Kelegaan Buruh Gendong di Pasar Beringharjo Jogja Setelah Divaksin Corona

Konten Media Partner
1 Maret 2021 20:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan HB X (kanan) berdialog dengan peserta vaksinasi saat meninjau vaksinasi COVID-19 massal di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Senin (1/3). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan HB X (kanan) berdialog dengan peserta vaksinasi saat meninjau vaksinasi COVID-19 massal di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Senin (1/3). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Setahun lamanya Tuginem, 70 tahun, bekerja dalam bayang-bayang ketakutan. Di usia yang rentan terinfeksi COVID-19, dia harus tetap bekerja sebagai buruh gendong di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kondisi pasar yang ramai, apalagi pengunjung yang entah dari mana saja, membuat risikonya terpapar virus semakin besar. Tapi sebesar apapun risikonya, dia harus tetap bekerja, atau dapur di rumahnya tak lagi mengepul.
Tapi sekarang ketakutannya sudah jauh berkurang. Jadwal vaksinasi massal untuk para buruh gendong di Pasar Beringharjo telah keluar, dan Tuginem mendapat jadwal vaksinasi pada hari pertama, 1 Maret 2021.
“Sudah plong, lega banget. Rasanya agak sakit, tapi sekarang sudah sembuh. Apalagi Pak Jokowi datang,” kata Tuginem berbahasa Jawa setelah menjalani proses vaksinasi, Senin (1/3).
Tuginem. Foto: Widi Erha Pradana.
Tak hanya dihantui ketakutan, selama pandemi, penghasilannya sebagai buruh gendong juga jauh berkurang. Hari itu, dia baru mendapat satu pelanggan yang menggunakan jasa gendongnya dengan upah Rp 7 ribu. Itu artinya, baru setengah dari biaya angkutan pulang pergi dari rumahnya di Sentolo, Kulon Progo.
ADVERTISEMENT
“Sering kalau minus (pendapatannya), waktu awal-awal malah berapa minggu itu sama sekali ndak kerja,” lanjutnya.
Kelegaan yang sama dirasakan oleh Tumilah, 65 tahun, buruh gendong lain di pasar Beringharjo. Nasibnya tak jauh berbeda dengan Tuginem: selama setahun diliputi rasa takut dan pendapatan menurun drastis.
“Kalau sudah ada kayak gini (vaksin) jadi ayem,” kata Tumilah.
Selain merasa lebih tenang dari ancaman virus corona, Tumilah juga merasa lega karena tahu bahwa dia tidak mengalami gangguan kesehatan yang serius. Sebab sebelum divaksin, kesehatannya diperiksa lebih dulu oleh petugas, dan hasilnya sehat.
“Alhamdulillah normal semua,” kata perempuan asal Gamping, Sleman itu.
Tumilah. Foto: Widi Erha Pradana.
Suyatmi, 45 tahun, buruh gendong lain di Pasar Beringharjo merasa bersyukur karena buruh gendong menjadi salah satu prioritas program vaksinasi. Selain memiliki risiko terpapar virus yang tinggi, saat ini juga banyak buruh gendong yang sudah berusia tua sehingga membuat risiko terinfeksi semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
“Tapi kan tetap harus kerja, enggak bisa WFH kayak orang-orang,” kata Suyatmi.
Dia berharap dengan adanya vaksinasi ini situasi segera pulih, dan pendapatan buruh gendong bisa lebih baik ketimbang setahun terakhir selama pandemi. Sebab menurut dia, selama ini perekonomian buruh gendong benar-benar terguncang, sementara pengeluaran tetap banyak.
“Padahal banyak yang jadi tulang punggung keluarga, jadi keluarganya cuman bergantung sama upah buruh gendong saja,” ujarnya.
Dalam keterangnnya di hadapan wartawan, Presiden Joko Widodo berharap vaksinasi Covid-19 secara massal untuk pedagang pasar dan pelaku usaha di Kota Yogyakarta mampu mendukung bangkitnya pariwisata di Jogja. Jokowi menyebut, total ada 19.900 orang yang akan mengikuti vaksinasi massal ini. Ia berharap vaksinasi ini segera rampung sehingga pariwisata di Yogyakarta dapat pulih kembali. "Kita harapkan (vaksinasi) ini segera diselesaikan sehingga kita harap ekonomi bisa pulih kembali," ujar Jokowi. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT