Menuju Ruckrunde Bundesliga, Menanti Tuah Satu Dekade RB Leipzig

Konten dari Pengguna
17 Januari 2020 19:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Para pemain RB Leipzig merayakan kemenangan. Foto : twitter RB Leipzig
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain RB Leipzig merayakan kemenangan. Foto : twitter RB Leipzig
ADVERTISEMENT
Die Winterpause (jeda musim dingin) sudah selesai, hingar bingar Bundesliga kembali dimulai. Setelah 26 hari yang dingin dan penuh hujan, perburuan titel musim 2019/2020 kembali dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
Musim ini Bundesliga tampak sangat menjanjikan. Untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir, Bundesliga memiliki juara hindrunde alias paruh pertama musim selain Bayern atau Dortmund. Terakhir kali itu terjadi pada tahun 2009, dimana Bayer Leverkusen menutup tahun tersebut di puncak klasemen. Pada tahun yang sama, RB Leipzig dilahirkan, dan entah kebetulan atau tidak, tepat satu dekade kelahirannya, di kalender 2019 ini, RB Leipzig berada di puncak klasemen.
Bahkan jika masih Bayern yang keluar sebagai kampiun di akhir musim nanti, pertarungan di paruh kedua bisa dipastikan akan berlangsung sengit hingga pekan terakhir. Leipzig sebagai Herbsmeister (juara musim gugur) hanya berjarak 2 angka dari Monchengladbach yang menghuni runner up dan 5 angka dari Dortmund dan Schalke di posisi keempat dan kelima. Yang berarti kita memiliki 4 klub yang akan bersaing secara sehat dengan Bayern untuk meraih Meisterschale (juara Bundesliga).
ADVERTISEMENT
Club Paling Dibenci di Jerman
Publik internasional penikmat Bundesliga yang bukan orang Jerman (terlebih bukan fans Bayern), tentu saja mengharapkan entah Leipzig atau Gladbach (atau mungkin Dortmund dan Schalke) bisa merengkuh titel di akhir musim nanti. Secara kasat mata, die Roten Bullen (julukan RB Leipzig) adalah yang paling siap di antara semuanya, baik secara manajemen maupun komposisi pemain, teknis dan non teknis.
Namun yang mungkin meresahkan adalah, bahwa RB Leipzig adalah klub yang paling tidak disukai di Jerman. Lebih dari itu, dia dibenci. Bayangkan perasaan publik sepakbola Jerman yang mendapati gelar juara liga mereka beralih dari satu klub yang dibenci (Bayern Munchen) ke klub yang paling dibenci lainnya.
ADVERTISEMENT
Munich dibenci karena kerakusan membajak pemain terbaik dari tim-tim kecil. Leipzig, alasan kebencian ini jelas bersumber dari terlibatnya Red Bull. RB Leipzig dituding hanyalah agen dari perusahaan asal Austria tersebut untuk berinvestasi dan menjual minuman energi mereka sebanyak-banyaknya di Jerman. Leipzig adalah urusan dagang minuman bukan sepak bola, begitu kebencian para bavarian pada Leipzig.
RB Leipzig juga dituding menyiasati tradisi sepakbola Jerman yang menerapkan kebijakan "50+1" untuk menjaga kepemilikan klub tetap berada di tangan anggota klub. Namun anggota klub RB Leipzig yang hanya berisi 17 orang itu memiliki hubungan sangat dekat dengan Red Bull. Hal-hal ini dikhawatirkan akan merusak nilai-nilai sepakbola Jerman yang berpegang teguh pada tradisi dan keberpihakan pada suporter bukan pada urusan dagang minuman kaleng doank.
ADVERTISEMENT
Para kompetitor
Peringkat kedua dihuni oleh Borussia Moncengladbach. Tim yang sempat merajai Bundesliga dekade 70an ini tumben-tumbenan bertarung di puncak klasemen musim ini. Biasa bertengger di papan tengah, bertarung demi tiket zona Eropa, bermodal pelatih baru Marco Rose, Gladbach muncul sebagai penantang. Die Fohlen mendapati paruh pertama terbaiknya sejak 1976, cukup lama bertengger di puncak klasemen, namun kehilangan poin di dua pertandingan terakhir sebelum winterpause membuat mereka disalip Leipzig.
Secara konsisten, Gladbach kehilangan bakat-bakat terbaik mereka, baik yang pindah ke luar liga maupun ke rival domestik. Setelah Mahmoud Dahoud, Dortmund juga memboyong Thorgan Hazard dari Borussia Park. Namun dengan skuad seadanya yang tersisa, ditambah beberapa rekrutan anyar yang sama sekali tidak mewah, Marco Rose berhasil membawa Yann Sommer dan kawan-kawan ke papan atas Bundesliga, sebuah wilayah yang lama tidak ditapaki Die Fohlen.
ADVERTISEMENT
Sebagai tambahan, Gladbach bersama VfL Wolfsburg hanya kebobolan 18 gol dari 18 pertandingan, adalah yang terbaik di liga. Telah tersingkir dari semua ajang yang diikutinya, Gladbach hanya perlu mencurahkan seluruh tenaga, pikiran, keringat, darah dan air mata untuk Bundesliga tersayang saja.
Pembajakan Dortmund
Berkaca dari musim lalu, Dortmund mencoba melakukan apa yang dilakukan Bayern untuk merajai Bundesliga: mencomot bakat-bakat terbaik seantero Jerman. Mereka merekrut dua nama beken Bundesliga; Thorgan Hazard dari Monchengladbach, dan Julian Brandt dari Leverkusen, serta mengambil kembali Matts Hummel dari Bayern. Walau tidak melaju sekencang paruh pertama musim lalu, Dortmund tetap berada di papan atas. Kebetulan, Dortmund adalah klub terakhir yang menjuarai Bundesliga sebelum dirajai Bayern 7 musim beruntun.
ADVERTISEMENT
Mendekati paruh musim, Dortmund sudah mulai tampak kelelahan. Meskipun selisih poin tidak begitu jauh, namun sulit membayangkan pasukan kuning hitam akan terlibat banyak pada perebutan gelar. Serangkaian parade eror di penghujung tahun yang menunjukkan ketidaksiapan der Borussen. Masih banyak perbaikan yang harus dilakukan oleh Dormund jika ingin menjadi juara, atau setidaknya terlibat lebih jauh dalam perebutan gelar. Modal terbaik mereka adalah Signal Iduna Park, tempat di mana mereka tidak pernah kalah musim ini di segala ajang. Dan di jendela transfer musim dingin, Die Schwarzgelben berhasil mendaratkan striker muda segar, Erling Braut Haaland.
Kepergian Alexander Nubel
Schalke secara sadar harus disingkirkan dalam bursa juara. Meskipun klub yang bermarkas di Veltins Arena ini hanya akan berpartisipasi di Liga dan DFB Pokal, yang membuat mereka tidak sesibuk peserta lainnya yang masih memiliki agenda di Eropa, namun target realistis mereka hanyalah mendapat jatah bermain di Liga Eropa musim berikutnya. Syukur-syukur mampu finis lebih tinggi dan masuk zona Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Masalah Schalke bertambah, kehilangan bakat terbaiknya ke klub rival, lagi. Alexander Nubel akan bersama Bayern Munich musim depan dengan gratis. Schalke meresponnya dengan mencopot ban kapten dari lengan kiper muda berbakat ini. Seperti halnya Manuel Neuer, sebelum mencapai puncak karirnya bersama Bayern, Neuer adalah kiper andalan Schalke, adalah kapten klub berjuluk Royal Blues itu.
Demokrasi untuk Leipzig
Jika perebutan Misterschale itu ditentukan lewat jalur demokrasi, maka juaranya adalah RB Leipzig. Dalam survey yang dilakukan oleh majalah 'Kicker', sebanyak 43.1 % koresponden memilih Leipzig sebagai juara, hanya 36% yang percaya Bayern bisa melakukannya. Korespondennya adalah pemain Bundesliga. Dalam survey lain, yang dilakukan oleh German Press Agency pada klub peserta Bundesliga, hasilnya sama: Jerman memilih Leipzig.
ADVERTISEMENT
Tapi simpan dulu hasil survey tersebut, karena tidak ada demokrasi dalam sebuah turnamen sepakbola. Bursa unggulan menempatkan Leipzig di atas walaupun menjalani musim transfer musim dingin dalam sunyi. Bagaimana dengan Bayern? Performa Bayern Munchen adalah penentu jalannya musim ini. Pergantian presiden klub dari Uli Hoeness ke Herbert Heiner, masuknya Oliver Kahn ke jajaran direksi, Hansi Flick menggantikan Nico Kovac di bangku pelatih. Die Bavarian sedang berbenah, menyamakan persepsi antara pelatih baru, Hansi Flick dengan Hasan Salihamidzic selaku Direktur Olahraga terkait komposisi pasukan. Semua akan Bayern pada waktunya, tapi akan sulit musim ini.
Pertarungan Zona Degradasi
Union Berlin yang menempati posisi 11 hanya berjarak 8 poin dengan Paderborn di urutan terakhir. Selisih poin yang dekat membuat banyak hal bisa terjadi. Union Berlin si anak baru secara mengejutkan mampu memenangkan derby ibukota pertamanya, dan bahkan mengungguli Hertha Berlin di tabel klasemen, tapi ujian sebagi debutan terbaik masih akan bertambah berat di paruh kedua.
ADVERTISEMENT
Eintracht Frankfurt yang hanya mengumpulkan satu poin di tujuh pertandingan mulai mendekati zona merah. Setelah menang besar saat melawan Bayern, Die Adler mulai menurun dan terjun bebas. Konsentrasi mereka akan terpecah, bertarung di Liga Eropa melawan RB Salzburg dan jarak 3 angka dari zona play off degradasi.
FC Koeln membuktikan dirinya sebagai kompetitor berpengalaman di zona degradasi. Memenangkan 3 pertandingan beruntun sebelum akhir paruh pertama untuk keluar di zona berbahaya ini.
Sementara itu, Werder Bremen butuh usaha yang lebih keras lagi untuk bertahan di kasta tertinggi sepakbola Jerman. Tim yang masih memainkan legenda hidup Bundesliga berusia 41 tahun asal Peru, Claudio Pizarro ini masih bertahan di urutan 17 dengan 14 poin.
ADVERTISEMENT
Rouwen Hennings adalah kunci bagi Duesseldorf untuk bertahan. 11 dari 18 gol tim ini dicetak oleh Hennings seorang. Bersama-sama dengan Wolfsburg, Die Fortunen adalah tim dengan produktifitas terburuk. Paderborn yang berada di dasar klasemen hanya tertinggal 3 angka dari Duesseldorf yang berada di zona play-off. Upaya kebangkitan Paderborn sudah terlihat, meraih 7 poin yang berharga di 5 pertandingan terakhirnya.
Sama seperti perebutan gelar juara di atas sana, pertarungan di bawah sini juga akan berlangsung sengit dan penuh drama hingga pekan 34.
Selalu ada yang pertama dalam segala sesuatu. Jika RB Leipzig tidak memiliki sejarah juara di ajang 1. Bundesliga, sekarang mereka sedang mencoba melakukannya, dan tugas sejarah adalah mencatatnya. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)
ADVERTISEMENT