Potongan Kumis dan Janggut yang Efektif Cegah Virus Corona

Konten dari Pengguna
27 Februari 2020 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang berjenggot. Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang berjenggot. Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
Untuk melindungi diri Anda dari Virus Corona, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC-Centers for Disease Control and Prevention) Amerika Serikat menyarankan untuk merapikan kumis dan juga janggut yang memenuhi dagu.
ADVERTISEMENT
Penyebaran Virus Corona (COVID-19) telah memicu kekhawatiran di seluruh dunia, dengan banyak orang mencari cara untuk tetap sehat. Di media sosial, satu diskusi yang muncul berkaitan dengan rambut wajah dan masker respirator.
Ada kekhawatiran, apakah kumis dan janggut mereka kompatibel dengan masker respirator. Ini bukan masalah mode, melainkan bagaimana masker berfungsi maksimal terhadap kumis dan janggut anda.
Maka dari itu CDC menawarkan bagan bergambar aneka cara seseorang dapat memotong jenggot, kumis, atau rambut wajah lainnya sehingga memungkinkan hidung terjaga ketat saat mengenakan respirator dan bukan malah membuka ruang udara masuk karena tebalnya kumis atau janggut anda.
Gambar ini sebenarnya dirilis pada 2017 tetapi muncul lagi di tengah maraknya Virus Corona lengkap dengan gaya seperti Zappa, Villain, dan Zorro, dan bentuk-bentuk familiar lainnya. Disarankan, untuk segera memotong kumis dan jenggot Anda sesuai dengan bentuk masker agar pemakaiannya efektif.
ADVERTISEMENT
"Rambut wajah yang terletak di sepanjang area penyegelan respirator, seperti jenggot, cambang, atau kumis, akan mengganggu respirator yang bergantung pada segel potongan wajah yang ketat untuk mencapai perlindungan maksimal," demikian postingan CDC yang berjudul "Berjenggot atau tidak berjenggot? Itu pertanyaan yang bagus!. "
Gaya kumis dan janggut anda baik-baik saja selama keduanya tidak melewati segel masker yang mengakibatkan masker tidak bisa tertutup dengan ketat di wajah. Dengan merebaknya Virus Corona, masker wajah mendapatkan perhatian mengingat salah satu cara penularannya adalah melalui jalur pernapasan atau mulut, seperti ketika seseorang batuk atau bersin.
Kebocoran 1.000 Kali Lebih Banyak
Gaya berjenggot dan berkumis yang direkomendasikan CDC Amerika Serikat. Foto : CDC
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), respirator N95 memblokir setidaknya 95 persen partikel udara yang sangat kecil hingga 0,3 mikron (satu mikron = sepersejuta meter). Dengan masker respirator maka gas, uap, dan partikel lain di udara dapat dicegah terhirup oleh pemakainya dan mengambil jalan resistensi paling sedikit untuk memotong filter respirator.
ADVERTISEMENT
Sementara rambut manusia tampaknya sangat tipis dengan mata telanjang, menurut CDC, sebenarnya ukurannya jauh lebih besar daripada partikel yang ingin Anda hindari untuk dihirup. Masker N95 melindungi Anda dari partikel di udara hingga 0,3 mikron, tetapi ketebalan rambut berkisar dari 1/1500 hingga 1/500 inci. Jadi, jika kita asumsikan masing-masing rambut janggut Anda berdiameter 0,002 inci, itu berarti 50,8 mikron. Itu akan membuat pintu masuk bagi COVID-19.
"Oleh karena itu, sebagian besar partikel, gas, dan uap mengikuti aliran udara menembus rambut wajah dan masuk ke saluran pernapasan pemakainya," menurut CDC sebagaimana dimuat di popularmechanics
Secara keseluruhan, CDC melaporkan bahwa setiap kehadiran rambut wajah yang menghalangi segel masker respirator dapat menyebabkan kebocoran 20 hingga 1.000 kali lebih banyak dibandingkan dengan pemakai masker yang tidak berkumis dan berjanggut lebat. (Maya Puspitasari / YK-1)
ADVERTISEMENT