Ketika Bendera Merah Putih Berkibar di Jalanan Nordkapp, Norwegia

Konten dari Pengguna
17 Agustus 2019 5:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bendera merah putih berkibar di Nordkapp. | Foto: Dok. Darwin Nugraha
zoom-in-whitePerbesar
Bendera merah putih berkibar di Nordkapp. | Foto: Dok. Darwin Nugraha
ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan perayaan HUT ke-74 RI, Tim Mengembara Lintas Benua dari Mercedes Benz Club Banten (MBCB) memasuki bulan ke 14 sejak memulai perjalanan keliling dunia pada 20 Mei 2018.
ADVERTISEMENT
Tim Mengembara Lintas Benua dari Mercedes Benz Club Banten (MBCB). Dari kiri ke kanan, Darwin Nugraha (39, FIlmmaker), Restu Adiwiguna (26, Commander), Iip (37, Team Leader), Elva Lily (35, Writer), Arsalan (7, tim termuda, Observer), Adhy Purwanto (35, Road Manager), dan Syafril Manoppo (57, Mekanik). Foto oleh: Darwin Nugraha.
Dengan mengendarai dua Mercedes Benz tua, seri 280E tahun 1983 dan G 300 tahun 1995, sebanyak 7 orang dengan 3 orang di antaranya adalah satu keluarga yakni ayah, ibu, dan anak, telah menempuh perjalanan Banten-lintas Sumatera- Batam-Singapura-Malaysia-Thailand-Myanmar-India-Pakistan-Iran-Turki-Bulgaria-Makedonia-Yunani- Balkan -Italia-Spanyol-Maroko-Eropa Barat-Eropa Tengah-Scandinavia-Nordkapp (Norwegia).
Nordkapp adalah ujung aspal di belahan bumi utara. Setelahnya hanya ada laut lepas sampai kutub utara,” kata Darwin Nugraha (39), filmmaker MBCB Mengembara Lintas Benua, melalui WhatApp Sabtu, dini hari (17/8).
Di ujung aspal ini, tim membuat kado indah untuk Indonesia. Mereka membuat video perayaan kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia.
Nordkapp, adalah titik balik rute pulang. Ya kami pengin ngibarin Merah Putih di hamparan bumi paling utara. Ini adalah kado ultah untuk republik,” kata Darwin.
ADVERTISEMENT
Berikut dua video yang dikirimkan Darwin melalui WhatsApp:
Bagi Darwin, perayaan HUT Kemerdekaan RI hanyalah momentum tahunan. Padahal sebenarnya, rakyat Indonesia bisa merayakan kemerdekaannya setiap hari. Karena Indonesia memiliki semuanya. Memiliki hutan, lautan beserta pantainya, volcano, savanna, dataran tinggi maupun rendah, sungai, dan lain sebagainya yang tidak dimiliki setiap negara.
“Semakin kami lihat dari kejauhan, Indonesia itu semakin berasa indahnya, berasa nyamannya. Semestinya kita bersyukur hidup di Indonesia, dan mengisi kemerdekaan dengan menjaganya setiap hari,” jelas Darwin.
Ia menambahkan, bahwa Indonesia memiliki pembagian waktu yang pas, terbit jam 06.00 terbenam jam 18.00 sepanjang tahun. Sedang di sebagian besar Eropa, kalau musim panas tiba, matahari terbit jam 3 atau 4 pagi, terbenam jam 22-23 malam. Di Nordkapp matahari bahkan bersinar 24 jam.
ADVERTISEMENT
Terbit dan tenggelamnya matahari ini juga berpengaruh pada suhu udara. Siang hari bisa mencapai 38 derajat celcius namun begitu matahari tenggelam bisa langsung terjun di bawah sepuluh derajat.
Arsalan, anggota tim termuda anak dari Darwin Nugraha dan Elva Lily. Saat memulai perjalanan pada tahun lalu, Alan belum berumur 6 tahun. Kemungkinan besar Alan adalah anak termuda dari Indonesia yang melakukan perjalanan touring lintas benua. Alan merayakan ultah ke-6 di Chiangmai Thailand dan Ultah ke-7 pada Juni lalu di Kontanz, Jerman.
Di sisi lain, dari yang diamati Tim Mengembara Lintas Benua, generasi Indonesia lebih memiliki daya hidup dan lebih memiliki kesadaran produktif. Berdasar yang ditemui para pengembara di perjalanan, anak-anak muda Eropa justru dibelenggu oleh pola hidup konsumsi. Mereka hanya ingin cepat kerja, dapat gaji kemudian gaji tersebut akan mereka gunakan untuk liburan atau membeli sesuatu yang mereka inginkan. Misalnya sepeda motor BMW.
"Mereka seperti dininabobokan oleh label negara maju. Padahal Eropa itu sudah sampai puncaknya, dan biasanya kalau sudah mentok gitu maka saatnya turun," tambah Darwin.
ADVERTISEMENT
Terakhir, kekuatan besar Indonesia yang dilihat Tim MBC Banten Mengembara Lintas Benua dari 14 bulan mengaspal di berbagai negara adalah hidup gotong royong guyub rukun, sebuah budaya cooperation di atas competition. Bukan harga yang murah untuk selalu mendapat sokongan dan perlindungan dari lingkungan sekitar. Dan kelewat menyiksa bukan, jika setiap hari hidup diisi melulu oleh pertandingan?
Pukul 4 pagi, atau pukul 02.00 waktu Uzbékistan, whatsapp musti diakhiri, Darwin harus beristirahat sebab pagi ini tim akan mengikuti upacara bendera di KBRI Uzbékistan.
Ya, seusai Nordkapp Norwegia pada akhir pertengahan Juli, tim telah melewati rute -Nordkapp (Norwegia)-Finlandia-Rusia-Kazakstan dan sampai Uzbékistan pada Jumat 16 Agustus kemarin.
Dan seusai upacara, Tim Mengembara Lintas Benua akan kembali menyusuri aspal jalan raya menyusuri rute Uzbékistan-Kyrgyzstan-China-Laos-Vietnam-Kamboja-Thailand-Malaysia-Singapura-Batam-Banten.
ADVERTISEMENT
“Sesuai rencana sampai Banten Oktober nanti. Salam Merdeka dari kami semua untuk seluruh rakyat Indonesia,” kata Darwin. (ESP)