news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Soal Nozel Pertamax yang Lebih Banyak dari Pertalite, Ombudsman Tunggu Laporan

Konten Media Partner
5 April 2022 19:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Antrian BBM di Yogyakarta. Foto: Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Antrian BBM di Yogyakarta. Foto: Widi Erha Pradana
ADVERTISEMENT
Kepala Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Budi Masthuri, mengatakan ada kemungkinan Ombudsman melakukan pengawasan terhadap kemungkinan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang melakukan praktik tidak sehat dalam menjual bahan bakar Pertamax maupun Pertalite.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Budi Masthuri setelah sebuah unggahan seorang pengguna media sosial Twitter, @yadhihrmasakini, yang mengeluhkan panjangnya antrean jalur pembelian Pertalite di sebuah SPBU di Jogja viral. Dalam unggahannya, @yadhihrmasakini menduga ada niat tak baik dari pengelola SPBU karena dari empat Nozel bahan bakar untuk sepeda motor, hanya satu yang berfungsi untuk Pertalite, sedangkan tiga lainnya untuk Pertamax.
“Ya, nanti akan ditelaah terkait kewenangan dan substansinya,” kata Budi Masthuri saat dihubungi, Selasa (5/4).
Namun Budi mengatakan bahwa ORI DIY sampai saat ini belum mendapatkan laporan resmi dari masyarakat terkait dengan masalah penjualan bahan bakar di SPBU. Laporan dari masyarakat tersebut nantinya akan jadi dasar dari ORI DIY untuk melakukan pemantauan atau pemeriksaan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
“Sebaiknya ada laporan yang masuk dulu, kami masih menunggu laporan kalau memang ada dugaan kecurangan,” lanjutnya.
Kewenangan Ombudsman menurut Budi juga terbatas, karena hanya berwenang mengawasi pelayanan pemerintah. Sementara banyak SPBU yang dimiliki oleh swasta sehingga Ombudsman sulit untuk melakukan pengawasan lebih jauh.
“Kalau SPBU milik pemerintah atau BUMN, bisa, karena pada dasarnya ORI tidak berwenang mengawasi swasta,” ujar Budi Masthuri.
Antrian BBM di Yogyakarta. Foto: Widi Erha Pradana
Sejak pemerintah resmi menaikkan harga Pertamax ke angka Rp 12.500, disparitas antara harga Pertamax dan Pertalite menjadi semakin lebar sampai hampir Rp 5 ribu per liter. Melebarnya disparitas harga itu mengakibatkan pengguna Pertamax mulai beralih ke Pertalite, sehingga antrean di jalur Pertamax di sejumlah SPBU jadi semakin panjang.
Pengguna akun Twitter @yadhihrmasakini sebelumnya sempat mengungkapkan kekesalannya saat mengantre di sebuah SPBU di Yogyakarta. Dia menyayangkan kebijakan pengelola SPBU yang tidak menambah tempat pengisian untuk Pertalite, bahkan jumlah tempat pengisian Pertalite lebih sedikit ketimbang tempat pengisian Pertamax. Padahal, jumlah pembeli Pertamax jauh lebih sedikit ketimbang pembeli Pertalite.
ADVERTISEMENT
“Tujuannya jelas supaya antre langka dll, Pertalite harus pindah ke Pertamax,” tulis @yadhihrmasakini.
Unggahannya sempat viral, diretweet hampir 1.600 kali dan disukai lebih dari 4.300 kali. Kami sudah mencoba mengonfirmasi ke pihak pengelola SPBU terkait dan ke Kantor Cabang Pertamina Yogyakarta di Jalan Mangkubumi, namun semuanya tak berkenan untuk memberikan tanggapan.