Petani DIY Sukses Panen sampai 900 Ribu Ton Beras, Kebutuhan Hanya 450 Ribu Ton

Konten Media Partner
2 Januari 2023 16:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bidang Ketahanan Pangan DPKP DIY, Bambang Dwi Wicaksono saat ditemui di kantornya Senin (2/1). Foto: Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bidang Ketahanan Pangan DPKP DIY, Bambang Dwi Wicaksono saat ditemui di kantornya Senin (2/1). Foto: Widi Erha Pradana
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Produksi beras di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berdasarkan catatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY pada tahun 2022 kemarin mencapai sekitar 900 ribu ton. Jumlah ini jauh lebih tinggi ketimbang tingkat konsumsi dan kebutuhan beras di DIY pada 2022 yang jumlahnya hanya sekitar Rp 450 ribu ton.
ADVERTISEMENT
“Jadi surplusnya sampai 100 persen antara produksi dengan kebutuhan selama setahun,” kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan DPKP DIY, Bambang Dwi Wicaksono, di Yogyakarta, Senin (2/1).
Dengan surplus ini, maka dia memastikan stok beras di DIY selama beberapa bulan ke depan sangat aman. Apalagi pada Maret mendatang DIY akan melakukan panen raya dengan hasil panen diprediksi mencapai 300 ribu ton.
Bambang mengatakan bahwa surplusnya beras di DIY tidak lepas dari suksesnya panen yang dilakukan di DIY. Meski beberapa bulan terakhir DIY mengalami cuaca ekstrem, namun hal itu menurutnya tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil panen padi di DIY.
“Untuk produksi terbesar masih dari Sleman dan Bantul, karena secara luasan lahan sawah memang paling luas,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, saat DIY mengalami surplus produksi beras, pemerintah pusat justru dikabarkan telah membuka keran impor beras. Sebanyak 300 ribu ton beras akan didatangkan oleh Perum Bulog pada Februari mendatang.
Menanggapi hal itu, Bambang mengatakan bahwa beras impor tersebut tak akan berpengaruh terhadap harga beras di Yogya. Pasalnya, beras yang didatangkan dari pasar impor tersebut tidak akan dilempar ke pasar, melainkan hanya untuk memenuhi stok di gudang Bulog.
“Kalau dilempar ke pasar kasihan petani, karena harganya nanti pasti anjlok, apalagi kita mau ada panen raya,” ujarnya.
Adapun stok beras di gudang Bulog tersebut menurut dia dibutuhkan untuk mengamankan ketahanan pangan selama tahun 2023, terlebih ada prediksi bahwa dunia akan mengalami krisis pangan.
ADVERTISEMENT
“Nanti beras itu akan didistribusikan jika memang ada kekurangan beras atau di situasi darurat seperti bencana alam,” tegas Bambang Dwi Wicaksono.