Satgas COVID-19 DIY: Kasus COVID-19 di Yogya Akan Capai Puncak dalam 40 Hari

Konten Media Partner
5 November 2022 12:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Koordinasi PPKM Penanganan COVID-19 Jawa-Bali di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (4/11). Foto: Humas Pemda DIY
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Koordinasi PPKM Penanganan COVID-19 Jawa-Bali di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (4/11). Foto: Humas Pemda DIY
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19, baik di DIY maupun secara nasional mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Dalam empat hari terakhir, DIY bahkan selalu melaporkan kasus positif COVID-19 di atas 100 kasus.
ADVERTISEMENT
Kenaikan ini diprediksi akan terus berlangsung hingga menjelang akhir tahun 2022, atau awal tahun 2023 mendatang.
Wakil Sekretaris Satgas COVID-19 DIY yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana, mengatakan bahwa peningkatan kasus COVID-19 di DIY akan mengalami puncaknya dalam 40 hari mendatang.
“Kasus Covid-19 akan mencapai puncaknya dalam 40 hari dan kemudian akan kembali turun,” kata Biwara dalam Rapat Koordinasi PPKM Penanganan COVID-19 Jawa-Bali di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (4/11).
Dengan kondisi tersebut, Biwara memastikan bahwa DIY masih akan tetap menerapkan kebijakan PPKM Level 1 untuk mencegah terjadinya penularan yang lebih besar dan luas.
“DIY masih PPK level 1, jadi tetap pakai masker di dalam ruangan dan kalau di luar kita lihat situasinya,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengatakan supaya masyarakat tidak perlu panik. Sebab, meskipun kasus COVID-19 mengalami peningkatan, namun sampai saat ini masih dapat ditangani dengan baik.
Demikian juga dengan persentase keterisian bed rawat inap pasien yang sampai saat ini juga tidak terjadi kenaikan signifikan. Hal itu menurut Biwara karena mayoritas penyintas hanya mengalami gejala ringan ataupun tanpa gejala yang tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
“Intinya memang ada peningkatan dari sisi kasus, tapi dari sisi gejala tidak ya. Artinya dampaknya tidak berat,” kata Biwara.
Ilustrasi Omicron. Foto: Shutterstock
Kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia juga disebabkan karena munculnya sub variant Omicron XBB. Namun, Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Setyarini Hestu Lestari, belum dapat memastikan bahwa subvarian tersebut yang banyak menyebar di DIY. Dinkes DIY sampai saat ini menurut dia juga belum bisa memastikan apakah subvarian tersebut sudah masuk ke DIY atau belum.
ADVERTISEMENT
“Saat ini Dinas Kesehatan DIY masih melakukan pemeriksaan sampel dengan metode whole genome sequencing untuk mendeteksi persebaran virus subvarian baru tersebut di wilayah DIY,” kata Setyarini Hestu Lestari.
“Kurang lebih seminggu ke depan paling cepat. Karena untuk WGS kita harus mengumpulkan beberapa sampel,” ujarnya.