Pasangan Muda Makin Sadar Kontrasepsi Bikin Angka Kelahiran di DIY Terus Turun

Konten Media Partner
13 Juni 2023 11:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan muda. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan muda. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Angka kelahiran total atau total fertility rate (FTR) di Daerah Istimewa Yogyakarta terus turun dalam lima dekade terakhir. Bahkan, per 2020, angka kelahiran di DIY jadi yang paling rendah kedua secara nasional.
ADVERTISEMENT
Pada 2020, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kelahiran DIY sebesar 1,89. Artinya, setiap satu orang perempuan di DIY rata-rata melahirkan tidak sampai dua anak sepanjang masa suburnya.
Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY, Budhi Hermanto, mengatakan salah satu sebab menurunnya angka kelahiran bayi di DIY adalah meningkatnya penggunaan alat kontrasepsi.
"Misalnya, pada 2019 itu penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang hanya 38%, tetapi pada 2021 mencapai 41,4%. Penggunaan kontrasepsi jangka panjang ini cukup meningkat," kata dia, Senin (12/6). Kontrasepsi jangka panjang contohnya Intra Uterine Device (IUD) dan susuk KB.
Jenis-jenis alat kontrasepsi. Foto: Shutter Stock
Selain itu, penurunan angka kelahiran bayi juga terjadi akibat banyak pasangan muda yang cenderung menunda kehamilan. PKBI telah banyak menerima konseling dari pasangan yang memilih cara ini.
ADVERTISEMENT
Kemudian, faktor lain penyebab menurunnya angka kelahiran bayi di DIY adalah meningkatnya angka kematian bayi.
"Ada peningkatan tidak terlalu signifikan, tetapi saya kira juga ini berpengaruh terhadap angka tingkat kelahiran yang semakin turun," ujar Budhi.
Meski terus turun, angka kelahiran di DIY saat ini belum mengkhawatirkan. Yogyakarta tidak akan mengalami resesi seks seperti yang terjadi di Jepang karena banyak pasangan yang tidak ingin memiliki anak.
"Saya tidak melihat kekhawatiran itu ada di Indonesia maupun Yogya. Kalau di Indonesia, yang saya dapat kasusnya menunda untuk memiliki anak, sementara di banyak negara itu mereka memang memutuskan untuk tidak memiliki anak," jelas dia.
Budhi menyebut pemerintah sebaiknya lebih gencar mengedukasi pasangan soal kesehatan seksual dan reproduksi. Tujuannya, mereka yang menunda kehamilan dapat mengetahui cara yang aman jika ingin memiliki anak saat sudah melewati masa usia subur.
ADVERTISEMENT