Sepak Bola, Usaha Arab Saudi Hidup tanpa Minyak

Konten dari Pengguna
13 Januari 2020 15:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sepak boal di Arab Saudi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sepak boal di Arab Saudi
ADVERTISEMENT
Secara tradisi, Piala Super Spanyol mempertemukan juara La Liga dengan Juara Copa del Rey, 2 x 90 menit kandang tandang di awal musim sebagai penanda bergulirnya musim baru kompetisi La Liga. Namun, derby Madrid menjadi partai final format baru Super Copa de Espana. Dua tim ini, adalah tim undangan yang bukan jawara La Liga ataupun finalis Copa del Rey musim sebelumnya. Duo Madrid mendapat berkah dari perubahan format, buah kerjasama 3 tahun antara RFEF (PSSI-nya Spanyol) dengan General Sports Authority Kerajaan Saudi Arabia.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana lazimnya, setiap perubahan tradisi tentu mendapat tentangan. Javier Tebas, Presiden La Liga menyatakan penolakannya, terutama karena pembajakan siaran Liga-liga besar Eropa dan olahraga internasional untuk area Arab oleh beoutQ, padahal sejatinya siaran di kawasan teluk adalah milik beIN perusahaan asal Qatar. Media-media utama Spanyol pun tidak ingin membayar untuk mendapatkan hak siar turnamen mini tersebut. Fans-fans lokal dari empat kesebelasan juga merasa berat untuk datang langsung ke stadion.
Pada musim sebelumnya, Piala Super Spanyol 2018 yang mempertemukan Barcelona dan Sevilla berlangsung di Maroko dalam satu pertandingan saja di awal musim. Itulah kali pertama Piala yang dipertandingan sejak 1982 tersebut diadakan di luar wilayah Spanyol. Bisa dimaklumi sebagai sebuah ancang-ancang pada perubahan yang lebih drastis.
ADVERTISEMENT
Nada Sumbang
Ernesto Valverde menyatakan ketidaksukaanya pada format baru ini. Selain karena lebih mudah baginya dan Barcelona untuk meraih tropi Super Spanyol jika hanya menghadapi Valencia dalam dua pertandingan di Mestalla dan Camp Nou, juga karena skuad asuhannya beserta tim lainya harus menempuh jarak yang cukup jauh. Tidak ideal memang untuk pemain, melintasi benua untuk sebuah mini turnamen domestik. "Intinya adalah sepak bola telah menjadi bisnis, itulah sebabnya kita semua ada disini" kata Valverde pada konferensi pers jelang pertandingan melawan Atletico.
Semua karena uang. Seolah-olah perjalanan lintas benua Les Cules dan tim-tim Eropa lainnya di awal musim hanya untuk foto bareng penggemar.
Barcelona kalah 2-3 melawan Atletico Madrid di semifinal, menggagalkan final idaman dan keberlimpahan keuntungan bagi penyelenggara pada el clasico. Potensi laba yang bisa dihasilkan jika partai final mempertemuakn Barcelona vs Real Madrid sekitar 10 juta euro. Penonton Saudi tak seberuntung penonton Amerika yang pernah menyaksikan laga terpenting tersebut di ajang ICC 2017 di tanah mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Valencia dan suporternya lah yang paling tersakiti dari format baru ini. Sebagai juara Copa del Rey, Los Che wajib mengikuti Piala Super Spanyol. Bayang-bayang melawan Barcelona selaku juara La Liga di Mestalla yang penuh oleh penggemar sirna. Los Che justru harus melawan Real Madrid di King Abdul Aziz Stadium di Jeddah Arab Saudi.
Parahnya, dari keempat kontestan, Valencia lah yang paling tidak populer sebagai merk dagang. Konsekuensinya bayaran klub yang diasuh Albert Celades ini paling kecil dari semua kontestan. Terbang sejauh 6 ribu kilometer untuk langsung kalah dan hanya mendapat bayaran 2 juta Euro.
Sambutan Meriah Suporter Arab
Ilustrasi suporter bola Arab Saudi. Foto : Pixabay
Publik Arab Saudi masih bisa bergembira, karena menyaksikan secara langsung derby Madrid di Jeddah sebagai ganti El Clasico yang gagal terwujud. Sejak kebangkitan Atletico Madrid di bawah asuhan Diego Simeone, derby Madrid mendapat perhatian yang lebih, menjadi salah satu derby terpanas di dunia. Toh Lionel Messi sudah mencetak gol di semifinal, terlebih sudah tidak ada Ronaldo vs Messi lagi di el clasico.
ADVERTISEMENT
Kembali ke Desember tahun lalu, Arab Saudi menjadi tuan rumah Super Copa Italiana antara Juventus dan Lazio. Bukan hal yang asing bagi Italia untuk memainkan Piala Super mereka di tanah seberang. Sebelumnya mereka pernah mengadakannya di China dan Qatar, dan tahun 2019 Piala Super Italia dua kali dimainkan di Arab Saudi. Dua laga final di awal dan akhir 2019 yang melibatkan Juventus. Ada Ronaldo di sana yang bisa memuaskan penonton.
Dalam pertandingan tersebut, Juventus bahkan mengenakan jersey edisi khusus. Jersey kebanggaan Juventus yang terkenal itu bertuliskan aksara Arab dan nomor punggung yang juga memiliki corak kaligrafi Arab.
Didesain oleh seniman kaligrafi Shaker Kashgari, yang oleh petinggi Juventus disebut sebagai upaya untuk menghormati bentuk seni tradisional. Kostum ini dibuat sebanyak 500 buah, dijual hanya di Jeddah dan Riyadh. Penggemar hanya bisa memilih dari lima pahlawan mereka di Juventus; Paolo Dybala, Cristiano Ronaldo, Miralem Pjanic, Giorgio Chiellini, dan Matthijs De Ligt. Seperti yang sudah diduga, jersey yang dibandrol 250 Euro ini laris manis. Uniknya, di web store resmi Juventus, hanya jersey bertulis nama Ronaldo yang belum dilabeli 'sold out'.
ADVERTISEMENT
Supercoppa Italiana di Riyadh terbilang sukses, stadion King Saud University Stadium yang berkapasitas 25.000 dipenuhi 23.631 penonton. Lazio menjadi juara setelah mengalahkan Juventus 3-1. Simone Inzaghi sekali lagi menunjukkan kapasitasnya sebagai 'penjinak' Juventus dalam sebuah pertarungan yang memanjakan mata. Meskipun begitu, pemandangan Cristiano Ronaldo mencetak gol lalu mengeluarkan selebrasi khasnya dan akhirnya mengangkat tropi lebih diidamkan.
Di stadion yang sama, sebagaimana dilansir whatculture, pada 2018 lalu, diadakan WWE Crown Jewell yang juga terbilang sukses, sebagai bagian dari kesepakatan 10 tahun senilai 450 juta dollar, setelah sukses besar di acara WWE Greatest Royal Rumble di Jeddah pertengahan tahun yang sama.
Promosi Keterbukaan
Ilustrasi Arab Saudi. Foto : Pixabay
Saudi Arabia memang tengah giat mempromosikan dirinya sebagai negara yang hangat dan terbuka pada perubahan. Reformasi besar-besaran secara budaya adalah syarat yang mesti dilakukan demi mewujudkan Visi 2030. Era baru perekonomian yang tidak mengandalkan minyak.
ADVERTISEMENT
Pangeran Abdul Aziz bin Turki Al-Faisal, selaku kepala General Sports Authority (GSA) mengatakan, " kami telah sangat siap untuk menjamu empat tim top dari Spanyol, dan saya yakin fans sepakbola di Arab Saudi sangat gembira melihat aksi tim favoritnya. Saudi akan menyambut tim-tim elit Spanyol tersebut di stadion terbesar kedua di wilayah kerajaan, di kota pusat komersial kerajaan.”
Menyelenggarakan event olahraga global adalah bagian dari rencana jangka panjang Arab dengan mendorong kepercayaan sebagai aktor internasional melalui olahraga. Arab Saudi sebelumnya telah menjadi tuan rumah beberapa event, seperti Juventus melawan Lazio, Brazil melawan Argentina, balapan Formula E, pertandingan tinju Joshua-Ruiz, turnamen golf Eropa, pertandingan eksibisi tenis, rally Dakar, dan masih banyak lagi yang akan datang.
ADVERTISEMENT
“Salah satu visi kunci dalam 'visi 2030' adalah untuk mempromosikan dan menumbuhkembangkan olahraga di dalam kerajaan," kata Pangeran Abdul Aziz.
Liga Italia memliki kontrak dengan Saudi arabia untuk memainkan tiga Super Coppa selama lima tahun di sana. Untuk itu pihak GSA membayar 21 juta Euro untuk penyelenggaraan 3 edisi super coppa dalam lima tahun pada Liga Italia.
Sementara itu RFEF menerima 120 juta euro untuk tiga tahun kerjasama, yang juga melibatkan rencana pengembangan sistem liga perempuan di Saudi Arabia. Otoritas sepakbola Spanyol dan Italia mengabaikan keluhan beIN yang dibajak hak siarnya di kawasan Arab. Sebagai perbandingan, beIN yang menjanjikan keuntungan sekitar 500 juta Euro pada hak siar Serie A. Jumlah itu adalah 50 % dari pendapatan Serie A dari hak siar luar negeri.
ADVERTISEMENT
Penonton Perempuan
Perempuan diizinkan masuk stadion di Arab Saudi Foto: Reuters/Faisal Al Nasser
Berbicara mengenai perempuan di Saudi, RFEF memperjuangkan agar perempuan bisa diijinkan masuk stadion, duduk di manapun sesuai tiket dan mengenakan pakaian sesuai dengan yang mereka sukai. Sebagai bagian dari kesepakatan yang ditandatangani RFEF dan GSA.
"Perempuan bisa memasuki semua even ini, tidak ada pembatasan pada perempuan di negeri kami," kata dua besar Arab Saudi untuk Spanyol Mansour Bin Khalid Al Farhan Al Saud pada Marca. Reformasi di Arab sekarang memang mengijinkan perempuan memasuki stadion sejak 2018.
Sementara itu, Hatice Cengiz, tunangan Jamal Kashogi (wartawan Washinhton Post yang diduga dibunuh oleh orang suruhan kerajaan Saudi) mengaku patah hati setelah mendengar kabar pertandingan Supercoppa Italiana akan dilangsungkan di Arab Saudi. "Sangat menyedihkan melihat sebuah negara yang dituding melakukan pembunuhan terencana mendapatkan hadiah menggelar pertandingan sepakbola Italia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Saya mengerti sisi ekonomi dari pertandingan tersebut. Saya juga mengerti bahwa tidak mungkin melakukan boikot, bahwa semuanya sudah dijadwalkan. Tapi, tahukah Anda bahwa laga itu akan digunakan secara politis, untuk mempromosikan suatu negara lewat sepakbola, sesuatu yang Anda cintai".
Lepas dari Ketergantungan Minyak
Ilustrasi Saudi Aramco. Foto : oilandgasvisionjobs
Sebelumnya, RFEF dan semua otoritas sepakbola di bawah naungan UEFA telah diperingatkan oleh presiden UEFA Alexander Ceferin untuk tidak menyelenggarakan kompetisi domestik di Arab Saudi dan negara bermasalah lainnya. Menurut marca, pengabaian oleh RFEF itu dilandasi oleh kesepakatan senilai 40 juta euro per tahun, yang akan digunakan untuk megembangkan sepakbola di negara yang menjuarai Piala Dunia 2010 tersebut.
Pertandingan tetap digelar, tak peduli pada sekian suara penolakan atau nada sumbang lainnya. Derby Madrid sudah cukup lumayan untuk sebuah partai final di negeri seberang. Sebanyak 59.053 orang hadir untuk memenuhi stadion berkapasitas 62.000. Laga panjang yang dibumbui keributan kecil disudahi dengan adu tendangan pinalti. Real Madrid menang 4-1. Zinedine Zidane memenangkan tropi kesembilannya dalam sembilan final. Sergio Ramos mengangkat tropi dalam kegembiraan pesta.
ADVERTISEMENT
Arab Saudi memang tidak segencar Qatar ataupun Uni Emirat Arab dalam hal investasi sepakbola. Tapi fanatisme masyarakat Saudi terbilang kuat. Visi 2030 mengamanatkan kerajaan Saudi untuk hidup tanpa ketergantungan pada minyak. Masih akan ada banyak event berskala internasional di sini bertahun-tahun ke depan. Sepakbola, WWE, dan gelaran tinju dunia adalah awalan. Masih akan ada banyak kontrak fantastis lainnya sebelum cadangan minyak habis. Visi 2030 yang dicanangkan Arab Saudi akan lebih lengkap jika negeri penyelenggara ibadah haji umat Islam ini menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2030. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)