Pesan Gus Nuril di Peresmian Kantor DPC ASKONAS Kota Yogyakarta

Konten Media Partner
13 Maret 2021 17:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gus Nuril (mengenakan ikat kepala merah) berfoto bersama sejumlah pengurus ASKONAS Kota Yogya. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Gus Nuril (mengenakan ikat kepala merah) berfoto bersama sejumlah pengurus ASKONAS Kota Yogya. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Kontraktor Nasional (ASKONAS) Kota Yogyakarta meresmikan kantor baru yang terletak di kawasan Ring Road Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gus Nuril, sosok kiai nasionalis yang kental mengusung nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman, hadir langusung untuk memberi doa dan memberi restu bagi kiprah DPC ASKONAS Kota Yogya yang sebagian besar diisi anak-anak muda milenial ini.
ADVERTISEMENT
“Sengaja kami meminta Gus Nuril hadir untuk mendoakan karena sesuai tagline ASKONAS Yogya yakni sinergi Jogya untuk bangsa, Gus Nuril adalah sosok pejuang bangsa yang berkebudayaan nasional,” terang Ketua DPC ASKONAS Kota Yogya, Nurjianto, saat membuka acara peresmian pada Kamis, (11/3).
Gus Nuril dalam sambutannya seusai mendoakan berkah bagi kantor baru kontraktor yang tergabung dalam ASKONAS Kota Yogya ini mengatakan bahwa kontraktor dari Jogja harus membeli warna baru yang segar bagi kerja-kerja kontraktor di seluruh Indonesia. Karena, menurut Gus Nuril, ada fakta yang tidak bisa ditolak oleh semua penduduk lain negeri ini, Jogja adalah kota unik yang memiliki paduan kental nilai-nilai terbaik masa lalu dan nilai masa depan.
“Nilai terbaik masa lalu bisa dilihat dari artefak budaya baik berupa bangunan dan benda-benda budaya maupun yang tak benda berupa unggah-ungguh, tepo sliro, saling bantu, kreatifitas. Nilai masa depan ada di mana? Di kampus-kampus terbaik yang ada di Jogja. Nah, kontraktor Jogja beruntung karena memiliki itu semua sebagai basis melangkah,” jelas Gus Nuril.
ADVERTISEMENT
Dengan bekal yang sangat mumpuni tersebut, kontraktor Kota Jogja musti bisa menunjukkan dalam setiap kerja-kerja konstruksi berupa profesionalisme, anti korupsi, dan selalu memegang teguh nilai budaya lokal dalam melayani pesanan proyek baik dari pemerintah maupun swasta.
“Itu kalau nenek moyang kita tidak profesional, korup, dan tidak kreatif dan tidak punya rasa mendalam akan kehidupan mana mungkin Borobudur bisa tercipta, Prambanan, dan juga keris terbaik kita, bangunan kraton, tarian, dan seterusnya itu kan konstruksi semua. Jangan dikira keris atau tarian itu bukan ilmu konstruksi,” tandas Gus Nuril yang disambut dengan tepuk tangan seluruh yang hadir dalam acara peresmian.
Kontraktor Muda Pegang Teguh Budaya
Ketua DPC ASKONAS Kota Yogya, Nurjianto (mengenakan batik merah menerima bendera komando) saat Muscab 1 DPC Askonas Kota Yogya pada Juli 2020 lalu.
Dalam ucapan terimakasih dan kata penutupnya, Ketua DPC ASKONAS Kota Yogya, Nurjianto, kembali menguraikan kentalnya nilai-nilai budaya yang berusaha dibangun oleh kontraktor-kontraktor muda yang tergabung dalam ASKONAS. Hal itu terlihat salah satunya dalam aktivitas keseharian kontraktor ASKONAS khususnya DPC Kota Yogya yang banyak di antara mereka memiliki hobi atau bahkan sampai tingkat kepakaran akan sebuah produk budaya.
ADVERTISEMENT
“Ini Mas Jugil pakar keris seperti saya sendiri yang juga menekuni budaya keris. Teman-teman lain juga banyak yang aktivis gamelan atau pun burung perkutut. Hal itu tampak tidak ada hubungannya tapi sangat terkait karena kita ini manusia, nilai kita dalam bekerja pasti terkait dengan aktivitas lain dalam keseharian kita,” papar Nurjianto.
dGus Nuril (mengenakan ikat kepala merah) berfoto bersama sejumlah pengurus ASKONAS Kota Yogya. Foto: Istimewa.
Nur mencontohkan kalau aktivitas sehari-hari penuh dengan kemudharatan maka dalam membangun sebuah proyek konstruksi pun tidak akan jauh-jauh dari niat untuk korupsi. Tapi jika kesehariannya baik, apalagi memiliki aktivitas budaya yang kuat, maka pasti akan tercermin dalam bagaimana ia mengeksekusi dan mengemban tanggungjawabnya, khususnya di bidang konstruksi.
“Tanpa budaya semua akan jadi kering. Bangunan ini kan isinya manusia, nah kalau yang membangun jauh dari nilai budaya kemanusiaan ya akan kering, hanya berisi angka-angka RAB yang bisa dipelintir,” tandas Nurjianto yang sehari-hari aktif di Sanggar Keris Mataram, sebuah lembaga pengembangan dan pemeliharaan Keris Nusantara.
Bangunan kantor DPC ASKONAS Kota Yogya seluas 1000 meter persegi di Ring Road Selatan, Yogyakarta. Foto: Istimewa.
Acara pada peresmian kemudian ditutup dengan keliling kompleks kantor dua lantai seluas 1000 meter persegi yang memadukan unsur tradisi berupa Joglo dan gedung perkantoran modern yang efisien. (Adv / YIA)
ADVERTISEMENT