Pemilu 2024, Gen Z, dan Golongan Prekariat: Pandangan Sugeng Bahagijo

Konten Media Partner
30 Oktober 2023 20:48 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ini adalah opini dari Sugeng Bahagijo, Direktur Rumah Politik Kesejahteraan (RPK).
Sebagian dari Generasi Z yang memilih dalam Pemilu 2024 merupakan pemilih pertama alias first-time voters. Foto: BBC / Kumparan
Ada 3 alasan mengapa Parpol dan capres perlu memberi perhatian khusus kepada milenial (generasi muda).
ADVERTISEMENT
Pertama, jumlah orang muda – Milenial dan Gen Z, merupakan pemilih terbesar dalam pemilu 2024; saat ini jumlahnya sebanyak 69.38 juta atau 25,87% dari total penduduk Indonesia. Gen Z saat ini menempati posisi paling banyak yaitu 74,93 juta orang atau 27,94% dari keseluruhan populasi.
Kedua, mereka merupakan pemilih yang rasional meski masih memiliki sikap patronase kepada keluarga. Pilihan keluarga ayah-ibu akan menggiring mereka.
Ketiga, mereka terbiasa kepada alam kebebasan dan demokrasi, namun sering ditipu dan disesatkan oleh berita palsu dan hoaks serta propaganda seiring dengan banjirnya informasi.
Foto: BBC / Kumparan
Momen pemilu 2024 harus menjadi insentif bagi kaum muda. Pemilu 2024 perlu menjadi tanggap dan menyambut aspirasi-aspirasi generasi muda. Harus berubah dari mekanisme prosedural menjadi demokrasi bermakna dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan kaum muda.
ADVERTISEMENT
Pemilu tidak lain adalah mekanisme koreksi dan perbaikan 5 tahunan oleh warga dan anak muda. Agar pemerintah terpilih mendatang lebih peduli dan mendukung aspirasi warga dan anak muda. Apa yang kurang selama 5 tahun atau 10 tahun ini bisa diperbaiki, sementara yang sudah baik dapat dilanjutkan dan diperluas.
Program untuk Orang Muda
Foto: BBC / Kumparan
Pemerintah Presiden Jokowi telah berhasil membuka program-program yang membuka luas peluang pelatihan kerja dan Pendidikan (Kartu Prakerja) serta memulai jaminan sosial baru seperti Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)
Apa dan siapa Milenial?
Secara umum, kita percaya bahwa aspirasi orang muda dan Gen Z dapat dipilah ke dalam 3 kelompok isu prioritas yang disekitar Penguatan SDM, Penyediaan Lapangan Kerja -Peningkatan Pendapatan dan Lingkungan Hidup yang hijau dan leastri. Semua aspirasi ini jika diwujudkan tidak saja penting bagi warga dan Orang muda tetapi juga penting bagi nation building dan cita cita menjadi Negara Maju tahun 2045 nanti.
ADVERTISEMENT
Pertama, aspirasi di lapangan pendidkkan dan pelatihan kerja sebagai mekanisme untuk meraih tujuan SDM Unggul. Program apa dibutuhkan? Kartu Pra kerja. Beasiswa untuk mencapai 1 dokter 1 desa/kecamatan; beasiswa sertifikasi. beasiswa guru-guru PAUD-SMA. Juga Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Kedua, aspirasi Kota Hijau bebas polusi dan masalah krisis iklim. Program yang bisa diharapkan misalnya RTH 30 persen diwujudkan oleh semua Kota. Pabrik-pabrik dan PLTU dikurangi dan dikendalikan. Transportasi Listrik diperluas dan terjangkau. Reboisasi dan Rehabilitasi hutan dan lahan-lahan. Penambahan jumlah dan luasan Hutan Lindung 10 kali lipat selama 5 tahun.
Ketiga, milenial butuh lapangan kerja. Sehingga kita berharap proyek -proyek swasta dan BUMN membuka lapangan kerja warga lokal. Proyek-proyek swasta dan BUMN membuka peluang bagi pengusaha lokal.
ADVERTISEMENT
Keempat, milenial butuh kebijaan dan program pemerintah baru yang berkomitmen dan nyata nyata menciptakan kewirausahaan. Siapakah paslon yang tampaknya bisa mewujudkan10 juta wiraswata baru selama 5 tahun? Kredit Murah hingga 200-300 juta.
Prekariat Vs Salariat
Foto: BBC / Kumparan
Kita mendata sebuah gejala sosial yang bertali-temali dengan lahirnya Milenial dan Gen Z-sebuah gejala yang disebut para ahli sebagai meluasnya golongan sosial Prekariat.
Menurut ahli sosial ekonomi Inggris Prof. Guy Standing dalam buku The Precariat a new dangerous class (2011) dan A Precariat Charter (2014), gejala sosiologis luas di seluruh dunia, yang terjadi pada ekonomi dan industri dewasa ini dapat disebut sebagai Prekariat.
Prekariat merupakan golongan sosial yang memiliki ciri-ciri sebagai mana istilah Precarious itu sendiri : rentan, rawan dan mudah terjatuh ke kondisi miskin. Dan mereka mudah digoda oleh ideologi-ideologi ekstrim.
ADVERTISEMENT
Mereka umumnya bekerja musiman, informal dan sering menganggur. Kurang memiiki jaminan sosial. Pendapatan yang diterima juga tergolong low paying job. Dalam arti tertentu mereka bekerja fleksible dimana saja, tetapi mereka kurang memiliki jaminan pendapatan (security).
Di berbagai negara maju yang kuat dengan sistem welfare state-nya, mereka masih mungkin memproleh jaminan sosial (pendapatan dan lainnya). Karena ada asuransi sosial yang sudah siap.
Di Amerika serikat, Australia dan Inggris ada Unemployment Insurance. Tetapi di negara-negara berkembang umumnya sistem Jamsos masih terlalu tipis, masih banyak yang belum terlindungi.
Trio Netizen - yang terdiri dari tiga komika muda: Eki Priyago, Rio Chan dan Sandi Sukron - sering membuat konten bernuansa politik. Foto: BBC / Kumparan
Salariat. Pada intinya, mereka memiliki idaman sosial untuk melompat menjadi kelompok social Salariat, yakni golongan sosial yang memiliki pendapatan lebih pasti, meningkat sesuai angka inflasi dan jaminan sosial lebih aman.
ADVERTISEMENT
Boleh saja mereka bekerja fleksible, tetapi mereka perlu didukung oleh sistem Jamian sosial yang luas dan melindungi. Termasuk Jaminan kehilangan pekerjaan, kemudahan pinjaman, dan kemudahakan memperoleh pelatihan dan beasiswa.
Aspek lain dari orang muda – milenial dan Gen Z – adalah soal kualitas Pendidikan formal dan rata rata tingkat Pendidikan. Di Indonesia Sebagian besar – 60-70 persen angkatan kerja masih didominasi mereka yang lulusan SD-SMP.
Implikasinya ada dua. Pertama, parpol dan pemerintah baru tidak boleh membiarkan Prekariat meluas.
Sebaliknya, parpol dan pemerintah perlu terus melakukan investasi besar besaran kepada sektor pendidikan dan pelatihan kerja. Agar kualitas rata-rata pendidikan formal dan kompetensi angkatan kerja terus membaik hingga 12 tahun. Kemudahan, akses dan dukungan bagi orang muda untuk memperoleh layanan Pendidikan-Pelatihan perlu terus ditingkatkan. Termasuk di dalamnya upaya-upaya peningkatan kualitas guru-guru di SD-SMA – menulis, membaca dan berhitung dan menggunakan media sosial secara bijak dan prudent.
ADVERTISEMENT
Kedua, Prekariat hanya bisa dihentikan jika ada tindakan publik. Jika negara hadir dan aktif mengulurkan tangan-tangannya. Maka, Pendidikan vokasi dan profesi perlu menjadi fokus ketimbang Pendidikan akademik. Lapangan kerja hijau akan menjadi lapangan kerja yang memerlukan ketrampilan baru. Contohnya adalah industri otomotif berbasis listrik. Di dalamnya pemagangan dan Latihan kerja/praktik kerja nyata dengan dunia industri dan dunia kerja perlu diperluas.
Deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Hotel Majapahit, Surabaya, 2 September 2023. Foto: Moch Asim/Antara
Dengan kata lain, Pemilu 2024 harus menjadi Pemilu rakyat. Pemerintah baru yang terpilih haruslah pemimpin yang berani membalik prioritas. Membela dan memprioritaskan milenial adalah persiapan dan memulai masa depan. Kegagalan merespon hak hak dan kebutuhan milneial sama dengan sejarah tanpa perubahan. Maka, diperlukan pemimpin yang berani melakukan perubahan. Yang berdiri di atas semua golongan dan melayani warga.
ADVERTISEMENT
Dalam visi-misi yang dicatatkan pasangan AMIN (Anies-Muhaimin) saya membaca itikad baik tanggap dan melayani milenial dan kalangan muda. Ada 7 janji kerja pasangan AMIN untuk milenial antara lain : menghadirkan lebih dari 15 juta lapangan pekerjaan baru, termasuk pekerjaan hijau/green jobs.
Sugeng Bahagijo, Direktur Rumah Politik Kesejahteraan. Foto: Istimewa
Mengembangkan kewirausahaan di kalangan Gen Z dan milenial, melalui pelatihan, pendampingan dan dukungan permodalan; menyediakan minimal 2 juta hunian terjangkau di pusat kota, yang tersambung dengan transportasi umum. Dan juga, layanan kesehatan mental terjangkau dan mudah diakses
Jika prioritas kerja pemerintah yang baru ke depan bisa terealisasi seperti janji kerja tersebut, perubahan-perubahan positif ke masa depan, sudah mulai diletakkan. Hasilnya nanti, bonus demografi Indonesia benar-benar bisa menjadi SDM Unggu Indonesia emas 2045- Indonesia maju oleh semua dan untuk semua. Indonesia untuk semua menjadi kenyataan.
ADVERTISEMENT