Mengenal Anggrek Endemik Merapi yang Dikawinkan oleh Ratu Belanda

Konten dari Pengguna
12 Maret 2020 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen Fakultas Biologi UGM, Endang Semiarti, bersama Ratu Maxima saat mengawinkan spesies anggrek Indonesia yang kemudian diberi nama Vanda Tricolor Lindley Queen Maxima untuk menandai peran serta dukungan Belanda terhadap pelestarian biodiversitas di Indonesia. Foto : Fristo UGM)
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Fakultas Biologi UGM, Endang Semiarti, bersama Ratu Maxima saat mengawinkan spesies anggrek Indonesia yang kemudian diberi nama Vanda Tricolor Lindley Queen Maxima untuk menandai peran serta dukungan Belanda terhadap pelestarian biodiversitas di Indonesia. Foto : Fristo UGM)
ADVERTISEMENT
Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi salah satu tempat yang disinggahi Raja Belanda Willem Alexander dan sang Ratu, Queen Maxima, Rabu (11/3). Dalam kesempatan itu, Pakar Anggrek Fakultas Biologi UGM, Endang Semiarti, mengajak Ratu Maxima membantu mengawinkan anggrek jenis Vanda tricolor Lindley yang kemudian hasil silangannya akan diberi nama dengan nama ratu Belanda tersebut.
ADVERTISEMENT
Jenis anggrek ini sengaja dipilih karena keistimewaannya yang merupakan flora endemik Gunung Merapi. Artinya, Vanda tricolor Lindley hanya ada dan hidup secara alami di gunung yang sangat aktif itu. Meski ada juga Vanda tricolor Bali, Trenggalek, dan Jawa Barat, namun Vanda tricolor khas Gunung Merapi ini tetap memiliki keistimewaan sendiri.
“Yang Merapi paling cantik dan wangi, terutama di pagi hari. Itu untuk menarik serangga penyilang alami yaitu lebah madu,” kata Endang Semiarti ketika dihubungi Rabu (18/3) malam.
Keistimewaan lain, anggrek jenis ini sangat tahan dengan kondisi ekologi yang dingin sampai panas. Vanda tricolor Lindley dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dan tetap bisa berbunga. Buktinya, dengan kondisi Gunung Merapi yang sangat aktif, anggrek ini masih tetap ditemukan di habitat alaminya.
ADVERTISEMENT
“Asal banyak angin dan cahaya, dia bisa tumbuh,” lanjutnya.
Populasi Semakin Berkurang
Di habitat aslinya, populasi Vanda tricolor Lindley terus berkurang dengan signifikan. Menurut Endang, hal ini karena kondisi Gunung Merapi yang sangat aktif, sehingga mengganggu perkembangannya.
“Ancaman lain, banyak juga orang yang mengambil tanaman ini dari hutan untuk diperjualbelikan,” kata Endang.
Kabar yang kurang menggembirakan itu membuat upaya konservasi harus dilakukan dengan gencar. Upaya konservasi bisa dilakukan dengan cara eks situ maupun in situ. Konservasi eks situ yaitu membawa Vanda tricolor Lindley ke tempat lain uk diperbanyak dan dibudidayakan untuk selanjutnya dikembalikan ke habitat aslinya. Sementara konservasi in situ adalah upaya pelestarian yang dilakukan di habitat aslinya.
“Kami mendukung kedua macam konservasi itu, seperti yang saya sampaikan tadi di depan Ratu Maxima,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Agustus-September Masa Terbaik Vanda tricolor
Pakar anggrek UGM, Endang Semiarti, berfoto bersama anggrek tricolor. Foto : istimewa.
Proses penyilangan yang dilakukan oleh Ratu Maxima di UGM adalah penyilangan sendiri atau self pollination. Artinya, anggrek itu disilangkan dengan jenis yang sama untuk menghasilkan Vanda tricolor Lindley yang lebih banyak.
“Untuk tujuan konservasi. Supaya anak-anaknya mirip dengan ibunya,” jelas Endang.
Jika dipupuk dengan kandungan P atau fosfor tinggi, anggrek ini bisa berbunga terus setiap saat. Namun secara alami, anggrek ini akan menunjukkan bunga-bunga terindahnya pada Agustus sampai September.
Menurut Endang, Ratu Maxima sangat senang dan merespons positif proses penyilangan anggrek itu. Dia mengatakan ingin sekali melihat anak-anak anggrek yang dia silangkan nantinya seperti apa.
“Beliau juga senang karena anggreknya fragrance atau harum,” ungkap Endang.
ADVERTISEMENT
Jika proses penyilangan itu berhasil, Endang mengatakan anak-anak anggrek tersebut akan diberi nama Vanda tricolor Lindley varian Queen Maxima sebagai bentuk penghargaan kepada Ratu Maxima. ( Widi Erha Pradana / YK-1)