Menyusuri Kisah Raja dan Ratu Buah Melalui Durian, Manggis, dan David Fairchaild

Konten dari Pengguna
14 Maret 2020 19:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi durian. Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi durian. Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Julukan “raja dan ratu buah” bisa berbeda-beda di tiap negara, atau kebudayaan bergantung dari mana Anda berasal. Bahkan tiap individu punya ‘raja dan ratu’ buahnya sendiri karena keterlibatan perasaan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Nanas, anggur, apel, persik atau pir dan lainnya bisa jadi adalah raja dan ratu di tempat berbeda. Alfred Russel Wallace dalam “Malay Archipelago” mengira bahwa jeruk adalah ‘ratu buah’, menyandingkannya dengan durian sebagai ‘raja buah’. Di Filipina, manggis adalah raja buah.
Di India, raja buah adalah mangga. Ratusan varietas mangga tumbuh subur di Asia Selatan, menjadi bagian dari kehidupan warganya selama ribuan tahun. Buah ini juga populer di dunia, menjadi komoditas ekspor yang diminati. Jika pemilihan raja buah dilakukan dengan cara voting, dapat dipastikan mangga akan menjadi pemenang. Kawasan Asia Tenggara yang mengagungkan durian sebagai raja tidak akan sanggup menyaingi jumlah pemilik hak suara dari kawasan Asia Selatan.
Tetapi orang-orang India dan sekitarnya tidak banyak yang sudah mencicipi durian. Sementara Asia Tenggara juga memiliki sejarah ratusan tahun bersama mangga dan tidak menganggapnya seistimewa itu untuk dapat duduk di singgasana teratas kerajaan buah. Durian memiliki keunggulan yang tidak dimiliki buah lainnya.
ADVERTISEMENT
Aromanya yang tajam adalah filter awal, menyaring penggemar dan orang yang ingin sekedar coba-coba. Kulitnya yang berduri membutuhkan kehati-hatian untuk membuka. Bahkan sebelum Anda melihat isi buahnya, Anda sudah harus melakukan pengorbanan besar, itu belum termasuk memetiknya (atau menunggunya matang alami dan terjatuh) dan harga yang lumayan jika Anda membelinya. Dan yang paling penting, durian punya penggemar militan yang rela mengabaikan nasehat kesehatannya.
Legenda Ratu Victoria dan Manggis
Ilustrasi buah manggis. Foto : Pixabay
Durian sering disandingkan dengan manggis di singgasana kerajaan buah. Berbeda dengan durian, manggis secara umum diterima di seluruh dunia, cenderung tidak memiliki pesaing berarti untuk menjadi ratu buah.
Manggis mendapat reputasinya yang mendunia dari sebuah legenda yang diceritakan oleh David Fairchild, seorang botanis penjelajah asal Amerika Serikat, negara yang sedang menuju puncak dunia. Dalam bukunya yang berjudul “Exploring for Plants” terbitan 1930, dia mengatakan bahwa Ratu Victoria menawarkan hadiah uang 100 poundsterling bagi siapa pun yang mampu membawakannya buah manggis segar. Dalam cerita lain yang beredar, hadiah uang itu masih ditambah dengan pemberian gelar kesatria kerajaan. Namun, sayembara dari salah satu penguasa kerjaan terbesar dunia saat itu tidak memiliki data pendukung yang ilmiah.
ADVERTISEMENT
Cerita ini tidak memiliki basis data termasuk dari British Natural History Museum, Kew Gardens, The Royal Archives, The Times of London, the British Library, Gardener's Chronicle, Curtis's Botanical Magazine maupun media cetak yang terkenal pada masa itu. Dugaan Fairchild mungkin saja benar, namun tidak bisa dijadikan rujukan mengingat ketiadaan catatan dan dokumen pendukung. Dan julukan ratu buah pada manggis sudah terlanjur mendunia, dan bagi orang-orang yang sudah mencicipinya, gelar itu dirasa pantas dan layak.
Perjalanan David Fairchild
David Fairchild. Foto : Wikipedia
David Fairchild mengunjungi seluruh benua berpohon dan membawa ratusan tanaman penting ke negaranya, termasuk kapas dari Mesir dan ikut memindahkan sakura dari Jepang ke Washington yang menjadi ikon festival musim semi di AS. Buah favoritnya adalah manggis. Dia selalu membayangkan sebagai yang terbaik dan bahkan menyebutnya sebagai ratu buah. Fairchild mencoba mempopulerkannya di Amerika, merasa bahwa lidah Amerika akan menyukainya juga. Namun tanaman yang ditemukannya di Jawa ini tidak tumbuh maksimal di tanah kelahirannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Tapi usahanya bisa dibilang tidak sepenuhnya sia-sia, setidaknya saat ini AS menjadi importir manggis terbesar di dunia. Seperti halnya manggis, sebagian besar buah-buahan yang kini menghiasi supermarket Amerika diperkenalkan oleh Fairchild. China belakangan ini juga meningkatkan permintaannya untuk ratu buah ini, menyaingi angka ekspor Uni Eropa.
Kesadaran untuk mendapatkan ekstra nutrisi bagi tubuh dari konsumsi buah meningkatkan permintaan pada buah-buahan di atas. Meningkatnya pendapatan per kapita yang terus membaik juga membuat konsumsi buah meningkat.
Untuk urusan kepopuleran, pisang, anggur dan apel adalah tiga besar di dunia. Permintaannya ekspor terus meningkat tiap tahun dari pasar Eropa dan AS. Sementara untuk kategori buah-buahan tropis, secara global, nanas, alpukat, dan mangga masih menjadi tiga terbaik kategori buah tropis, selain pisang. Namun, kepopuleran buah-buahan ini belum bisa menandingi kejayaan durian yang mistis. Sang raja buah terus membangun basis penggemarnya di luar Asia Tenggara melalui cerita-cerita penjelajah dan wisatawan.
ADVERTISEMENT
Di tengah dunia yang sedang berusaha menaklukkan virus corona, makan buah barangkali akan berubah dari kebutuhan tersier menjadi primer sebab vitamin tak akan kalah popular ketimbang karbo. Selamat makan buah. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)