Seniman Jogja Ikut Pameran Planet Mars di Singapura, Pertama di Asia Tenggara

Konten Media Partner
5 Maret 2024 20:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koleksi dari v.u.f.o.c Museum yang membawa koleksi 62 komik vintage fiksi ilmiah (Sci-fi) dan langka karya komikus Indonesia dari era 1930 sampai 1980, tentang antariksa dan Planet Mars. Foto: ISSS
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi dari v.u.f.o.c Museum yang membawa koleksi 62 komik vintage fiksi ilmiah (Sci-fi) dan langka karya komikus Indonesia dari era 1930 sampai 1980, tentang antariksa dan Planet Mars. Foto: ISSS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seniman asal Jogja yang juga Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS), Venzha Christ, menjadi satu-satunya seniman dari Indonesia yang mengikuti pameran tentang Planet Mars di Singapura.
ADVERTISEMENT
Pameran tersebut bertajuk ‘Mars: The Red Mirror’, dan menjadi pameran tentang Planet Mars pertama yang diselenggarakan di Asia Tenggara.
Venzha menjelaskan bahwa dalam pameran yang diselenggarakan oleh Art Science Museum Singapore ini menyuguhkan materi meliputi sejarah pengamatan, senin dan artistik, serta pencapaian dan kemajuan inovasi teknologi Planet Mars di masa depan.
Karya VMARS – v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station, Venzha dan ISSS menyuguhkan rencana pembangunan Analog Mars pertama di Asia Tenggara yang akan dibangun di Indonesia. Foto : ArtScience Museum, Singapore
Dalam pameran itu, Venzha dan ISSS membawa karya berupa VMARS - v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station untuk menyuguhkan rencana pembangunan Analog Mars pertama di Asia Tenggara yang akan dibangun di Indonesia.
“Pembangunan VMARS ini adalah kolaborasi dari 5 unsur yakni Pemerintah, Universitas, Praktisi, Swasta, dan Komunitas Antariksa,” kata Venzha dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/3).
Karya lainnya yang juga dipresentasikan adalah koleksi dari v.u.f.o.c Museum yang membawa koleksi 62 komik vintage dan langka karya komikus Indonesia dari era 1930 sampai 1980.
Vice President dari ArtScience Museum Singapore, Honor Harger dalam sambutan pembuka di acara konferensi pers pameran MARS : The Red Mirror. Foto : ISSS
Yang unik dari koleksi ini adalah sederetan komik karya komikus era vintage yang khusus mengusung tema Antariksa, Eksplorasi Luar Angkasa, dan Planet Mars.
ADVERTISEMENT
“Era “Space Age” yang dipilih untuk dipamerkan kali ini adalah juga merupakan era keemasan perkembangan komik fiksi ilmiah (Sci-fi) di Indonesia,” ujarnya.
Pameran ini diselenggarakan selama setengah tahun, dari November 2023 sampai April 2024 mendatang. Sejumlah seniman internasional lain juga turut berpartisipasi, seperti Luke Jerram, Michael Najjar, Florian Voggeneder, Alexandra Daisy, dan Nero Cosmos. Sedangkan kurator pameran tersebut adalah Juan Insua dan Dimitris Kontopoulos.