Reynhard Sinaga di Tengah Ancaman Ledakan HIV di Inggris

Konten dari Pengguna
14 Januari 2020 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
©  Global Look Press / Rolf Kremming
zoom-in-whitePerbesar
© Global Look Press / Rolf Kremming
ADVERTISEMENT
Di tengah kabar predator sex dari Indonesia yang mengguncang Inggris, sebuah studi di Inggris baru-baru ini menunjukkan bahwa kesehatan seksual di negara ini mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Glasgow menemukan hampir setengah dari wanita di Inggris memiliki kesehatan seksual yang buruk, hampir tiga kali lipat dari pada pria.
Berdasarkan data riset yang kemudian dimuat di jurnal BMC Public Health itu, penyakit menular seksual telah meningkat di Inggris lebih dari 26 persen dalam dua tahun. Gonore didiagnosis meningkat sebesar 249 persen antara tahun 2009-2018.
Tim di Glasgow mendapat hasil riset itu dengan responden sekitar 7.000 wanita yang aktif secara seksual dan 5.000 pria berusia 16-74 tahun, tanpa mengungkapkan hubungan sebab dan akibat.
Banyak ahli mempermasalahkan penghematan, pemotongan anggaran pemerintah pusat dan kurangnya layanan kesehatan seksual, ikut menyumbang kenaikan angka penyakit menular seksual.
Ruth Robertson dari King's Fund, sebagaimana dilaporkan RT.com, mengatakan bahwa pengeluaran untuk promosi kesehatan seksual di Inggris telah turun lebih dari 35 persen dalam 5 tahun terakhir sejak 2013 hingga 18. Ketika para menteri terus memangkas alokasi kesehatan masyarakat mereka, ini berarti keterlibatan universitas-universitas menjadi lebih rendah dan lebih sedikit alat kontrasepsi gratis dan alat tes penyakit menular seksual di klub malam dan toko-toko.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan Minum di Bar dan Aplikasi Kencan
Selain penutupan pusat kesehatan seksual, perilaku liberal yang sembrono juga dituding menjadi sebab maraknya penyakit menular seksual di Inggris.
“Sementara penutupan pusat-pusat kesehatan seksual di Inggris adalah tanda menyedihkan dari zaman, jari-jari harus menunjuk pada perilaku sosial Inggris ketika datang ke budaya pesta minuman keras yang bermasalah, pertemuan seksual sembrono dan kebiasaan seksual,” kata Peter Greenhouse dari Asosiasi Inggris untuk Kesehatan Seksual dan HIV seperti dikutip oleh RT.com.
Maraknya aplikasi kencan juga menjadi salah satu yang disalahkan dengan menlonjaknya penyakit menular seksual.
"Hal yang membuat saya khawatir adalah bahwa kita berada pada titik kritis potensial untuk HIV," demikian masih menurut Dr Peter Greenhouse "Karena jika cukup banyak orang yang berganti pasangan dengan cepat, dan mereka memiliki infeksi menular seksual yang tidak diobati, itu mungkin akan memulai ledakan HIV dalam populasi heteroseksual. Aplikasi dapat mempercapat itu terjadi,"
ADVERTISEMENT
Dengan beratnya beban kerja, cuaca buruk, kenaikan harga, upah stagnan, dan divisi sosial dan politik ditambah lagi dengan masalah kesehatan seksual yang buruk maka demikianlah kehidupan di zaman modern Inggris saat ini.
Singkatnya, banyak anak muda kelas atas di Inggris memiliki kepribadian yang kacau dan alasan untuk minum sampai mereka tak sadarkan diri dan "bermain" dengan lawan jenis (atau bahkan sejenis). Dan hasilnya, sejumlah masalah kesehatan seksual yang mengkhawatirkan mengganggu masyarakat Inggris.
Dari Indonesia kita bisa berkata, Reynhard Sinaga barangkali hanyalah puncak gunung es masalah kehidupan sexual remaja di Inggris. (Sarivita / YK-1)