Tak Mau Cuan Hanya dari Pariwisata, Jogja akan Jadi Kota Insinyur
ADVERTISEMENT
Selama ini pariwisata masih jadi sektor utama yang menopang perekonomian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kondisi itu membuat perekonomian DIY sangat rentan, bahkan jadi salah satu yang paling terdampak oleh pandemi. Karena itu, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DIY menginginkan pengembangan industri teknologi supaya pariwisata tak jadi satu-satunya tulang punggung perekonomian daerah.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum KADIN DIY, Hermawan Ardiyanto, mengatakan bahwa situasi tersebut jangan sampai terulang, sebab pandemi sangat mungkin terjadi lagi di masa depan. Karena itu, dibutuhkan sektor lain yang bisa jadi pendukung perekonomian DIY.
Hermawan menyoroti banyaknya ilmuwan dan peneliti di Jogja, yang selama ini sudah memiliki sangat banyak membuat temuan-temuan yang sudah siap masuk tahap produksi. Persoalannya, sebagian besar ilmuwan tak paham bagaimana memasarkan hasil risetnya supaya bisa diaplikasikan secara luas. Karena itu, menurutnya butuh peranan KADIN untuk bisa menghubungkan para inventor atau insinyur di Jogja dengan investor atau pasar.
“Harapannya selain jadi kota pariwisata dan pendidikan, ke depan Jogja juga bisa jadi kota insinyur,” kata Hermawan Ardiyanto di sela acara Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) KADIN DIY di Royal Ambarukmo, Sabtu (29/1).
Saat ini, ada sekitar 50 produk teknologi dari para inventor di Jogja yang sudah siap untuk diproduksi dan dijual belikan. Mulai dari teknologi di bidang produksi, teknologi informasi, printer 3D, otomotif seperti mobil listrik, hingga produk-produk kesehatan.
ADVERTISEMENT
Namun, arah pengembangan industri teknologi ini menurutnya tak mungkin ke arah industri massal dengan kapasitas besar. Sebab, wilayah Yogyakarta relatif kecil dengan lahan yang mahal, serta basisnya adalah kota wisata, bukan kota industri. Karena itu, pengembangan industri teknologi di Jogja akan diarahkan ke skala kecil namun basisnya adalah high technology dengan nilai tambah yang besar. Hal ini menurutnya tidak akan sulit, mengingat Jogja memiliki potensi sumber daya manusia yang level keahliannya tinggi.
“Jadi meskipun produksinya mungkin tidak terlalu besar, namun kita bisa mendapatkan nilai yang tidak kalah besar sehingga sektor baru ini bisa jadi pendukung perekonomian Jogja di masa yang akan datang,” ujarnya.
Untuk mewujudkan Jogja sebagai kota para insinyur atau inventor, KADIN menurutnya akan terus mengadakan agenda-agenda untuk mempertemukan para inventor di Jogja dengan calon-calon investor. Misalnya melalui pameran-pameran karya para inventor sehingga bisa langsung bertemu dengan pasar dan calon investor.
Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) DIY, Tribudi Utama, menyambut baik rencana KADIN DIY untuk mendongkrak perkembangan industri teknologi di Yogyakarta. Dia mengakui, selama ini para inventor atau peneliti memang menemui kendala untuk memasarkan produk-produk yang mereka hasilkan.
ADVERTISEMENT
Selain berusaha untuk lebih relevan dengan kebutuhan pasar, PII DIY juga akan mendorong para inventor supaya bisa mengarahkan pasar ke arah yang lebih positif. Misalnya melalui produk-produk yang lebih ramah lingkungan dan sehat. Karena itu, PII DIY menurutnya akan lebih aktif merangkul ratusan perguruan tinggi di Jogja supaya dapat menghasilkan inovasi yang lebih maju dan relevan dengan tantangan zaman.
“Sangat mungkin Jogja jadi kota insinyur, kita akan memperkaya brand Jogja tidak hanya sebagai kota wisata dan pendidikan, sehingga kita akan lebih aktif menghubungkan para inventor, pasar, dan investor,” kata Tribudi Utama. (Widi Erha Pradana / YK-1)