Sifilis DIY Melonjak, PKBI: Harusnya Pakai Kondom dan Tak Gonta-ganti Pasangan

Konten Media Partner
20 Mei 2023 17:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seseorang mengalami gejala sifilis. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang mengalami gejala sifilis. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merespons kasus penyakit kelamin sifilis di DIY yang mengalami peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir. Tingginya kasus sifilis tersebut dinilai menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat DIY tentang kesehatan reproduksi.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Direktur PKBI DIY, Budhi Hermanto, Sabtu (20/5).
Dia mengatakan, jika kesadaran masyarakat tentang kesehatan reproduksi sudah baik, mestinya kasus sifilis di DIY bisa ditekan dan tidak mengalami lonjakan dari tahun ke tahun.
“Kalau kesadaran mereka tentang kesehatan reproduksi sudah bagus, jumlah kasus sifilis di DIY harusnya tidak setinggi ini,” kata Budhi Hermanto.
DIrektur PKBI DIY, Budhi Hermanto. Foto: Istimewa
Banyaknya kasus sifilis di DIY, apalagi dari tahun ke tahun juga menunjukkan adanya peningkatan perilaku seks berisiko. Karena itu, menurutnya sangat penting digencarkannya pendidikan kesehatan reproduksi supaya kasus sifilis di DIY bisa ditekan.
“Sehingga mereka bisa mengantisipasi perilaku-perilaku seks yang berisiko, misalnya dengan menggunakan kondom, tidak gonta-ganti pasangan, dan sebagainya,” ujarnya.
Kerawanan penularan sifilis di DIY semakin mengkhawatirkan, pasalnya berdasarkan catatan Dinas Kesehatan DIY, baru sekitar 30 persen saja pasien sifilis yang sudah mendapatkan pengobatan. Hal ini membuat pasien-pasien yang belum mendapatkan pengobatan berpotensi menularkan penyakitnya ke lebih banyak orang lagi.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat yang sudah tertular juga harus sadar untuk segera berobat, karena dia juga berpotensi menularkan penyakitnya ke orang lain,” kata Budhi Hermanto.