Ketua DPR AS Kunjungi Taiwan, Pakar: Amerika Serikat Mau Bilang Tak Takut China

Konten Media Partner
4 Agustus 2022 20:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru Besar Hubungan Internasional UMY, Tulus Warsito. Foto: Dok. UMY
zoom-in-whitePerbesar
Guru Besar Hubungan Internasional UMY, Tulus Warsito. Foto: Dok. UMY
ADVERTISEMENT
Kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi, ke Taiwan membuat marah China yang pada hari ini, Kamis (4/8) meneror Selat Taiwan dengan latihan perang skala besar di sana.
ADVERTISEMENT
Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Tulus Warsito, mengatakan Amerika Serikat adalah negara super power yang punya exceptionalism atau pengecualian. Dia mengakui One Chenese Policy tapi faktanya dia juga membantu Taiwan dengan subsidi kekuatan militer.
Sementara China juga mirip, tak bersih-bersih amat, ketika ia menandatangani konvensi hukum laut, faktanya China terus berusaha menyaplok Laut China Selatan.
“Jadi saat Pelosi mau datang lalu digertak China, Pelosi juga gak takut. Justru menurut saya ini adalah kesengajaan Amerika untuk bilang pada dunia bahwa Amerika masih negara super power terutama dalam kekuatan politik dan militer,” katanya saat dihubungi Pandangan Jogja @Kumparan, Kamis (4/8).
Sebagai langkah diplomasi yang dirancang dengan kuat, meski Presiden AS Joe Biden seolah-olah tak menyetujui langkah Pelosi, tapi bagaimanapun kunjungan Ketua DPR adalah berarti kunjungan negara Amerika, meski itu bukan mewakili pemerintahan Joe Biden.
ADVERTISEMENT
Di perang Rusia-Ukraina, kekuatan militer Amerika dicurigai sudah merosot dengan gagal menahan serangan Rusia meski faktanya sebenarnya juga tidak seperti itu. Namun, menurut Tulus Warsito, ada anggapan seperti itu di publik luas dunia.
“Jadi menurut saya memang kunjungan Pelosi ini dirancang untuk yakinkan dunia bahwa Amerika belum habis, Amerika tetap negara super power di politik dan militer meski di ekonomi memang tersaingi sama China. Dan bukan Biden yang berkunjung jadi untuk China ini juga tak begitu mempermalukan,” jelas Tulus.
Ke depan menurut Tulus, China dan Amerika masih akan terlibat saling gertak militer terkait Taiwan. Bagi Indonesia dan negara-negara tetangga Taiwan dan China, ketegangan di Selat Taiwan tentu akan meningkatkan tensi kewaspadaan.
ADVERTISEMENT
“Kita berdoa memang ini saling gertak saja. Tegang, bagi kita negara kecil secara militer ya tegang,” kata Tulus.