RSUP Dr. Sardjito Siap Tangani Pasien Terinfeksi Virus Corona

Konten dari Pengguna
21 Januari 2020 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kepala IGD RS. Dr. Sardjito Yogyakarta didampingi Humas Banu Hermawan (kiri) dan Dirut RS. Sardjito, Darwito (kanan) saat menggelar simulasi penanganan pasien terinfeksi virus infeksius pada Selasa (14/1). Foto : Widi Erha
zoom-in-whitePerbesar
Kepala IGD RS. Dr. Sardjito Yogyakarta didampingi Humas Banu Hermawan (kiri) dan Dirut RS. Sardjito, Darwito (kanan) saat menggelar simulasi penanganan pasien terinfeksi virus infeksius pada Selasa (14/1). Foto : Widi Erha
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona misterius dari China yang menyebabkan 17 kasus baru di China telah memaksa WHO untuk menggelar rapat darurat pada Rabu (22/1) untuk menentukan status wabah apakah sudah darurat internasional atau belum. Status darurat internasional hanya digunakan untuk epidemi yang mengancam dampak parah bagi manusia secara global.
ADVERTISEMENT
Diminta keterangan persiapannya menghadapi wabah virus corona, Kepala Humas RSUP Dr. Sardjito, Banu Hermawan mengatakan kewaspadaan tinggi sudah dilakukan sejak adanya kiriman pasien dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Pasien itu sudah menjalani proses screening awal, dan dari proses itu ditemukan telah tertular virus berbahaya, yakni Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
“Jadi MERS-CoV dan virus corona ini sama-sama berbahaya karena infeksius. Tidak pandang bulu siapa saja bisa kena,” katanya, Selasa (21/1).
Banu menerangkan sampai saat ini belum ada instruksi khusus dari Kementerian Kesehatan terkait kewaspadaan terhadap virus corona maupun ancaman virus infeksius lainnya. Namun, sudah menjadi SOP seluruh rumah sakit di Indonesia untuk bersiap menghadapi situasi buruk suatu wabah penyakit.
ADVERTISEMENT
Baca Juga
Khusus untuk ancaman MERS-CoV dan virus corona RSUP Dr. Sardjito sudah menggelar simulasi penanganan pasien suspect virus tersebut dengan melibatkan 200 karyawan dari dokter hingga satpam rumah sakit.
“Keduanya adalah penyakit yang cukup mudah menyebar sehingga sangat berpotensi menjadi wabah luar biasa serta sangat infeksius, sehingga perlu penanganan yang runtut dan terpadu. Dari satpam, supir ambulan, juga harus tahu bagaimana menanganinya agar tidak ikut tertular,” tandas Banu. (ESP / YK-1)