Rahasia Panjang Umur Orang Okinawa Jepang, Manusia Paling Bahagia di Muka Bumi

Konten dari Pengguna
21 Oktober 2020 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret penduduk Okinawa, Jepang. Foto: https://www.josejeuland.com/longevity-project-okinawa-japan/
zoom-in-whitePerbesar
Potret penduduk Okinawa, Jepang. Foto: https://www.josejeuland.com/longevity-project-okinawa-japan/
ADVERTISEMENT
Di desa Ogimi, yang berada di kawasan pedesaan di utara pulau utama Okinawa, ada sebuah penanda batu kecil dengan prasasti yang ditulis dengan bahasa Jepang.
ADVERTISEMENT
“Pada usia 80, Anda hanyalah seorang remaja. Pada usia 90, jika leluhur Anda mengundang ke surga, mintalah menunggu sampai Anda berusia 100, kemudian Anda dapat mempertimbangkannya,” tulis prasasti itu jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Ada alasan prasasti itu dibuat. Pada sensus terakhir, 15 dari 3.000 penduduk desa Ogimi adalah seorang centenarian: seseorang yang sudah berusia seabad lebih. Sedangkan 171 di antaranya berusia 90-an tahun.
Itu adalah angka yang fantastis. Bahkan bagi Jepang yang punya lebih dari 70.000 orang centenarian.
Sebelum pandemi, para pelancong mulai memperhatikan fenomena itu. Bahkan, kawasan yang jauh dari jalur wisata itu mulai terlihat peningkatan pengunjung, mereka datang karena penasaran dengan orang-orang Okinawa yang berumur panjang.
ADVERTISEMENT
Dan Buettner, seorang penulis dan penjelajah National Geographic memasukkan Okinawa menjadi satu dari lima tempat sebagai zona biru. Zona biru adalah temat di mana orang-orang di dalamnya menjalani hidup paling lama dan bahagia. Adapun tempat lain selain Okinawa adalah Sardinia di Italia, Nicoya di Kosta Rika, Ikaria di Yunani, serta Loma Linda di California.
Kota-kota di zona biru ini, memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana bertahan hidup dan berkembang selama masa-masa sulit, termasuk pandemi seperti sekarang.
“Setiap budaya umur panjang di dunia mengalami masa-masa sulit. Mereka mengalami perang, kelaparan, jenis stres yang sama dengan yang kita derita saat ini, dan itu pelajaran penting bagi kita semua,” kata Dan Buettner dilansir National Geographic, Senin (12/10).
ADVERTISEMENT
Craig Willcox, seorang profesor kesehatan masyarakat di Okinawa International University dan salah seorang peneliti utama di Okinawa Centenarian Study telah meneliti tentang fenomena orang-orang Okinawa yang berumur panjang sejak 1975. Menurut dia, ada tiga faktor utama yang membuat orang-orang Okinawa berumur panjang; pola makan, praktik sosial, serta genetika.
“Sekitar dua pertiga dari umur panjang terkait dengan pola makan dan gaya hidup, sisanya adalah genetika. Secara umum, Anda memerlukan pendorong roket genetik jika Anda ingin mencapai ratusan, bukan hanya diet yang baik,” ujar Willcox kepada National Geographic.
Belum diketahui, apakah penduduk Okinawa memiliki keunggulan genetika dibanding penduduk di daerah lain di Jepang. Tapi sejauh ini, fenomena umur panjang itu memang terjadi secara turun temurun.
ADVERTISEMENT
Makanan Sebagai Obat
Selain faktor genetik, pola makan merupakan faktor lain yang lebih mudah diidentifikasi bagaimana penduduk Okinawa berbeda. Mereka mengonsumsi lebih dari lima porsi buah dan sayuran sehari. Mereka juga jarang menambahkan daging, tetapi menambahkan lebih banyak ikan yang menyehatkan jantung. Porsi makan ini disebut-sebut ampuh untuk mencegah kanker dan penyakit kardiovaskular.
“Ada ungkapan Okinawa, nuchi gusui, yang artinya biarkan makanan menjadi obatmu,” ujar Willcox.
Mereka mengonsumsi banyak ubi jalar, pare, makanan laut yang kaya karotenoid seperti rumput laut, sayuran berdaun hijau, serta buah-buahan yang dapat memperlambat penuaan karena mengurangi peradangan dan stres oksidatif. Masyarakat Okinawa sudah mengonsumsi ubi jalar sebagai makanan pokok pengganti nasi putih sejak 1960-an.
“Makanan tradisional Okinawa juga padat nutrisi, namun rendah kalori, dan itu ideal. Jika Anda mamalia yang membatasi kalori di laboratorium, mereka hidup lebih lama di seluruh dunia,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kekurangan energi yang terus menerus akan membuat tubuh memicu mode mempertahankan diri. Tubuh akan beradaptasi untuk mengubah proporsi makanan yang lebih tinggi menjadi energi yang dapat digunakan dan mengaktifkan enzim yang dapat memperpanjang umur.
Menjaga Satu Sama Lain
Di Okinawa, ada istilah moai. Ini adalah cara masyarakat setempat saling mendukung satu sama lain. Mekanisme sosial Okinawa ini menyatukan sekelompok orang dengan minat yang sama sehingga memungkinkan mereka mengembangkan hubungan emosional. Dan Buettner mengatakan, itu adalah elemen penting memiliki umur yang panjang.
“Karena kesepian sama buruknya dengan merokok,” ujarnya.
Takashi Inafuku, kepala salah satu distrik di Ogimi mengatakan moai merupakan tempat bagi mereka untuk bertukar informasi dan berkomunikasi satu sama lain.
ADVERTISEMENT
“Menurutku berpartisipasi dalam moai, memiliki hobi yang sama dan melepaskan stres, dapat membantu meningkatkan umur panjang,” ujar Inafuku.
Di masa pandemi, dukungan dan pelepasan stres itu sangat penting. Dengan 2.740 kasus COVID-19 di Okinawa pada 12 Oktober, banyak moai yang kemudian beradaptasi.
Di masa kenormalan baru, aktivitas di moai menekankan penggunaan masker, pembersih tangan, dan menghindari ruangan tertutup, menjaga jarak, serta menjauhi kerumunan. Bahkan beberapa moai ada yang melaksanakan kegiatannya secara daring.
“Masyarakat yang saling mendukung, saling menemani dan menguatkan satu sama lain, memberikan ketenangan yang membuat umur mereka lebih panjang,” ujar Willcox. (Widi Erha Pradana / YK-1)