Pemda DIY: Kita Punya Ratusan pangan Tradisional tapi Anak Lebih Suka Takoyaki

Konten Media Partner
18 Agustus 2022 21:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretairs Dinas Kebudayaan Pemprov DIY, Cahyo Widayat. Foto: Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Sekretairs Dinas Kebudayaan Pemprov DIY, Cahyo Widayat. Foto: Widi Erha Pradana
ADVERTISEMENT
Sekretaris Dinas Kebudayaan Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Cahyo Widayat, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kecenderungan anak-anak muda sekarang yang lebih suka jajan makanan dan minuman asing ketimbang jajanan tradisional. Padahal, Yogyakarta menurut dia memiliki ratusan jajanan tradisional yang rasanya tidak kalah lezat dengan berbagai jajanan dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Ada ratusan kita punya makanan tradisional, tapi anak-anak muda lebih suka jajan takoyaki sama taichan," kata Cahyo Widayat saat ditemui usai membuka acara Pasar Kangen di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis (18/8).
Foto: Widi Erha Pradana
Dari ratusan jajanan tradisional yang dimiliki Yogyakarta, menurut dia hanya ada sebagian kecil saja yang dikenal oleh masyarakat dan masih eksis seperti sekarang. Misalnya bakpia yang telah menjadi ikon oleh-oleh khas Yogyakarta.
"Tapi di luar itu lebih banyak yang nasibnya tak sebaik bakpia," lanjutnya.
Bubur tradisional di Pasar Kangen. Foto: Widi Erha Pradana
Gempuran jajanan dari luar negeri menurut Cahyo memang menjadi tantangan terbesar jajanan tradisional Indonesia. Namun di sisi lain, gempuran kuliner luar negeri tersebut adalah keniscayaan yang tak bisa dihindari.
Yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan inovasi terhadap produk-produk jajanan tradisional supaya bisa bersaing dengan jajanan luar negeri yang semakin masif masuk ke Indonesia, juga Yogyakarta. Selain itu, dia juga berharap keluarga dan orangtua ikut mengenalkan jajanan tradisional ke anak-anak mereka di rumah.
ADVERTISEMENT
"Karena enggak mungkin ini hanya dilakukan oleh Dinas Kebudayaan saja," ujarnya.
Jajanan tradisional di Pasar Kangen. Foto: Widi Erha Pradana
Pemerintah menurut dia juga tidak mungkin membatasi dan mengintervensi produk jajanan apa saja yang boleh beredar di pasaran. Pemerintah menurut dia hanya bisa melakukan sosialisasi dan memperbanyak event-event yang menjajakan berbagai jajanan tradisional.
"Salah satunya seperti Pasar Kangen ini," ujarnya.
Selain itu, pemerintah setiap tahun juga telah mengajukan makanan-makanan tradisional untuk menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb). Hal itu menurut dia juga penting untuk menjaga eksistensi kuliner tradisional. Saat ini, sudah ada beberapa kuliner tradisional khas Yogyakarta yang telah ditetapkan menjadi WBTb, seperti sate klathak, mi lethek, dan gudeg manggar.
"Itu harus kita lestarikan, jangan sampai hilang, jangan sampai anak-anak kita nanti cuma dapat cerita dan lihat gambarnya," kata Cahyo Widayat.
ADVERTISEMENT