Perseteruan Inggris dan Amerika Soal Menyeduh Teh Pakai Microwave atau Kompor

Konten dari Pengguna
8 Agustus 2020 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi meminum teh. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi meminum teh. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Ketika negara kita tercinta masih dilanda perang saudara antara pemasak mie instan menggunakan air galon atau air keran, bubur diaduk atau tidak, di luar negeri sana, terjadi perang antar negara melintasi Samudera Atlantik. Inggris dan Amerika Serikat tengah berseteru terkait: memasak teh menggunakan microwave atau kompor.
ADVERTISEMENT
Perseteruan terbaru ini dipicu oleh sebuah video TikTok pada awal Mei lalu dari seorang penggunanya yang bernama Michelle, warga Carolina Utara yang memperagakan cara membuat teh panas.
Campuran susu, bubuk lemon, kayu manis, minuman ringan, gula, dan sekantung the celup yang dimasak dengan menggunakan microwave. Segera saja, video ini mendapat beragam respon negatif dari publik Inggris. Cara ini sangat tidak baik dan tidak benar di mata orang Inggris, baik dari kalangan sipil maupun militer, pejabat maupun jelata, yang menganggap teh sebagai minuman nasionalnya.
Dame Karen Pierce, Duta Besar Inggris untuk Amerika Serikat di Washington meresponnya dengan meminta prajurit Inggris dari tiga satuan angkatan untuk mendemonstrasikan cara menyiapkan teh yang patriotik.
ADVERTISEMENT
Respon ini memicu reaksi dari Duta Besar AS untuk Inggris, Woody Johnson. Tentu saha suta besar ini sadar, tidak mungkin berdebat dengan pihak Inggris dalam urusan teh. Negeri yang baru saja menobatkan Liverpool sebagai juara liga sepakbolanya ini punya sejarah yang lebih panjang dan dalam soal teh di banding AS. Johnson membalas video Duta Besar Inggris dengan memperagakan cara penyajian kopi. Inggris terbilang “bocah” dalam urusan kopi.
Jika duta besar China atau India juga turut serta dalam perseteruan ini, perang tentang tata cara penyajian teh akan berlangsung secara global. Orang-orang Italia pun belum terpancing untuk “mengevaluasi” cara penyajian kopi ala Duta Besar AS.
Sejauh ini sih masih aman-aman saja. Artinya, untuk sementara, kita yang di sini, di Indonesia Raya yang sebentar lagi merayakan hari Proklamasi yang juga punya tradisi penyajian teh maupun kopinya sendiri tidak perlu ikut campur meramaikan pertikaian di Atlantik sana.
Ilustrasi kompor untuk memanaskan air.
Memasak air dengan menggunakan kompor dianut oleh banyak orang di seluruh dunia, baik itu menggunakan kompor gas, minyak tanah ataupun kayu bakar.
ADVERTISEMENT
Kompor memiliki satu sumber panas dan memanaskan air dengan cara konveksi. Ketika cairan yang berada di bawah memanas dan menjadi kurang padat, dalam proses mendidih ini, air yang sudah panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin di atas bergerak ke bawah. Hal ini yang pada akhirnya membuat suhu air lebih merata saat memasaknya dengan menggunakan kompor. Meskipun memakan waktu lebih lama untuk mencapai suhu yang tepat, penantian beberapa menit itu terbayar oleh tingkat kematangan yang sempurna dari sajian teh atau kopi. Kuat secara aroma dan rasa.
Berbeda dengan kompor, mikrowave memanaskan air dengan tidak merata, membuat cairan yang berada di bagian atas memiliki suhu yang jauh lebih panas daripada air yang berada di bawah. Hal ini disebabkan oleh sumber panas dari microvawe yang berasal dari segala arah. Meskipun demikian, sebuah penelitian lainnya yang dimuat di sciencedirect mengatakan bahwa pemanasan yang dilakukan dengan microvawe dapat menarik senyawa lainnya yang dapat memberi keuntungan pada katekin dan kafein. Dan microvawe mampu melakukannya dalam tempo yang lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimana sebenarnya tanggapan para ahli terkait penyajian teh dengan menggunakan microvawe?
Sebuah jurnal penelitian di AIP Advances dari American Institute of Physiscs yang diterbitkan pada Selasa lalu mendukung cara orang Inggris. Kelompok peneliti dari University of Electronic Science and Technology China yang melakukan penelitian tersebut mengatakan bahwa air yang dipanaskan dengan menggunakan microvawe memang tidak panas sempurna. Tapi itu bisa diperbaiki dan mereka sendiri yang memperbaikinya.
Microwave untuk menyeduh teh. Foto: ABC
Bertentangan dengan pendapat umum yang mengatakan bahwa penggunaan logam di dalam microvawe sebaiknya dihindari demi kemaslahatan bersama, tim peneliti justru merancang lapisan perak di sepanjang tepi gelas untuk meredam panas di bagian atas gelas. Lapisan perak ini berfungsi untuk mengalirkan panas yang berada di atas gelas dan memindahkannya ke bagian bawah untuk menciptakan efek konveksi seperti pada penggunaan kompor. Metode yang tampak berbahaya ini ternyata sudah digunakan dengan baik-baik saja pada panci uap microvawe dan rice cooker.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian ini secara tidak langsung mendorong babak baru perseteruan antara kelompok penyeduh teh dengan menggunakan kompor dengan kelompok penyeduh teh dengan menggunakan microvawe.
Kamu tim yang mana? (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)