Keberanian Tingkat Dewa Bocah-bocah India Sepanjang 2019

Konten dari Pengguna
29 Januari 2020 18:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bocah India dan seekor buaya sungai. Foto : incredibleorissa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bocah India dan seekor buaya sungai. Foto : incredibleorissa
ADVERTISEMENT
Kashmir adalah salah satu wilayah di dunia yang paling sering dilanda konflik bersenjata. Dari sejak awal Republik India dan Pakistan berdiri, Kashmir dibagi dua untuk masing-masing negara. China juga sempat ikut-ikutan merasa berhak atas wilayah kaki Himalaya ini. Februari tahun lalu ketegangan antara India dan Pakistan kembali meningkat, dua negara yang sama-sama memiliki hulu ledak nuklir di gudangnya ini saling serang di darat dan udara.
ADVERTISEMENT
Namun ini bukan kisah pertempuran dua negara. Ini cerita keberanian seorang remaja untuk menyelamatkan orang lain dalam sebuah insiden jatuhnya helikopter, yang di kemudian hari diakui sebagai salah tembak oleh pemerintah India.
Helikopter Mi17 V5 terjatuh di desa Budgam negara bagian Jammu dan Kashmir, menimpa seorang warga yang naas berada tepat di bawah kendaraan angkut militer tersebut. Mudasir Ashraf menjadi salah satu dari warga desa yang pertama ke lokasi jatuhnya helikopter. Bukan untuk merekam kejadian tersebut dengan gawainya, tapi untuk menolong. Helikopter jatuh di desamu bukanlah kejadian yang bisa setiap hari dilihat, meskipun sangat menggoda untuk mengabarkan berita tersebut ke seluruh dunia, berpotensi mendapatkan viewer dan 'love' dalam tempo cepat, Ashraf justru memilih mencoba menyelamatkan warga yang tertimpa helikopter dan krunya.
ADVERTISEMENT
Helikopter terbakar, bisa meledak sewaktu-waktu. Ashraf tidak punya banyak waktu. Orang-orang yang terjebak di reruntuhan helikopter pun tidak punya waktu banyak. Orang-orang tersebut tidak dapat diselamatkan, api terlalu besar dan luka terlalu parah, lalu helikopter meledak. 6 kru helikopter dan satu warga sipil meninggal.
Ashraf juga membantu mengumpulkan sisa-sisa jasad awak dari reruntuhan helikopter. Dia juga memotivasi warga untuk ikut menolong meskipun ada penolakan dari penduduk setempat yang menentang membantu pasukan bersenjata.
Ashraf, remaja 19 tahun ini terpilih menjadi salah satu pemenang National Bravery Awards 2019 oleh Indian Council for Child Welfare (ICCW). Dia menjadi penerima medali National Bravery Awards dengan usia tertua sepanjang sejarah.
Terjun ke Sungai
ADVERTISEMENT
Bocah sepuluh tahun Everbloom K. Nongrum dari Meghalaya pernah ditanya apakah dia merasa takut saat terjun ke sungai untuk menyelamatkan orang, dia menjawab, "tidak, tidak akan, saya tidak akan menghindari untuk menyelamatkan orang, jika itu memang sudah menjadi kemampuanku." Everbloom terpilih menjadi pemenang National Bravery Award untuk usahanya menyelamatkan orang tenggelam di dua kejadian yang berbeda. Kalau sudah menjadi bakat, kenapa pula harus menghindar?
Everbloom melakukannya karena dia bisa berenang. Menyelamatkan orang lain adalah pilihannya, meski masih ada pilihan lain, yakni berlari memanggil pertolongan. Atau memotret dan merekam kejadian dengan telepon pintarnya, itu adalah sebuah pertolongan, menjadi pembelajaran bagi orang-orang lain agar lebih hati-hati dalam melakukan apapun. Ya, terkecuali jika Everbloom belum memiliki telepon pintar.
ADVERTISEMENT
Selamatkan 12 Orang
Ombak besar di sungai yang penuh buaya di kegelapan malam jelas bukan kondisi ideal untuk menyelamatkan orang, puluhan orang, terutama jika kamu sedang berhadapan dengan tugas sekolah yang memusingkan. Tapi itulah kondisi yang dialami Purnima Giri (16) dan Sabita Giri (15). Tindakan dua saudari sepupu dari Odisha ini menyelamatkan setidaknya 12 orang dari penumpang kapal terbalik. Keduanya mendapat ICCW Dhruva Award.
"Kami sedang belajar di rumah ketika mendengar suara teriakan itu. Kami segera ke sana (lokasi kejadian). Karena kami berdua bisa berenang, kami mulai menyelamatkan orang yang tenggelam. " kata Purnima. Yang bisa berenang membantu yang tidak bisa berenang, sederhana sekali bukan.
Keberanian Tingkat Dewa
Sebagai seorang bolang, Venkatesh (12) mengenal lingkungannya dengan baik. Saat terik maupun hujan, saat kering maupun banjir. Kemampuannya dipadukan dengan keberanian tingkat dewa digunakannya untuk memandu ambulans melewati jembatan yang tenggelam oleh banjir.
ADVERTISEMENT
Ambulans yang membawa jenazah seorang perempuan dan 6 anak-anak korban banjir tersebut terjebak di jembatan yang terendam banjir, tidak tahu harus berjalan ke arah mana. Supir ambulans yang terjebak tersebut memanggil bantuan. Venkatesh yang sedang bermain bersama teman-temannya di sekitar area tersebut mengajukan diri. Dasar bolang, masih sempat-sempatnya bermain di area banjir, tapi memang itulah tugas anak-anak, bermain dan bersenang-senang. Venkatesh berenang ke tengah, melawan arus banjir dan menuntun ambulans melewati jembatan keluar dari banjir.
Nyalinya memang besar, bahkan dengan semua pemahamannya pada letak dan kondisi jembatan, tubuh mungil Venkatesh bisa saja terseret arus banjir. Videonya sempat menghebohkan, bocah asal Karnataka ini membuktikan bahwa ketakutan hanya milik orang-orang yang tidak tahu. Sebab orang-orang yang tahu dan paham pada lingkungannya, hanya akan berhati-hati.
ADVERTISEMENT
Akash (16) tahun sedang dalam perjalanan menuju sekolah ketika dia mendengar teriakan minta tolong, melihat ada orang tenggelam di sungai Dudhna. Akash melempar tasnya, memarkir sepeda seadanya dan segera terjun dari jembatan setinggi 20m lebih ke sungai. Tindakan beraninya di pagi hari itu menyelamatkan seorang ibu dan anaknya, yang terbawa arus saat sedang mencuci pakaian di sungai.
Selamatkan 40 Orang dari Bus Terbakar
Hadiah paling bergengsi di National Bravery Awards, Bharat Awards diberikan pada Aditya. Keberanian, ketenangan dan gerak cepat yang dilakukannya menyelamatkan setidaknya 40 orang dari bus yang terbakar. Bus yang tengah berjalan itu membawa rombongan Forum Pensiunan Universitas Kalikut beserta keluarga.
Ketika melewati jalan menurun, bus tiba-tiba terbakar. Aditya yang merupakan salah satu penumpang bus dengan segera memecahkan kaca jendela, mengeluarkan satu persatu penumpang di dalamnya sebelum tangki bahan bakar bus meledak dan membakarnya habis. Adithya mengatakan bahwa dia ingin menjadi anggota India Air Forces. Dia ingin belajar keras, menggunakan beasiswa yang didapatkannya dari penghargaan ini.
ADVERTISEMENT
Ya, setiap pemenang National Bravery Awards akan mendapat beasiswa pendidikan hingga perguruan tinggi. Masa depan India akan diisi tidak hanya oleh anak-anak cerdas, tapi juga pemberani, yang mau menolong orang lain bahkan jika beresiko kehilangan nyawanya sendiri, sedikit atau bahkan langka pejabat yang memiliki kualitas yang di sebut terakhir.
Atau apakah memang hanya anak-anak yang memiliki keberanian semacam itu? (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)