Kerap Dianggap Batuk Biasa, Bagaimana Ciri-ciri Penyakit TBC?

Konten Media Partner
13 Desember 2023 19:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan sedang batuk. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan sedang batuk. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu ancaman penyakit serius di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sepanjang tahun ini hingga 11 Desember 2023, Dinas Kesehatan DIY mencatat sudah ditemukan 5.442 kasus TBC di seluruh DIY.
ADVERTISEMENT
Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan estimasi Kementerian Kesehatan RI yang memperkirakan ada 9.301 kasus TBC di DIY. Artinya, masih ada sekitar 40 persen kasus TBC di DIY belum terdeteksi dan diobati.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Dinkes DIY, Setyo Harini, mengatakan banyaknya kasus TBC yang belum terdeteksi salah satunya karena masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahayanya TBC.
Banyak juga masyarakat yang belum paham tentang TBC, termasuk perbedaannya dengan penyakit lain seperti batuk biasa.
“Ada yang mengira dia hanya batuk biasa, padahal dia terinfeksi TBC,” kata Setyo Harini kepada Pandangan Jogja, Selasa (12/12).
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes DIY, Setyo Harini. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Ia menjelaskan bahwa sebenarnya ada beberapa perbedaan yang mencolok antara batuk akibat TBC dengan batuk biasa akibat flu atau pilek. Dari durasi lamanya, batuk biasa umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, hanya beberapa hari hingga maksimal dua pekan.
ADVERTISEMENT
Sifat batuk biasa biasanya kering, kalaupun berdahak umumnya dahaknya berwarna putih atau kuning.
Sementara itu, batuk TBC biasanya berlangsung lebih lama, hingga tiga pekan bahkan lebih. Karakteristik batuk TBC biasanya berdahak dengan warna kuning kehijauan, bahkan seringkali berdarah.
Gejala pada batuk bias biasanya juga lebih ringan, seperti demam ringan, nyeri tubuh, dan batuk kering atau berdahak dengan warna kuning atau kuning. Sedangkan gejala TBC biasanya lebih kompleks, seperti demam dengan durasi lebih panjang, berkeringat berlebih terutama saat malam hari, merasa kelelahan secara ekstrem, hingga penurunan berat badan secara tidak wajar.
“Selain itu, infeksi TBC juga dapat menyerang bagian tubuh lain, dari kelenjar getah bening, kulit, ginjal, tulang, hingga otak. Bukan hanya paru-paru dan saluran pernapasan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Rini meminta kepada masyarakat yang mengalami gejala-gejala tersebut untuk segera memeriksakan kesehatannya ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Apalagi biaya pengobatan TBC juga telah ditanggung penuh oleh pemerintah.
“Program itu bisa digunakan oleh semua masyarakat, gratis, tidak hanya untuk masyarakat yang kurang mampu,” ujar Setyo Harini.