Mengenang Maestro Ketoprak Bondan Nusantara di Gelar Karya Maestro TBY

Konten Media Partner
13 Juni 2024 20:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertunjukan Gelar Karya Maestro 'Rembulan Wungu' di TBY, Selasa (11/6). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pertunjukan Gelar Karya Maestro 'Rembulan Wungu' di TBY, Selasa (11/6). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Taman Budaya Yogyakarta (TBY) mengadakan pertunjukan ketoprak Gelar Karya Maestro bertajuk Rembulan Wungu pada Selasa (11/6) kemarin.
ADVERTISEMENT
Pertunjukan ini digelar untuk mengenang sosok maestro ketoprak Indonesia asal Yogyakarta, yakni Bondan Nusantara, yang telah wafat pada 22 April 2022 silam.
Pertunjukan ini ditampilkan di panggung pertunjukan TBY dengan melibatkan para aktor dari tiga generasi.
Kepala UPT TBY, Purwiati, mengatakan bahwa Bondan Nusantara merupakan sosok yang sangat penting dalam dunia ketoprak di Indonesia. Sepanjang hidupnya, Bondan sangat aktif menulis naskah maupun menjadi sutradara pertunjukan.
"Bondan Nusantara di masa hidupnya sangat aktif menulis naskah pertunjukkan. Lebih dari 150 judul, kemudian sebagai sutradara ketoprak lebih dari 500 pementasan," tutur Kepala UPT TBY, Purwiati, Selasa (11/6).
Pertunjukan Gelar Karya Maestro 'Rembulan Wungu' di TBY, Selasa (11/6). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Seniman tari yang juga sahabat Bondan Nusantara, Bambang Paningron, mengungkapkan bahwa Bondan merupakan seniman yang memiliki semangat tinggi untuk melestarikan pertunjukan ketoprak.
ADVERTISEMENT
"Beliau ini sosok langka sebenarnya, sosok langka yang memberikan banyak warisan pada anak-anak muda terutama dan ini menjadi penyemangat juga bagi anak-anak muda generasi ketoprak masa kini. Saya kira warisan ini akan terus dijaga oleh anak-anak karena semangat mereka masih sangat tinggi, ilmu-ilmu yang sudah mereka dapatkan dari Mas Bondan," tutur Bambang.
Sahabat Bondan lain yang juga seorang sutradara, Garin Nugroho, mengatakan bahwa pertunjukan seperti ini sangat dibutuhkan dalam dunia seni untuk mengenang para maestro.
“Maestro itu kan sejarah. Dia juga pengetahuan, dia juga melakukan pemberdayaan membangun jaringan komunitas, melakukan apresiasi serta menjadi pelaku. Gabungan itulah yang dipentingkan untuk apa yang disebut kehidupan seni pertunjukan kita khususnya budaya jogja. Jadi, acara ini memang dibutuhkan", kata Garin.
Istri Bondan Nusantara, Maria Sri Sulastri. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Istri Bondan Nusantara, Maria Sri Sulastri, mengaku sangat terharu dengan pertunjukan yang digelar untuk mengenang almarhum suaminya itu.
ADVERTISEMENT
"Terharu mas, sampai sekarang masih enggak percaya ya. Bapak tuh udah ga ada, tapi ya sudah mau gimana lagi, harus ikhlas," ucapnya.
Saat membuka pertunjukan tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, apa yang telah dilakukan oleh Bondan sepanjang hidupnya adalah warisan yang tak ternilai harganya bagi dunia ketoprak Indonesia.
"Saya juga sampai heran, ternyata beliau sudah menyiapkan sedemikian rupa supaya kita tidak kehilangan atau ketinggalan karya-karya atau cara-cara beliau yang kemudian dalam banyak hal, dalam buku beliau disebut sebagai peternak ketoprak," kata Dian Lakshmi Pratiwi.
Sebagai informasi, Gelar Karya Maestro merupakan agenda rutin yang diselenggarakan TBY setiap tahun. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menghidupkan kembali karya-karya para maestro dengan mempersembahkannya kepada masyarakat agar semangatnya tetap hidup di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT