Putri Buruh Tani Ini Riset Jurusan Sejak Kelas 2 SMA

Konten dari Pengguna
23 April 2018 3:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Putri Buruh Tani Ini Riset Jurusan Sejak Kelas 2 SMA
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Suka cita bagi Rizki Tri Nurhasanah, siswa kelas 3 SMA 1 Klaten. Pada pengumuman hasil Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNPTN) beberapa waktu yang lalu ia dinyatakan lolos jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada. Ini adalah jurusan yang sangat ia dambakan sejak kelas 2 SMA.
ADVERTISEMENT
Rizki anak piatu dengan ayah berusia 62 tahun yang berprofesi sebagai seorang buruh tani. Pendapatan yang tak seberapa dari ayahnya membuatnya menjadi salah satu siswa yang menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sejak kelas 1 SMA. Namun di tengah serba keterbatasan, Rizki bukanlah siswa yang rendah diri, sebaliknya ia memiliki kepercayaan diri dan semangat luar biasa.
“Yang saya kagumi dari anak ini meski dari keluarga katakanlah kurang mampu, dia tidak pernah minder. Justru semangatnya yang luar biasa, tatag, jadi kalau diterima di HI UGM dia memang pantas menikmati itu,” kata wali kelas Rizki, Surantiyana, Minggu (22/4/2018) sore melalui sambungan telefon.
Selain wali kelas, Surantiyana adalah guru "Sejarah Peminatan", mata pelajaran yang sangat disukai Rizki. Surantiyana mengatakan, meski Rizki bisa masuk jurusan IPA, tapi dia memang sangat menyukai jurusan IPS terutama pelajaran sejarah. Sehingga saat disarankan untuk masuk IPA, Rizki tetap ngotot untuk masuk IPS.
ADVERTISEMENT
“Yang jelas kami para guru selalu katakan pada Rizki, pendidikan dan hanya pendidikan yang bisa merubah nasibmu. Dan Rizki benar-benar memahaminya dengan belajar sungguh-sungguh sesuai minat bakatnya yakni IPS,” katanya.
Kepada pandangan jogja, Rizki mengatakan sejak lama sangat menyukai mata pelajaran "Sejarah Peminatan" yang isinya lebih banyak mengenai sejarah dunia. Ia sangat ingin tahu tentang dunia, apa saja yang dilakukan oleh negara-negara asing, bagaimana mereka berinteraksi, dan pertanyaan-pertanyaan lain seperti kenapa negara-negara bisa sangat maju.
Karenanya, ia memutuskan untuk mengejar jurusan HI. Dan keinginannya pun terus ia uji dengan riset langsung ke web Universitas Gadjah Mada jurusan HI. Ia catat mata kuliahnya apa saja, berapa sks, dan rutin bertanya kepada para senior sekolahnya yang telah kuliah.
ADVERTISEMENT
“Intinya oleh kakak senior disuruh untuk riset sendiri. Jangan hanya membayang-bayangkan tapi riset sendiri,” katanya.
Dari hasil risetnya ia merasa sangat menyukai studi kawasan dan diplomasi, yakni bagaimana cara berhubungan dengan negara dan orang-orang asing, karakter satu bangsa dan bangsa lain, dan juga teori hubungan internasionalnya bagaimana.
Tak hanya itu, Rizki juga telah mencari-cari kampus S-2 di luar negeri yang ingin ia masuki jika nanti sudah lulus S-1 dari HI UGM. Universitas yang ia tuju adalah University of Amsterdam di Belanda jurusan public policy.
“Saya sudah memfolow universitas ini di Instagram sejak lama,” katanya.
Saat ditanya apakah banyak temannya yang melakukan hal serupa Rizki menjawab, "memang tidak banyak yang melakukannya." Kebanyakan temannya dalam memilih jurusan hanya mendengarkan omongan orang sekitarnya baik orang tua maupun teman sebaya.
ADVERTISEMENT
“Dan kalau ngomongin jurusan selalu dimulai dari pertanyaan ntr mau jadi emang?. Kalau lulus kerjanya apa?. Kalau saya malah tidak terlalu berpikir kerjanya apa tapi apa yang cocok untuk kemampuan dan minat saya lalu saya riset dulu,” paparnya.
Putri Buruh Tani Ini Riset Jurusan Sejak Kelas 2 SMA (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kini Rizki ingin memulai riset biaya kuliah, biaya hidup, dan biaya kost di dekat kampus UGM. Jelas orang tuanya tidak mampu membiayai, maka ia sangat menggantungkan asanya pada beasiswa Bidikmisi. Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu.
“Bapak hanya sanggup nambahi uang saku secukupnya untuk makan. Jadi soal biaya yang lain saya harap masuk Bidikmisi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengikuti SNPTN, Rizki sudah ikut tes Bidikmisi kini ia tinggal mengikuti prosedur Bidikmisi di UGM.
Surantiyana berharap, siswa seperti Rizki layaknya emas yang terpendam, memiliki potensi yang sangat bagus, musti diberi kesempatan untuk tumbuh.
“Karena daya dukung dari ekonomi keluarganya kurang maka saya mohon ada keberpihakan dari pemerintah,” katanya. (Hana S / YK-1)