Ke Mana Perginya Kecombrang?

Konten dari Pengguna
21 Juni 2020 12:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sambal kecombrang. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sambal kecombrang. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Rizki Yunita, anak muda yang pernah menekuni studi tata boga selama empat tahun di sebuah perguruan tinggi negeri di Yogyakarta mengaku tak tahu menahu soal kecombrang atau honje. Padahal, tahun 2000-an ke bawah, kecombrang begitu populer sebagai bumbu masakan nusantara.
ADVERTISEMENT
“Kalau denger sih pernah kayaknya, tapi kalau pakai buat masakan enggak pernah,” kata Nita, sapaan akrabnya, awal pekan kemarin.
Dia mengaku, selama empat tahun lebih menjadi mahasiswa tata boga belum pernah dikenalkan dengan bumbu dapur yang satu ini. Lain dengan Bayu Agus, yang juga mahasiswa tata boga di kampus yang sama. Bayu mengaku cukup akrab dengan bumbu dapur jenis ini.
Ketika kuliah, dia juga sempat dikenalkan dengan kecombrang di sebuah mata kuliah tentang pengetahuan bahan dasar makanan. “Kecombrang itu masuk rempah nusantara, kategori bunga. Kan ada kategori lain kayak biji, daun, umbi,dan sebagainya,” jelas Bayu.
Bayu mengakui, saat ini tren kecombrang memang cukup menurun, terutama di kalangan anak muda sepertinya. Sebab, tren masakan yang berkembang saat ini lebih pada makanan modern dan makanan cepat saji atau fastfood. Sementara kecombrang identik dengan masakan-masakan tradisional khas nusantara.
ADVERTISEMENT
Faktor lain kenapa kecombrang makin tidak dikenal menurutnya karena tidak semua warung atau toko bahan makanan menyediakan kecombrang. Berbeda dengan bumbu dapur lain seperti bawang dan cabai yang hampir dijual di semua warung atau toko sayuran.
“Memang jarang ada yang ngerti. Soalnya enggak semua warung menyediakan, soalnya setahuku kecombrang itu musiman, jadi enggak bisa selalu tersedia,” lanjutnya.
Tapi soal tren masakan, menurut Bayu kecombrang juga bisa dikombinasikan dengan masakan-masakan modern. Bahkan, kecombrang menurutnya kerap dijadikan sebagai bumbu rahasia oleh para pengusaha kuliner karena aromanya yang khas.
“Sangat bisa kalau mau dipadukan dengan masakan modern. Aku juga pernah nyoba, masak sate lilit ikan gurame sambal dabu-dabu kecombrang, tak ikutkan lomba dan menang. Ini juga termasuk fusion ya, penggabungan masakan western sama nusantara,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tanaman Semak yang Jadi Primadona
Bunga kecombrang yang cantik. Foto: Pixabay
Kecombrang yang memiliki nama latin Etlingera elatior ini sebenarnya termasuk dalam jenis tanaman semak. Namun siapa sangka, aroma khas bunganya yang cantik ternyata bisa membuat sebuah masakan jadi tambah nikmat.
Pakar Manajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian UGM, Dody Kastono, mengatakan bahwa persebaran tanaman ini cukup luas. Kecombrang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, dengan nama yang berbeda-beda di setiap daerah. Kecombrang juga tersebar di sejumlah negara lain di Asia Tenggara.
“Persebarannya memang luas, karena sangat mudah tumbuh,” ujar Dody Kastono.
Pohon kecombrang menyerupai pohon pisang, namun batangnya lebih ramping. Menyerupai pohon lengkuas, tapi jauh lebih besar. Pohon kecombrang bisa tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter, bahkan ada yang bisa mencapai tinggi 5 meter.
ADVERTISEMENT
Daun kecombrang merupakan jenis daun tunggal yang di ujung dan pangkalnya meruncing dengan panjang antara 20 sampai 30 cm, dan lebar antara 5 sampai 15 cm. Biasanya, dalam satu pohon kecombrang terdapat 15 sampai 30 helai daun yang tersusun dalam dua baris dan tumbuh berseling pada batang semu.
“Bunganya juga cukup bagus, warna dan bentuknya. Bunganya ini yang dimanfaatkan untuk masakan,” lanjutnya.
Bunga kecombrang memiliki bentuk menyerupai gasing dengan warna putih dan merah jambu. Ukuran tangkainya cukup panjang, antara 40 sampai 80 cm,sementara panjang benang sarinya sekitar 7 cm. Ketika dewasa, pohon kecombrang juga akan menghasilkan biji berukuran kecil dengan warna putih atau merah muda.
Tak hanya berfungsi sebagai bahan masakan, bunga kecombrang juga memiliki berbagai khasiat, dari mengobati batuk, memperkuat sel-sel tubuh karena kaya antioksidan, hingga membantu membersihkan dan memperlancar sirkulasi darah dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Bunga kecombrang mengandung berbagai mineral yang penting untuk tubuh, seperti magnesium, kalsium, potassium, zinc, zat besi, sampai zat fosfor. Bunga kecombrang juga mengandung senyawa saponin, flavonoid, tanin, triterpenoid, sampai polifenol. Sementara nutrisi yang terkandung dalam bunga kecombrang meliputi protein, karbohidrat, serat, juga lemak.
“Jadi selain untuk bumbu dapur, khasiat kecombrang untuk kesehatan juga banyak,” ujar Dody.
Menanam Kecombrang di Rumah
Kecombrang hidup seperti semak. Foto: Pixabay
Di rumahnya, Dody juga menanam beberapa pohon kecombrang atau honje. Menurutnya, menanam kecombrang sangat mudah, tak perlu perawatan khusus, karena tanaman ini sangat mudah tumbuh.
“Dia (kecombrang) hampir bisa tumbuh di mana saja. Jadi sangat gampang kalau mau menanamnya di rumah,” ujarnya.
Bibit kecombrang dapat diperoleh dengan cara stek batang, cara ini paling sering dipilih karena akan menghasilkan tanaman kecombrang dengan sifat yang sama dengan indukannya. Selain itu, teknik stek batang juga sangat mudah dan cepat.
ADVERTISEMENT
Batang yang baik untuk dijadikan bibit adalah yang sudah tua. Batang tersebut kemudian dipotong menggunakan pisau yang tajam lalu dibiarkan beberapa saat sampai getahnya mengering. Setelah getah mengering, batang kecombrang kemudian direndam selama sekitar satu pecan hingga tumbuh bulu-bulu akar halus.
Setelah akar-akar halus muncul di pangkal batang, kita sudah bisa menanamnya di media tanam. Untuk media pembesaran, kita bisa menggunakan polybag dengan campuran tanah dan kompos. Tanam bibit kecombrang sampai semua akarnya tertutup tanah. Letakkan bibit kecombrang di tempat yang cukup teduh dan lakukan penyiraman secara rutin.
Setelah beberapa pekan dan dirasa sudah cukup kuat, bibit kecombrang bisa kita pindahkan ke media tanam yang lebih luas seperti pekarangan rumah. Perawatan tanaman kecombrang juga tidak sulit, kita cukup menyiraminya satu ada dua hari sekali saja tergantung cuaca. Supaya lebih subur, kita bisa memberinya pupuk setiap sebulan sekali.
ADVERTISEMENT
Jika perawatannya bagus dan nutrisinya terpenuhi, pohon kecombrang dewasa bisa berbunga satu sampai dua bulan sekali.
“Sekarang makin jarang yang kenal kecombrang karena memang sudah banyak yang tidak menggunakannya untuk masakan tradisional,” ujar Dody. (Widi Erha Pradana / YK-1)