menurutnya menjadi pukulan telak bagi mereka sebagai sesama suporter.
ADVERTISEMENT
Suporter, menurut dia tidak ingin nyawa ratusan saudara mereka hilang dengan sia-sia. Karena itu, mereka menginginkan atmosfer yang lebih sehat dan damai di antara para suporter.
“Kejadian di Malang bisa menjadi momentum buat kita untuk merekonsiliasi, karena selama ini suporter-suporter klub yang ada di Indonesia kan kesannya ada stigma negatif di tengah masyarakat,” kata Muslich Burhanuddin.
Dia mengatakan, ke depan pihaknya juga akan melanjutkan upaya rekonsiliasi dengan kelompok-kelompok suporter lain, termasuk rival mereka seperti suporter PSS Sleman dan Persis Solo demi terciptanya perdamaian di antara suporter sepak bola di Indonesia.
“Ke depan dari gerakan ini akan kami komunikasikan lagi. Karena menurut kami sudah saatnya suporter Indonesia untuk bersatu,” tegasnya.