news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Saat Penggemar Lovebird Beralih Budidaya Ikan Cupang

Konten dari Pengguna
26 Juni 2020 18:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: ESP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: ESP
ADVERTISEMENT
Supaya bisa bertahan di tengah situasi sulit pandemi, orang-orang harus memutar otak dan bekerja lebih keras ketimbang biasanya. Pekerjaan apapun dilakukan untuk bisa menambah penghasilan, selama tidak melanggar hukum.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Lucky Zulkarnain yang sudah bertahun-tahun menekuni bisnis burung kicau jenis lovebird. Karena pandemi, harga jual lovebird anjlok. Jika biasanya satu ekor bisa laku Rp. 500 ribu sampai jutaan, kini harganya bisa sampai di bawah Rp. 100 ribu.
Anjloknya harga lovebird menurut Lucky terjadi lantaran sepanjang pandemi ini tidak pernah ada lagi perlombaan kicau burung. Padahal, perlombaan tersebut sangat memengaruhi harga jual lovebird. Semakin sering dia memenangkan perlombaan, maka harganya akan semakin tinggi.
“Sebagian memang masih ada yang buka, tapi informasinya tertutup, sangat terbatas,” kata Lucky di Yogyakarta pekan ini.
Karena bisnis lovebird kian lesu, Lucky mulai merambah ke dunia ikan hias, khususnya cupang. Dia sudah mulai membeli indukan cupang sejak sebulan terakhir, meskipun sampai sekarang belum merasakan buah manis dari usaha barunya ini. Di berbagai grup media sosial, tren ikan hias menurutnya juga sedang bagus. Karena itu, dia memilih menjadikan ikan cupang sebagai usaha sampingannya.
ADVERTISEMENT
“Belajar (budidaya cupang) otodidak mas, lihat referensi di Youtube. Kadang nanya sama penjual juga, saling tukar pikiran,” lanjutnya.
Saat ini, Lucky sudah mempunyai 30 cupang jantan dan 50 betina jenis multicolour dan candy multicolour. Bulan depan, jika sesuai jadwal maka dia siap untuk memasuki masa breeding atau pengembangbiakan.
Lesunya bisnis lovebird juga dialami oleh Irfan Hidayat. Sejak pertama kali dia mulai menekuni bisnis lovebird pada 2016, masa pandemi ini menjadi salah satu titik terendah harga lovebird. Kini, Irfan juga mulai merambah bisnis anyar, sama dengan Lucky yakni budidaya ikan cupang.
“Setelah survei-survei harga, ternyata harganya lumayan menjanjikan. Modal awal dan biaya perawatan juga tidak terlalu besar, jadi kalau gagal pun enggak rugi-rugi banget,” kata Irfan.
ADVERTISEMENT
Ikan Hias Sedang Naik Daun
Muhammad Syaifullah Al Faruq, sudah nyaris setahun menekuni bisnis cupang. Awalnya dia juga hanya iseng, berawal dari sepasang indukan cupang yang dia beli di Pasar Ternak Yogyakarta (Pasty), kini dia sudah punya ratusan cupang di rumahnya.
Ketika banyak bisnis mengalami kelesuan, bisnis ikan cupang dan ikan hias pada umumnya menurut dia masih cenderung stabil. Bahkan karena peminatnya mulai banyak, perlahan harga ikan cupang mulai naik.
“Yang bikin mahal itu warnanya, aku pernah jual seekor itu Rp 400 ribu, kalau yang lebih mahal banyak,” ujar Faruq.
Dia tidak tahu pasti kenapa tiba-tiba ikan hias naik daun, padahal situasi perekonomian sedang porak-poranda karena pandemi. Kemungkinan ikan hias menjadi tren di tengah masyarakat tidak lepas dari kejenuhan mereka selama pandemi karena berada di rumah terus.
ADVERTISEMENT
“Mungkin buat hiburan di rumah ya, karena aku sendiri kalau lihat ikan itu kayak bisa ngilangin stres,” lanjutnya.
Selain itu, cara perawatan maupun budidayanya menurut Faruq juga tidak terlalu sulit. Dia bahkan hanya belajar mandiri melalui grup Facebook para penghobi ikan cupang dan melalui video-video di Youtube.
Memulai Budidaya Cupang
Untuk memulai budidaya cupang, pertama yang harus dilakukan adalah mencari indukan yang berkualitas. Pemilihan indukan menurut Faruq sangat penting, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas keturunannya selanjutnya. Sebisa mungkin indukan dipilih dari keturunan yang unggul dengan kondisi yang bugar dan bebas dari cacat bawaan.
Selanjutnya adalah proses pemijahan. Biasanya, indukan cupang yang sudah bisa dipijah setidaknya sudah berusia minimal empat atau lima bulan. Pemijahan bisa dilakukan di akuarium maupun wadah lain seperti baskom atau ember. Dalam sekali proses perkawinan, sepasang indukan cupang bisa menghasilkan telur hingga 1.000 butir.
ADVERTISEMENT
“Tapi kan nanti bakal seleksi alam. 40 persen saja yang jadi sudah termasuk bagus,” kata Faruq.
Anakan cupang tidak langsung memiliki corak warna. Ketika baru awal menetas, tubuhnya akan terlihat transparan. Perlahan tubuhnya akan berwarna gelap, lalu setelah beberapa pekan mereka akan bermutasi dan mulai menghasilkan corak atau motif pada tubuhnya.
Budidaya ikan cupang memang tidak serumit budidaya ikan hias jenis lain yang memerlukan pompa dan oksigen. Ikan cupang hanya butuh botol, asal diberi pakan teratur dan airnya diganti secara rutin untuk memastikan kebersihannya, cupang sudah bisa hidup.
Yang jadi persoalan adalah ketika cupang sudah mulai besar, maka mereka tidak bisa lagi ditempatkan dalam satu wadah yang sama. Mereka harus diberi tempat khusus, selain untuk memastikan ketercukupan nutrisi juga untuk mencegah mereka saling bertarung.
ADVERTISEMENT
“Bayangin, kalau aku punya 400 ekor, berarti aku harus nyiapin 400 botol. Seminggu sekali harus ganti air 400 botol bisa dibayangin gimana capeknya,” lanjutnya. (Widi Erha Pradana / YK-1)