Libur Lebaran 2024: 2,2 Juta Kendaraan Keluar-Masuk DIY, Tahun Lalu Capai 4 Juta

Konten Media Partner
23 April 2024 13:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kemacetan lalu lintas saat mudik. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kemacetan lalu lintas saat mudik. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pergerakan kendaraan di Jogja pada libur Lebaran 2024 turun drastis dari Lebaran tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Catatan Dinas Perhubungan (Dishub) Daerah Istimewa Yogyakarta, selama libur Lebaran 2024 terdapat pergerakan kendaraan baik keluar maupun masuk DIY sebanyak 2.259.670 kendaraan.
“Yang masuk sekitar 1.064.000 dan yang keluar sekitar 1.195.000,” kata Plh Kepala Dishub DIY, Sumaryoto, saat dihubungi akhir pekan kemarin.
Jumlah ini menurut Oyot, sapaan akrabnya, turun drastis jika dibandingkan pergerakan kendaraan di DIY pada Lebaran 2023.
Tahun lalu, pergerakan kendaraan di DIY mencapai lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun ini, yakni mencapai sekitar 4.773.000 kendaraan.
“Jadi tahun ini lebih sedikit, hanya sekitar separuhnya,” ujarnya.
Hal ini menurutnya membuat lalu lintas di Jogja pada H-7 sampai H+7 Lebaran relatif lebih lancar dari tahun lalu.
Ilustrasi lalu lintas padat di jalanan Jogja. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Antrean panjang hanya sempat terjadi pada H+3 di perbatasan Prambanan karena ada salah komunikasi antara Jogja dan Jateng. Saat itu, Jogja mempercepat akses kendaraan yang keluar Jogja menuju Klaten, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Tapi di saat bersamaan, di Klaten juga dilakukan hal yang sama, kendaraan yang mau keluar ke arah Jogja dipercepat, tapi yang mau masuk ke Klaten diperlambat. Akibatnya, terjadi antrean panjang di daerah Prambanan.
Namun meski terjadi penurunan jumlah kendaraan, jumlah pergerakan orang justru jauh lebih besar dari yang diperkirakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Prediksi dari Kemenhub kan ada 11,7 juta orang, tapi berdasarkan pantauan kami dari kamera analitik plus data penumpang yang ada di bandara dan stasiun, itu total ada sekitar 16 juta orang,” kata Sumaryoto.
Hal ini karena banyak orang yang keluar-masuk DIY menggunakan transportasi publik, terutama bus. Sehingga meskipun pergerakan kendaraan menurun, tapi pergerakan orang tetap tinggi.