Kurangi Sampah Organik, Sleman Bikin Gerakan Makan Secukupnya

Konten Media Partner
13 Januari 2024 12:17 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi makanan sisa. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan sisa. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman membuat gerakan makan secukupnya untuk mengurangi produksi sampah organik di Kabupaten Sembada itu. Gerakan ini dilakukan karena sampai saat ini sampah organik menjadi jenis sampah terbesar yang dihasilkan di Sleman.
ADVERTISEMENT
“Harapannya kalau kita makan ya betul-betul sesuai dengan kebutuhan kita. Jangan sampai nanti ada sisa-sisa makanan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Epiphana Kristyani, kepada Pandangan Jogja pada Jumat (12/1).
Ketika masyarakat mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhannya, Epi berharap tidak ada lagi sisa-sisa makanan yang terbuang dan menjadi sampah.
“60 sampai 70 persen sampah kita sekarang itu sampah organik, termasuk sisa makanan,” ujarnya.
Kepala DLH Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, saat ditemui di kantornya pada Jumat (28/7) siang. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Gerakan ini sudah mulai dilaksanakan di Kalurahan Sardonoharjo, Ngaglik, sebagai percontohan.
Pemkab Sleman bekerja sama dengan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran, Kesejahteraan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM untuk menakar kebutuhan gizi atau kalori yang dibutuhkan masyarakat setiap hari.
Setelah itu, mahasiswa tersebut juga aktif mensosialisasikan kepada masyarakat untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan hasil takaran tersebut bersama pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
“Sehingga harapannya dengan mengukur sesuai kebutuhan gizi ini tidak ada lagi sisa-sisa makanan,” kata Epi.
Jika gerakan ini optimal dalam mengurangi sampah organik, pemerintah akan berusaha untuk memperluas intervensi serupa ke wilayah-wilayah lain di Sleman.