Marak Penjualan Madu Beserta Sarangnya, Bagaimana Memastikan Kemurnian Madunya?

Konten dari Pengguna
21 Juni 2020 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Madu beserta sarangnya. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Madu beserta sarangnya. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Penjualan madu secara online semakin banyak dijumpai, di media sosial maupun di situs-situs e-commerce. Semua mengklaim madu yang dijual adalah madu murni 100 persen. Dan saat ini banyak sekali penjualan madu sekalian beserta sayangnya. Iklan madu beserta sarangnya yang berseliweran di media sosial benar-benar bisa bikin menelan ludah: seseorang memamah sarang madu, berbunyi kriuk, dengan leleran madu yang tampak begitu lezat.
ADVERTISEMENT
Harga madu berikut sarangnya berbeda-beda. Misalnya, di sebuah marketplace, ada yang menjual madu murni ukuran 1 kilogram hanya Rp 65 ribu, ada yang Rp 90 ribu, ada yang di atas Rp 100 ribu, bahkan ada yang menjual setengah kilogram madu seharga Rp 80 ribu.
Kenapa harganya bisa berbeda-beda? Para penjual yang menjual dengan harga murah kebanyakan mengklaim mengambil madu dari peternak lebah langsung atau merekalah peternaknya. Sementara yang menjual dengan harga tinggi mengklaim madunya berasal dari lebah unggul dan sebagainya.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Ali Agus mengatakan bahwa semakin banyak penjualan madu secara online merupakan hal yang wajar mengingat di situasi pandemi perdagangan secara konvensional dalam bentuk fisik memang tidak memungkinkan lagi. Sehingga mau tidak mau, orang-orang kini harus memanfaatkan teknologi untuk mempromosikan produknya, termasuk para penjual madu.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, sebagai konsumen menurutnya harus ekstra hati-hati ketika akan membeli madu, terutama melalui toko online, karena tidak memungkiri banyak penjual madu yang curang. Soal kualitas madu ini menurutnya adalah persoalan yang krusial. “Apalagi jika konsumen ini tidak mendapat informasi yang komplit, sehingga gampang percaya dan bisa saja tergiur dengan harga murah tapi kualitasnya tidak bagus,” ujar Ali Agus saat dihubungi, pekan lalu.
Selain itu, ketersediaan nektar yang merupakan bahan baku lebah dalam menghasilkan madu sangat fluktuatif. Ketersediaan nektar sangat tergantung pada vegetasi di sekitarnya, sementara vegetasi bergantung pada musim dan cuaca. Di musim kemarau, tumbuhan tidak menghasilkan bunga yang merupakan tempat lebah mencari nektar, dengan begitu produksi madunya akan menurun. Sebaliknya ketika musim penghujan.
ADVERTISEMENT
“Kalau produksi madu kok tetap dari waktu ke waktu dan ada terus, ini perlu jadi pertanyaan, ini madu murni atau bukan. Kalau tidak hati-hati memang tidak ada jaminan kalau madu itu murni,” lanjutnya.
Tips Memilih Madu
Ilustrasi honeycomb. Foto: Pixabay
Manfaat madu bagi kesehatan sudah tidak terbantahkan. Banyak penyakit yang bisa dicegah dan disembuhkan menggunakan madu. Namun dengan catatan, madu tersebut adalah madu murni. Lain halnya jika madu yang dikonsumsi adalah madu campuran gula, alih-alih mendapatkan manfaat berupa kesehatan justru bisa terkena diabetes.
Lantas, bagaimana mengetahui sebuah madu murni atau tidak? Sebenarnya banyak indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui sebuah madu itu murni atau tidak. Indikator tersebut juga tergantung jenis madu tersebut, sebab tiap jenis madu memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda tergantung pada vegetasi habitatnya, nektar yang menjadi makanan lebah, bunga-bunga yang ada di sekitarnya, iklim dan cuaca, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Paling simpel untuk mengecek madu itu murni atau tidak, dia didatangi semut atau tidak. Kalau banyak semut yang mendatangi, berarti dia tidak murni, kalau murni tidak akan banyak semut yang datang,” ujar Ali Agus.
Hal ini karena kandungan sukrosa dalam madu murni sangat kecil, hanya sekitar 1 persen. Sementara pada gula, sekitar 97 persennya adalah sukrosa. Jika madu ternyata didatangi banyak semut, artinya dia sudah dicampur dengan gula.
Cara lainnya bisa juga dengan memasukkan madu ke dalam kulkas selama dua atau tiga hari. Tekstur madu murni tidak akan mengalami perubahan meski dimasukkan ke dalam kulkas. Sementara madu campuran akan berubah, bisa menjadi menggumpal karena beku ada juga yang menjadi cair. “Itu juga masalah, berarti ada campurannya. Bisa campuran gula, bisa campuran air,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dua cara itu adalah yang paling gampang dilakukan untuk mengetahui sebuah madu murni atau sudah dicampur dengan zat-zat lain.
Senada dengan Ali Agus, salah seorang peternak lebah madu di Gunungkidul, Yogyakarta, Purwanto, juga mengatakan cara paling gampang membedakan madu murni atau tidak dengan memasukkannya ke dalam kulkas.
Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan membakarnya. Caranya, ambil satu sendok madu, lalu bakar menggunakan lilin dari bawah. “Kalau madu itu tetap cair dengan busa banyak, tidak mengeras dipastikan murni. Tapi kalau mengeras dan jadi pekat, itu pasti tidak murni,” ujar Purwanto saat dihubungi, Kamis (11/6).
Alami Belum Tentu Murni
Purwanto, kiri, menunjukkan hasil ternak lebahnya. Foto: Widi Erha.
Untuk meyakinkan konsumen bahwa madu yang dijual adalah madu murni, beberapa penjual mulai banyak yang menjual madu sekaligus dengan honeycomb atau sarangnya. Menurut Ali Agus, madu yang dijual dengan cara seperti itu bisa jadi memang alami, tetapi belum tentu murni.
ADVERTISEMENT
“Karena honeycomb-nya (sarangnya) itu alami, buatan dari lebah.Tapi isinya, madunya belum tentu murni,” kata Ali Agus.
Sebab, lebah membutuhkan nektar sebagai bahan baku untuk menghasilkan madu. Tetapi ada masanya, lebah tidak mendapatkan nektar karena tanaman-tanaman di sekitarnya tidak berbunga, biasanya hal ini terjadi pada musim kemarau. Supaya lebah tetap bisa menghasilkan madu, maka buatkanlah suplementasi atau substitusi dengan cara dibuatkan makanan berbahan dasar gula atau sukrosa.
“Maka madu-madu yang berasal dari suplementasi itu bukan madu murni lagi, hanya gula isinya. Kalau dimasukkan kulkas sudah pasti membeku itu,” lanjutnya.
Untuk itu, supaya terlihat asli dan murni, banyak penjual madu yang menjual sekaligus dengan honeycomb-nya. Apa yang dikatakan Ali Agus sama persis dengan yang dikatakan Purwanto. Bahwa madu yang dijual dengan honeycomb-nya memang asli, tapi belum tentu murni. Menurutnya, di kalangan peternak lebah madu memang tidak asing lagi membuat makanan lebah menggunakan gula. Akibatnya, madu yang dihasilkan jadi tidak murni, karena tidak berasal dari nektar.
ADVERTISEMENT
Meski begitu Purwanto yang sebenarnya belum lama beternak lebah madu memilih jalan lain yang tidak semua peternak madu melakukannya. Supaya 40 koloni lebah madu yang dia miliki tercukupi makanannya, Purwanto juga menanam berbagai macam tanaman bunga di sekitar kandang.
“Ada AMP, santos, kaliandra, matahari, dan sebagainya. Sekarang masih nanam terus. Nanti kalau bunganya sudah banyak baru kita tambah lagi stup lebahnya,” ujar Purwanto.
Jika sesuai rencana, bulan depan akan menjadi masa panen raya pertama bagi Purwanto dan teman-temannya yang tergabung dalam Lembaga Umat Dharma Artha. Tentu akan menjadi momen bersejarah baginya. (Widi Erha Pradana / YK-1)